Friday, February 13, 2009
Wayang Orang Warisan Keraton Surakarta
Pertunjukan wayang orang menjadi satu peninggalan budaya Keraton Surakarta yang tersisa. Sejak kepemimpinan Pakubuwono ke-X, pertunjukan wayang orang tak lagi milik keluarga istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang berusia lebih seabad itu, kini seakan tertidur lelap, tak terdengar kabarnya lagi. Reporter KBR68H Nanda Hidayat berkunjung ke Solo Jawa Tengah untuk melihat pertunjukan wayang orang yang masih bertahan ditengah terpaan pertunjukan modern.
Audio: Suasana wayang orang
Lakon tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo Jawa Tengah. Judul lakon ini adalah ‘Sakuntala’, sebuah cerita Jawa Kuno, yang memberi pesan moral akan kesetiaan suami kepada istrinya.
Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertujukan yang berlangsung pada Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo diguyur hujan seharian, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20-an yang terisi penonton. Suasana pun nampak lengang meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan Petruk kerap menghibur penonton.
Audio: Suasana wayang orang
Meski sepi, setiap hari selalu disajikan cerita yang berbeda. Dengan begitu, dalam setahun ada 365 cerita yang harus disiapkan sejumlah sutradara. Salah satu sutradaranya adalah Dewoso, yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000 lalu.
Audio: Kami punya program dalam satu tahun ngak ada yang sama, paling tidak menyeiapkan 365 cita dan refrensi buku yang tua hanya di Sriwedari kalau yang muda itu saya kasih yang asli dari India. syarat-syarat Pusnopropwojo atau syarat-syarat yang ada di Keraton Surakarta harap dibaca
Audio: Suasana pebelian tiket
Penonton hanya perlu mengeluarkan uang 3 ribu rupiah untuk menonton pertunjukan yang berlangsung selama tiga jam, dari pukul 8 hingga 11 malam. Puji Maharani seorang penjaga tiket, nampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu penonton di loket karcis. Hingga 10 menit pertunjukan dimulai, baru 13 tiket yang laku terjual.
Audio: Wah hari ini 11 mas dan 13 sama yang dua tadi. Biasanya sampai 20-26 hari biasa, kalo hariminggu lebih dari 100, hari Minggu saja yang rame. Ada 500 kursi, tiap hari rata-rata 25 banyak yang kosong, kalau malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang rame sekali, kalau hari biasa sepi tadi malam cuma 14.
Gedung wayang orang Sriwidari terletak sekitar dua kilometer dari Keraton Kasunanan Surakarta. Di depan gedung seluas 600 meter itu, terdapat patung Gatot Kaca dan Srikandi. Ada juga spanduk bertuliskan “Cintailah Budaya Negeri Kita”. Sayanganya, gedung kesenian berasitektur tua itu nampak tak terawat dengan baik. Atap atas gedung terlihat rusak dan dinding gedung sulit dibedakan apakah berwarna putih atau kuning. Untunglah, sebagian penonton masih merasa nyaman berada di dalamnya karena dilengkapi mesin pendingin ruangan dan bangku kayu yang masih berfungsi baik.
Audio: Suasana tempat hiburan
Dua ratus meter di depan gedung wayang orang Sriwedari terdapat tempat hiburan keluarga dan anak-anak. Tempat ini nampak ramai pengunjung meski harga tiketnya lebih mahal. Suasana yang begitu kontras dengan gedung wayang orang.
Audio: Suasana tempat hiburan
“Kesetiaan Melestarikan Peninggalan Kebudayan Keraton.” Itulah kunci yang menjadi panutan masyarakat Solo untuk tetap mempertahankan keberadaan wayang orang. Adalah kebanggaan tersendiri bagi 80 anggota wayang orang Sriwedari yang tetap bertahan di tengah terpaan pertunjukan modern. Dewoso, koordinator yang sekaligus penari wayang orang Sriwedari, berkomitmen tetap melestarikan pertujukan wayang orang yang sudah ada sejak Raja Pukubuwono ke X, atau lebih dari seabad silam.
Audio: Wayang orang Sriwedari itu sudah satu abad lebih, dulu itu budaya keraton surakarta yang pada masa pemerintahan Pakubuwono X itu sebagai himbuan raja kareana bukan asli budaya solo keraton maka dimasukkan ke taman sriwidari untuk hiburan masyarakat umum, itu sekitar tahun 1921
Dewoso pun bertekad mengembalikan kejayaan pertunjukan wayang orang seperti di era 80-an.
Audio: Masa kejayaan itu seitar 80-an masa Pak Surono, Bu Darsih dan Pak Rusman, dan setelah Pak Rusman meninggal itu sekitar 99 hingga 2003 kita bisa dibilang mati tak mau dan hdup juga enggan…
Ibarat magnet, pertunjukan wayang orang telah menyatu dengan masyarakat Solo. Tak ada hari tanpa pertunjukan. Mahrani Purjono, pedagang minuman di gedung wayang Sriwedari, ikut jadi saksi naik turunnya jumlah penonton wayang orang. Meski tak memperoleh untung banyak dari berdagang selama 51 tahun di sana, Mahrani bangga menjadi bagian dari peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta.
Audio: Bahasa Jawa : sekitar tahun seket siji iya.. ya ndak anu, malam minggu aja rame.. dulumasih dipager kawat. Ya ndak pindah kasih, boten pindah yang penting seketik-seketik sekalian nonton. boten.. paling 5000 [Artinya : Saya sudah berjualan selama 51 tahun di sini, yang tidak mau pindah kasian. Ramenya sih bisanya malam minggu. Kalau dulu rame, dulu masih dipagar kawat belum gedung seperti sekarang. Saya ngak pindah, baitr untungnya dagang Cuma sedikit-sedikit sekalian nonton.. paling untungnya 5000 aja]
Pemerintah daearah kota Solo memasukkan pertunjukan wayang orang sebagai budaya Keraton Kasunanan Surakarta yang harus dilestarikan. Karena itu, menurut kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo, Purnomo Subagio, pentas wayang orang di gedung Sriwedari harus dipertahankan meski terkendala banyak masalah.
Audio: Itu wayang orang itu tiap malam mesti pentas meski ngak ada yang nyaksikan itu harus pentas. Problemnya itu fisik bangunan , peralatan yang harus dibenahi kita belum tahu itu tergantun kebijakan kepala daerah agar wayang orang ini kembali digemari oleh msyarakat, khusunya oleh masyarakat Surakarta.
Tapi niat dan komitmen saja tak cukup untuk melestarikan pertunjukan wayang orang. Perbaikan apa saja yang dibutuhkan demi keberlangsungan hidup wayang orang Sriwedari di Surakarta?
Audio: Suasana wayang orang
Audio: Untuk pelestarian budaya kami tetap aksis karena ikon kota solo khususnya ialah wayang orang dan di Indonesia hanaya satu yang eksis yaitu hanya di Sriwedari. Mungin sudah mendapat dari luar nmegeri bahwa wayang orang ini tolak ukur budaya wayang orang
Ketertarikan Dewoso untuk mempelajari wayang orang dimulai sejak usia kanak-kanak. Kini dia bertugas memimpin para penari dalam pertunjukan wayang orang di Gedung Sriwedari, Solo. Selain sebagai sutradara, Dewoso turut bermain di tiap pementasan. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga saat pentas di mancanegara.
Audio: Suasana wayang orang
Bersama 80 anggota penari wayang orang Sriwedari lainnya, Dewoso telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo sejak 2000 lalu. Tugasnya menari di panggung Sriwedari, ramai ataupun sepi penonton. Dia bangga bisa ikut melestarikan budaya Keraton Kasunanan Surakarta yang berumur lebih dari 100 tahun. Bahkan, darah seni yang mengalir dari keluarganya kini turun ke sang anak yang juga mulai belajar menari.
Audio: Bergabung di wayang orang jadi kami diangkat sebagai pegawai negeri sipil tapi khusus untuk pelestarian budaya wayang orang, saya secara peribadi melaksanakan tugas dan banga karena bisa menyalurkan apa yang ada dalam diri saya. sya berlatar belakang dari keluarga seniman, saya juga seniman, anak saya juga. saya merasa bangga sekali dan saya total..
Materi bukan ukuran kepuasan bagi anggota Wayang Orang Sriwedari. Tri Haryanti, salah satu penari, justru merasakan tingkat kepuasan yang tinggi setiap kali mampu membawakan lakon dengan baik setiap kali pentas. Tapi kekecewaan tak bisa ditutupi saat pementasan sepi dikunjungi penonton.
Audio: Main disini seneng, kerja disini soalnya kerjanya santai, kalau sepi kecewa tapi sudah biasaya. tapi anggap saja banyak penontonya biar semangat kerja. bangga.. bangga sekali bahkan pengennya ebih maju agar penontonnya banyak gitu aja…
Audio: Suasana wayang orang
Supaya penonton wayang orang membludak lagi seperti dulu, perlu ada banyak perbaikan. Mulai dari cerita yang dibawakan, juga tata lampu dan pencahayaan, tata panggung serta bahasa yang dipakai.
Audio: Suasana wayang orang
Bambang Sugiyanto sudah menonton wayang orang Sriwedari sejak usia kanak-kanak. Meski ia adalah penutur bahasa Jawa, ia mengaku kerap tidak mengerti lakon yang ditampilkan dalam pertunjukan tersebut.
Audio: Jujur sebenarnya hanya diajak kakak sya kesini. saya ngak tahu ini. itu masukan bagi kakak saya yang kebetulan kepala bidang pariwisata, saya ngak tahu lakonnya dan mungkin karena saya orang jawa jadi saya tahu mau kemana ceritanya..
Sembari menunjuk panggung yang tak terlalu terang, Bambang Sugiyanto menekankan pentingnya perbaikan di teknologi pencahayaan, latar panggung serta suara. Kata Bambang, masalah ini kerap dikeluhkan penonton.
Audio: Sebenarnya saya perlu kasih masukan untuk perbaikan. misalnya waktu saya kecil terlihat terang sekarang kurang misalnya dari unsur pencahayaan. terus mungkin mestinya isa masukan untuk theknoligi seperti pake LCD. tapi apakah itu akan merubah dari ketradisionlanya iitu belum tahu. munkin diperbaiki dari pencahayaan dan multimedia karena anak muda sekarang senangnya dengan theknologi
Masyarakat Solo menaruh harapan besar kepada pemerintah setempat untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan wayang orang. Tapi dana jadi kendala, kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo, Purnomo Subagio.
Audio: Memang masih membutuhkan dana yang cukup besar kita perioritaskan dimasalah ekonomi dulu untuk tahun ini memang masalah ekinomi dikota solo dulu. untuk wayang orang berjalan sepeerti adanay dulu.
Meski ada kendala di sini dan di situ, Purnomo bangga karena pelakon wayang orang bisa menyumbangkan 5 juta rupiah ke kas daerah setiap tahun.
Audio: Mereka itu sudah digaji PNS jadi tiap bulan, makanya tiap malam main meski ngak ada penontonnya. karcis masuk ke PAD satu tahun dapat erapa penjualan karcis ya ngan begitu banyak mungkin targetnya Cuma lima juta PAD karcis itu untuk satu tahun
Audio: suasana wayang orang
Audio: Untuk pelestarian budaya kami tetap aksis karena aikon kota solo khususnya ialah wayang orang dan di Indonesia hanaya satu yang eksis yaitu hanya di Sriwedari. mungkin sudah mendapat dari luar nmegeri bahwa wayang orang ini tolak ukur budaya wayang orang
Audio: Main disini seneng, kerja disini soalnya kerjanya santai, kalau sepi kecewa tapi sudah biasaya. tapi anggap saja banyak penontonya biar semangat kerja. bangga.. bangga sekali bahkan pengennya ebih maju agar penontonnya banyak gitu aja
Audio: Suasana wayang orang
[Nanda Hidayat | KBR68H]
foto: www.swaberita.com
Thursday, February 12, 2009
Transmigrasi, Masihkah Diminati?
Program ‘transmigrasi’ sangat erat dengan Orde Baru. Saat itu, penduduk di Pulau Jawa dipindahkan ke pulau-pulau lain yang relatif lebih sepi, demi mengurangi kepadatan penduduk di Jawa dan mengurangi kemiskinan. Salah satu provinsi awal penerima transmigran dari Jawa adalah Lampung, diantaranya ke Gedong Tataan. Setelah lebih 60 tahun berjalan, bagaimana program ini berjalan? Reporter KBR68H Taufik Wijaya mencari tahu, masih adakah yang berminat ikut transmigrasi? Berikut ceritanya.
Audio: (saudara, saat ini saya tengah menuju Kota Purbolinggo dengan ojek motor. Di kanan kiri saya nampak terhampar kebun singkong dan rumah para transmigran. Umumnya mereka datang dari Jawa sekitar 1950 an. Jalan di sini sudah teraspal. Rumah yang dihuni para transmigran adalah rumah permanen atau rumah yang menggunakan batu bata…) Audio: Suara lalu lintas Purbolinggo
Walaupun namanya Purbolinggo, ini bukan di tanah Jawa, tapi di Lampung Timur. Desa yang saya datangi bernama Taman Asri, yang dihuni lebih 700 keluarga transmigran. Ini adalah salah satu lokasi transmigrasi tertua di Indonesia, sejak program ini dicanangkan pemerintah pada 1950. Letaknya sekitar 2 jam perjalanan dari ibukota provinsi, Bandar Lampung.
Audio: Suara lalu lintas Purbolinggo Audio: Suasana desa, bunyi jangkrik
Saya menuju rumah Jamikan, transmigran yang usianya sudah 73 tahun. Usia boleh tua, tapi tubuhnya masih sangat bugar. Pak Mikan bercerita, ia diajak saudaranya bertransmigrasi pada 1953 dari kampong halaman, di Gunung Kidul, Yogyakarta. Usia Jamikan saat itu baru 18 tahun.
Audio: (Masalah ekonomi. Karena saya keluarga besar , ekonomi kurang, terpaksa saya ingin ke Lampung. Karena daerahnya subur makmur katanya. Apa yang dikelola jadi. Kita kan orang hidup pingin makan, dan akhirnya masuk ke Taman Asri) Audio: Suasana desa, bunyi jangkrik
Audio: ( transmigrasi disini dapat tanah 1 hektar dan halaman setengah hektar. Transmigran juga dapat rumah darurat…)
Rumah darurat itu berdinding bambu, beratap ilalang kering, berukuran sekitar 6 kali 9 meter. Sebagai bekal, para transmigran diberi alat pertanian dan bantuan makanan.
Audio: (Sulit tidak beradaptasi dengan alam dan lingkungan di sini pada awalnya? Memang kalau saya rasa memang sulit. Karena dulu itu Pembina apapun belum ada seperti Pembina pertanian belum ada. (Fasilitas) Pendidikan belum seberapa. Sehingga adik adik saya tak meneruskan sekolah) Audio: Suasana mencangkul di kebun
Tanah sehektar yang diperoleh Jamikan lantas ditanami padi, jagung dan singkong.
Audio: (karena saya di Jawa sudah mengikuti orang tua bertani, jadi membuka tanah di sini mudah. Karena di sini tanahnya selain subur juga tidak miring-miring seperti di Gunung Kidul. Hanya di sini termasuk masih Rimba. Bagaimana dengan ancaman binatang buas? Ada monyet, harimau, gajah tidak ada dan Babi hutan Mengganggunya dengan tanaman. Tidak dengan orang)
Saban tahun, Jamikan bisa memanen 3 ton padi per hektar.
Audio: (tahun 50 an itu kalau singkong, belum bisa diperkirakan (hasilnya) kalau padi bisa mencapai 3 ton. kalau singkong hanya sedikit sedikit saja. Hasil panen langsung dijual? Tidak waktu itu belum ada istilah padi jual beli. Dulu itu ditimbun, dan dimakan untuk keluarga Audio: Suasana desa, bunyi jangkrik
Kerja keras Jamikan sebagai transmigran di Lampung membuahkan hasil. Dari hasil pertanian, Jamikan yang hanya sekolah tingkat SD berhasil menghantarkan tujuh anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ada yang jadi sarjana, ada yang kini bekerja sebagai PNS.
Audio: ( Jadi insya alloh dengan berkat tuhan, saya dapat mengenyam hasilnya. Meski saya bukan transmigran asli. Tapi cita cita saya dari Jawa bisa tercapai. Sekarang saya bisa menyekolahkan anak saya sesuai dengan idam-idaman saya)
Sebelum mengakhiri perbincangan, Jamikan menitip pesan. Ia meminta pemerintah terus memantau perkembangan transmigran yang baru merintis wilayahnya
Audio: (tapi kalau selalu dipantau pemerintah saban satu tahun sekali. Bagaimana perkembangannya dan bagaimana yang harus dilakukan pemerintah. Dan sekarang ka nada lembaga masing-masing pemerintah seperti pertanian, kesehatan dll. Saya harapkan pemantauan dilakukan di daerah manapun juga)
Saudara, setelah hampir 60 tahun berjalan, bagaimana kabar program transmigrasi kini? Masihkah diminati?
Siswono Judohusodo gundah karena lahan pertanian di Jawa terus menyusut. Mengutip data Sensut Pertanian 2003, sepanjang 10 tahun, luas pertanian mengecil 0,18 hektar. Bekas Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan era Pemerintah Soeharto mengatakan, kalau begini terus, petani terancam makin miskin.
Audio: (pada 2003 rata rata lahan yang dimiliki petani di pulau jawa sudah demikian sempitnya 0,3 hektar. Pada 10 tahun sebelumnya 1993, rata rata lahan petani di pulau Jawa mencapai 0,48 hektar. Nah menyempitnya lahan ini menjadi sumber kemiskinan petani. Oleh karena itu negara mesti menyediakan lahan yang lebih luas agar mereka semakin sejahtera)
Bagi Siswono, program transmigrasi sungguh relevan di zaman sekarang. Isu kemiskinan, kata Siswono, bisa ditangani dengan memindahkan sebagian penduduk, khususnya buruh tani yang miskin, ke luar Jawa. Supaya lebih sejahtera. Lewat transmigrasi, semua orang diberi kesempatan untuk bekerja dan mengolah sumber daya di pulau lain, seperti Papua, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
Audio: (menurut saya program ini lebih diperlukan saat ini dibanding masa lalu. Kenapa? Karena jumlah penduduk Indonesia bertambah 1,3 persen pertahunnya. Setiap tahun lahir 3,5 juta orang. 25 tahun lagi penduduk Indonesia mencapai 400 juta orang, dan mereka semua perlu makan beras jagung gula tebu dll. Kita tidak mungkin kalau tidak melakukan perluasan areal pertanian)
Sejauh ini, peminat transmigrasi masih tinggi, tapi justru pelaksanaan programnya yang terkendala. Begini alasan Direktur Perencanaan Teknis Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Depnakertras, Prasetyoadi Warsono
Audio: (kalau dari peminat masih banyak. Data terakhir peminat mencapai 125 ribu Kepala Keluaraga yang sudah mendaftar kepada kita tapi mereka masuk waiting list. Nah ini karena masalah kemampuan pendanaan kita yang kecil untuk program transmigrasi. Untuk itu perlu dukungan politis seperti yang disampaikan pak Sis, bahwa program ini perlu digiatkan dibanding masa lalu. Untuk itu kita perlu trobosan…)
Terobosan yang dimaksud Prasetyo adalah program Transmigrasi Swakarsa Mandiri. Program ini dipopulerkan bekas Menteri Transmigrasi Siswono Judohusodo. Dana, tak lagi jadi kendala, karena ongkos sepenuhnya ditanggung tramigran. Pemerintah hanya perlu menyediakan lahan untuk tempat tinggal dan pertanian bagi para transmigran.
Audio: (Jadi kalau zaman orde baru, rata rata penduduk yang dipindahkan saban tahunnya bisa mencapai 150 ribu kepala keluarga sekarang kemampuan pemerintah makin kecil. Sehingga Yang bisa diberangkatkan saban tahunnya hanya 12.500 KK. Tapi dari tahun ke tahun kami akan memperbesar program transmigrasi swakarsa mandiri…)
Langkah lain adalah lewat program Kota Terpadu Mandiri, KTM, kerjasama pemerintah pusat dan daera. Mulai 2007 sampai 2009, rencananya akan dibangun 20 KTM, yaitu di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Kembali Prasetyoadi Warsono
Audio: (Jadi diantara permukiman di desa tra nsmigrasi jadi kita bangun pusat pertumbuhan dengan fungsi perkotaan didalamnya. Jadi kita bangun kota kota kecil di tengah permukiman. Sebetulnya sudah kami rancang permukiman transmigrasi nantinya menjadi pusat pertumbuhan..)
KTM sengaja dirancang untuk mendekatkan tempat pemasaran hasil pertanian dengan lokasi tempat tinggal.
Audio: (selama ini memasarkan hasil pertanian mereka berjuang sendiri, dan menuju ke kota atau kabupaten itu jaraknya cukup jauh dan infrasstrukturnya masih sangat minim. Nah untuk itu akan kita dekatkan ke lokasi pemasaran. Kita juga berikan nilai tambah dengan pengolahan hasil kerjasama dengan swasta. MIsalnya kita bangun pabrik padi di lokasi transmigran. Sehingga nilai tambah dapat mereka nikmati)
Pemerintah Kabupaten Boalemo, Gorontalo, termasuk yang ada di garda terdepan mendukung program Kota Terpadu Mandiri. Tak bisa dipungkiri, program ini butuh kerjasama erat antara pemerintah pusat dan daerah. Bupati Boalemo Iwan Bokings
Audio: (kami bukan hanya menerima program KTM, kami juga mendukung pendanaan sebesar 60 miliarrupiah dalam dua tahun ini. kami kucurkan dana APBD itu untuk menunjang KTM di desa Pawonsari Gorontalo) Audio: Suasana mencangkul di kebun Audio: Suasana desa, bunyi jangkrik
Masih ada harapan di balik program transmigrasi. Tidak hanya masa depan yang lebih cerah bagi para transmigran, tapi juga menurunnya angka kemiskinan di masa mendatang.
Audio: Suasana mencangkul di kebun Audio: Suasana desa, bunyi jangkrik
[Taufik Wijaya | KBR68H]
foto: www.malaysia.pnm.my
Wednesday, February 11, 2009
Jajanan Berbahaya di Sekitar Kita
Zat-zat berbahaya seperti pengawet mayat formalin, pewarna tekstil Rhodamin B dan pemanis seperti Sakarin dan Asparthame setiap hari masuk ke tubuh anak-anak melalui jajanan yang mereka beli di sekolah. Di sini terjadi pelanggaran terhadap hak anak untuk mendapat mendapat kesehatan. Prihatin dengan kondisi ini Departemen Pendidikan Nasional meluncurkan program penataan kantin sehat. Reporter KBR68H Antonius Eko mencoba melihat lebih dekat jenis-jenis panganan yang berbahaya, serta upaya untuk melindungi kesehatan anak-anak.
Audio: suasana belajar
Murid-murid kelas 5 SD Negeri Rawa Kemiri, Kabayoran Lama, Jakarta Selatan serius mengikuti pelajaran agama. Mereka mengulangi kata-kata dalam bahasa Arab seperti dicontohkan guru. Saat itu pukul 08.50 pagi. Sepuluh menit lagi istirahat pertama.
Audio: suara lonceng
Begitu bel berbunyi, puluhan anak bergegas keluar kelas. Lantas keluar pagar sekolah, menyerbu tukang jajanan yang berderet di pinggir jalan.
Audio: suasana beli jajanan
Jajanan di sini aneka rupa. Ada mi bakso, mi ayam, siomay, batagor, cakwe, es krim, es sirup sampai aneka keripik rasa gurih-asin dalam kemasan plastik. Tinggal pilih mana yang disuka. Bakso dan cakwe disajikan dengan saus berwarna merah terang. Minumannya juga laris manis. Itu tuh, es sirup dalam kantong plastik kecil. Harganya murah meriah, cukup bayar dengan satu uang logam 500 perak.
Bagi anak-anak ini, aneka jajanan yang ditawarkan enak dan lezat. Tapi ada juga anak-anak yang tahu bahaya di balik jajanan ini. Kantin sekolah memang ada, tapi makanan yang dijual di tukang jajanan di luar sekolah lebih menantang; jenis, penampilan dan warnanya jauh lebih menarik.
Audio: ada..ada.. daging..daging nugget..takut..aku nggak pernah beli nugget..dagingmya bisa daging yang lain..sambelnya terbuat dari tomat busuk, belatung..jadi asem..(kok tetep beli diluar) abisan nggak ada tempat jajan yang lain..(kalau kantin disini ada nggak)..adaaaaaa…(kenapa belinya di depan)..ada di belakang..di depan lebih banyak makanannya…
Sayang Kepala Sekolah SD Negeri Rawa Kemiri menolak diwawancara soal kantin sekolah. ‘Takut salah kata,’ begitu dia bilang. Menurut si kepala sekolah, ada kok guru yang ditugaskan mengawasi jajanan di luar sekolah. Tapi hingga jam istirahat usai, tak ada satu pun guru yang melongok keluar.
Audio: suasana beli jajanan
Suasana beda dijupai di SD Percontohan Pondok Pinang 10 Pagi, Jakarta Selatan. Sejak jam masuk hingga pulang, pintu gerbang tertutup rapat. Saat jam istirahat, tak ada murid yang jajan di luar, meskipun masih ada juga pedagang yang mangkal di luar pagar sekolah. Kepala Sekolah Djunaedi mengatakan, murid-murid hanya mengkonsumsi makanan-minuman dari kantin sekolah. Orangtua murid diundang untuk terlibat dalam mengelola kantin. Harapannya, kualitas pangan yang disajikan terkontrol.
Audio: oh syarat mutlak nggak ada yang penting beliau mau dan bisa kita ajak kerjasama..pertama tujuannya bukan semata-mata untuk mencari keuntungan yang mutlak tapi juga mau memperhatikan tentang kebersihan, kemudian makanan yang dijual..kita sudah menentukan setiap lokasi atau pintu yang kita berikan kalau bisa berjualan jangan sama jenisnya sehingga ada variasi anak-anak untuk memilih… Audio: suasana kantin
Kantin di SD Percontohan Pondok Pinang 10 Pagi ini terlihat bersih. Ada tujuh pedagang di sana, masing-masing punya ruangan tersendiri. Aneka panganannya pun beragam ada bakso, somay hingga minuman ringan.
Penyediaan kantin dan jajanan yang bersih adalah bagian dari pemenuhan hak anak untuk hidup sehat.
Sekretaris Jendral Komisi Nasional Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait.
Audio: pertama kan hak anak itu kan yang harus dilindungi karena setiap orang, baik itu sekolah, orang tua, masyarakat wajib memberi perlidungan kepada anak..wajib memberi perlindungan dalam segala macam termasuk dengan jajanan anak itu..nah oleh karena itu ini harus dikampanyekan kepada orang tua juga..supaya lebih menyiapkan jajanan-jajanan yang dikelola orang tua sendiri..
Komnas Anak menekankan pentingnya orangtua menyiapkan bekal makanan-minuman untuk dibawa anak ke sekolah. Kata Aris, orangtua tak semestinya beralasan sibuk atau tak sempat, lantas memilih langkah praktis dengan memberikan uang jajan. Siap punya anak, harus siap bertanggungjawab atas kesehatannya, kata Aris.
Audio: itu adalah bentuk tidak bertanggung jawabnya orang tua..sudah tahu begitu bahwa banyak hal-hal yang instan, tidak higienis dan sebagainya tapi kita justru memberikan uang jajan. Sebenarnya uang jajan itu yang kita bisa kelola lalu kita buat jenis makanan yang sedang disukai anak-anak itu kan lebih higienis..nah kalau kita sudah berencana mempunyai anak dan keturunan maka kita harus memberi perhatian yang ekstra termasuk menghnidari anak mengkonsumsi jajanan yang tidak higienis tadi..
Membiarkan anak jajan sembarangan artinya mempertaruhkan kesehatan mereka. Survei tahunan yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI menunjukkan, pengawet terlarang masih saja dipakai di jajanan anak. Misalnya, formalin, yang sebetulnya dipakai untuk mengawetkan mayat, juga untuk antiseptic dan penghilang bau. Pewarna tekstil Rhodamin B dan pemanis seperti sakarin dan asparthame dengan dosis berlebih. Zat-zat ini berbahaya dan bisa menyebabkan keracunan, gangguan mental, hiperaktif sampai kanker.
Peneliti YLKI Ilyani S Andang menuturkan, perlu ada pembinaan, pengawasan dan penegakan hokum bagi para pedagang jajanan yang bandel. Apalagi YLKI tak pernah melihat adanya perbaikan kualitas jajanan anak sekolah.
Audio: misalnya dulu saya pernah dengar program dari Badan POM, mereka akan mengadakan lomba untuk pedagang grobak yang paling sehat atau apa gitu, tapi itu tidak jalan..tidak ada buktinya, tidak ada indikatornya..kalau kita melakukan perbaikan ada dong indikakatornya..mereka melakukan tiap tahun keliatan indikatornya seperti ini…nah itu yang tidak terlihat..tapi kita kalau kita ujuk-ujuk mereka salah dan ditangkat tidak bisa..karena kalau seperti YLKI kita melakukan pengujian dan kasih tau bahwa ini bermasalah…tapi ketika kita menguji lagi hasilnya sama saja..mereka sudah dikasi penyuluhan tapi liat temennya pake pewarna buatan yang lebih untung, lebih awet..akhirnya mereka bilang loh ini lebih untung dia nggak diapa-apain..saya lebih baik seperti dia juga gitu…
Sekolah diminta bersikap lebih tegas dengan membatasi jumlah pedagang yang mangkal di sekitar sekolah. Orangtua dan murid juga harus diberi pemahaman kalau jajanan tersebut berbahaya. Anak-anak, tambah Ilyani, punya pikiran yang sangat terbuka. Karenanya, orangtua dan guru bisa menanamkan ajaran yang benar soal makanan sehat.
Audio: jadi kalau ortu sudah bisa megajar sejak awal sudah memberitahu bahwa ini makanan yang berbahaya ini yang tidak..kamu jangan jajan di sekolah ini ibu bekali dengan kue dengan roti atau dengan makanan yang dibuat sendiri oleh ortu itu malah baik sekali dan itu akan berpengaruh sekali ke pikiran anak..saya punya banyak sekali contoh bahwa anak-anak yang sejak awal diwanti-wanti ortu untuk tidak jajan, itu tidak akan jajan walaupun godaan sedemikian besar disekitar sekolah..
Audio: ada..ada.. daging..daging nugget..takut..aku nggak pernah beli nugget..dagingmya bisa daging yang lain..sambelnya terbuat dari tomat busuk, belatung..jadi asem..(fade out)
Anak-anak saja ogah jajanan berbahaya, masa guru dan orangtuanya diam saja?
Audio: dan kita selalu menemukan hal yang sama seperti pengawet yang dilarang masih dipake, kemudian pewarna tekstil masih dipake, terus pemanis yang nggak jelas dosisnya sakarin, asparthame banyak sekali (fade out).. dari sambel ada pewarnanya, dari saos ada pewarnanya, dari kecap barangkali pake penyedap rasa..dari mie ada pengawet..sekarang makan mie pangsit ya pake sambel, pake kecap dia pake saos kan numpuk itu (fade out) .tidak baik kesehatan akan terjadi penumpukan lemak, IQ akan rendah dan akan menumbuhkan jenis-jenis penyakit yang tidak pernah diduga..
Temuan YLKI, Lembaga Konsumen Jakarta dan Komnas Anak menunjukkan, jajanan anak mengacam kesehatan anak. Ini mengundang keprihatinan Departemen Pendidikan Nasional, Depdiknas. Mulai tahun ini, Depdiknas punya program untuk membina penjual makanan yang mangkal di sekolah-sekolah. Anggarannya besar, yaitu 10 miliar rupiah per tahun.
Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Widaninggar Widjajanti mengatakan, program ini bernama ‘Penataan Kantin Sehat’. Untuk tahap awal, akan diuji coba di 28 provinsi. Depdiknas menggandeng Badan Pengawasan obat dan Makanan, BPOM serta Institut Pertanian Bogor, IPB.
Nantinya, setiap sekolah akan menerima dana bantuan untuk membenahi kantin. Tapi ada syaratnya.
Audio: lokasinya harus jauh dari sumber pencemaran seperti tempat penampungan sampah itu penting ya karena kalau nggak kan bisa dicemari oleh berbagai lalat dan sebagainya..dia memiliki sumber air bersih itu penting sekali untuk mencuci tangan, untuk mencuci alat-alat makan dan minum..lantainya mudah dibersihkan..ada tempat makanan yang tertutup..ada tempat cuci tangan siswa..ada tempat sampah yang tertutup…
Program Kantin Sehat memungkinkan sekolah menggandeng pedagang yang ada di luar. Demi menghindari konflik, kata Widaninggar.
Audio: ada sekolah yang membuat kebijakan anak-anak nggak boleh jajan di luar, lalu pintu gerbang dikunci supaya anak-anak nggak jajan di luar, apa yang terjadi? kepala sekolahnya di demo oleh penjual..kita harus mengerti bahwa ada faktor ekonomi bukan? Jadi satu cara yang baik saya lihat di beberapa sekolah di beberapa daerah itu pedagang-pedagang diajak masuk ke dalam tapi dengan syarat mereka harus mengikuti peraturan sekolah dan harus mau diberikan bimbingan…
Kantin juga jangan jadi ajang bisnis, begitu pesan dari Nurhasan, Lembaga Konsumen Jakarta. Kata dia, kantin jangan sampai kemasukan perusahaan yang memonopoli pasokan alat kebersihan.
Audio: ada juga yang saya tidak mau terjadi ya itu kemudian disitu ada semacam komersialiasi kemudian di aspek-aspek bisnis..dalam hal yang sederhana misalnya makanan sehat itu diawali dengan cuci tangan, kemudian apa yang kita lihat harus pake sabun nah…ini nanti kepentingan industri akan masuk..saya tidak setuju… Audio: suasana kantin
Sekjen Komnas Anak, Aris Merdeka Sirait meminta kantin sehat dibangun dengan suasana yang santai. Supaya anak bisa rileks setelah berjam-jam terkurung dalam ruang kelas yang kaku.
Audio: ya saya kira suasananya harus dibangun dengan suasana anak kan karena proses belajar mengajar kita itu kan indoor ketika dia punya waktu hanya setengah jam atau satu jam untuk beristirahat kan lebih pda melihat outdoor gitu kan..nah itu kan alami aja karena memang dunia anak seperti itu..tapi kalau misalnya tempatnya itu dibuat sedemikian rupa seolah-olah itu tempat rekreasi dan satu proses outdoor saya kira akan menarik…
Soal makanan yang disajikan, ini juga harus jadi perhatian. Peneliti YLKI Ilyani S Andang mengusulkan, makanan jangan mengandung terlalu banyak lemak, garam atau gula. Juga kantin harus menyediakan buah-buahan.
Audio: tapi juga mengandung…misalnya kayak buah kan segar sekali kalau di sekolah menawarkan buah-buah yang alami lokal Indonesia, tapi sangat bergizi sangat segar di udara terik matahari gitu kan..jadi dari sisi bahan tambahannya dari sisi jenisnya dari sisi higienitasnya harusnya diperhatikan
Kalau kantin sudah bersih, makanannya pun bergizi, kesehatan anak pasti lebih terjamin. Kepala Bidang Promosi Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM Endang Susigandhawati berpesan, anak harus diajari cara membedakan makanan yang sehat dan yang berbahaya. Jangan sampai memilih makanan hanya dari tampilan warna saja, karena warna yang menawan kadang mengandung bahaya.
Audio: cara-cara memilih pangan terutama bapak ibu mungkin jalan sama anaknya kalau mau jajan itu dilihat kantinnya itu pangannya tertutup, kemudian kalau kemasan seperti royal jelly atau gula-gula harus terdaftar harus ada nomor registrasi nomor pendaftaran ijin edar yaitu MD, kalau luar itu ML kemudian kalau industri rumah tangga PIRT, itu yang utama kalau nggak ada hati-hati belum tentu makanan itu sehat atau aman karena kemungkinan warnanya itu dari pewarna tekstil, kemudian dibungkusnya dengan apa? jangan mau kalau dibungkus dengan kertas koran..
[Antonius Eko | KBR68H]
foto: my.opera.com
Subscribe to:
Posts (Atom)