Friday, January 9, 2009

Si Buta yang Istimewa


Terlahir buta bukan berarti dunia berhenti berputar. Profesi yang bisa dijelajahi pun tak hanya tukang pijat atau berakhir di jalanan sebagai pengemis. Pemuda 27 tahun ini membuka mata kita semua, orang buta bisa ikut menggenggam dunia. Namanya Eko Ramaditya Adikara. Dia menjadi orang Indonesia pertama yang karya ilustrasi musiknya dipakai oleh perusahaan game digital Jepang, dia pun seorang jurnalis. Reporter KBR68h Laban Abraham berkenalan dengan Rama, berikut ceritanya untuk Anda.


Menulis buku, mendesain sebuah website di internet sampai menjadi komposer permainan elektronik dilakoninya dalam kebutaan. Cacat dari lahir itu pula yang membuatnya tak mau menyerah dan terus berkarya. Pemuda 27 tahun ini berdamai dengan cacatnya dan menganggap kegelapan sebagai berkah. Saya menemui pemuda ini di rumahnya di bilangan Jatibening Bekasi.

Audio: [Suara bel dan pintu] Halo selamat siang, dengan Rama? Masuk yuk.. Sama siapa? Sendirian. Masuk saja, mari..

Lima menit setelah basa basi, Rama langsung mengajak saya ke ruang kerjanya di lantai dua. Rumahnya gelap, saya sempat beberapa kali menyenggol perabotan dan terantuk tangga. Malah Rama yang menuntun saya. Sampai akhirnya kami berdua duduk di depan komputer berbicara miliknya. Saya minta Rama menyalakan lampu dan setelahnya dia mulai bercerita lebih lengkap dan beraksi.

Audio:
Nama lengkap saya Eko Ramaditya Adikara. Saya biasa dipanggil Rama. Saya ahir pada 3 Februari tahun 81 di Kota Semarang.Ketika lahir tim medis saya menderita Tuna Netra. Itu ditandai karena saya tidak menangis.

Tidak menangis adalah salah satu tanda bahwa organ saya ada yang tidak berfungsi. Karena biasanya bayi akan menangis ketika melihat dunia yang baru.

Kedua orangtua saya sangat sedih waktu itu. Namun mereka akhirnya menerima dengan lapang dada. Itu terbukti dengan bagaimana mereka mendidik saya sampai sekarang. Tidak ada pengecualian dan saya tetap diperlakukan sperti anak anak lainnya yang berpenglihatan. Mulai dari Bermain, masuk jenajng pendidikan dan pekerjaan dan perlakuan lain yang cukup adil dengan adik saya.

Saat ini saya bekerja sebagai jurnalis dibeberapa media online. Saya juga gemar nge blog dan punya website pribadi yang saya bangun sendiri di alamat www.ramaditya.com.

Saya juga berprofesi sebagai motivator. Cukup menyenangkan juga bisa membangun motivasi diri untuk orang-orang, mulai dari sekolah, kampus, perusahaan hingga akhirnya membawa saya jalan-jalan keliling Indonesia. Saat ini saya juga bekerja sebagai sound engineer dan music composer untuk developer game Nintendo di Jepang. Semua pekerjaan itu saya lakukan dengan bangga dan senang hati.


KBR68H: Rama bisa memperlihatkan kepada saya bagaimana sih cara Rama melakukan itu dengan komputer?

Untuk mengerjakan semua itu, saya menggunakan komputer yang menggunakan pembaca layar, yaitu aplikasi yang akan menyuarakan teks atau obyek yang muncul di layar monitor. Misalnya kita membuka start menu, membrowse file yang ada di folder maka ia akan berbunyi [bunyi komputer], dengan cara ini saya mampu mengerjakan tugas yang biasa dikerjakan menggunakan aplikasi kantor seperti Word, Excel dan Power Point. Saya juga mampu browsing, surfing, chatting, bahkan mengerjakan proyek musik digital di komputer dengan bantuan screen reader.

KBR68H: Karya Rama itu kayak bagaimana sih?

Audio: Musik karya Rama

KBR68H: Musik apa ini yang Anda buat?

Ini adalah musik untuk salah satu game yang berjudul Seno Saga episode 2, untuk platform Playstation 2 pada tahun 2004.

KBR68H: Dari semua yang Rama lakukan, sejak kapan Rama menggunakan komputer?

Aktif sejak 1994, namun jauh dari pada itu orangtua saya sudah memperkenalkan sejak 1987.

KBR68H: Bagaimana caranya? Kalau orang yang bisa melihat pakai keyboard atau papan ketik. Ada hurufnya. Anda bagaimana?

Pada saat itu saya belajar teknik mengetik 10 jari. Sehingga saya mampu menghafalkan seluruh tuts di keyboard, dengan demikian saya tidak perlu melihat lagi huruf apa yang perlu saya ketik. Kalau ada kesalahan, saya sudah hafal karena letak posisi jari saya pasti salah.

KBR68H: Ini cara Rama memperlihatkan bahwa orang buta pun bisa melakukan hal-hal istimewa yang bisa dilakukan orang melek. Ini adalah contoh yang diciptakan Rama di 2004. Ada contoh lain?

Audio: Musik karya Rama

Lagu ini berjudul Wind Garden, diambil dari game Super Mario Galaxy, diproduksi Nintendo tahun 2007 dan saat ini menjadi salah satu game paling top produksi Nintendo.

KBR68H: Sampai saat ini masih laku?

Hingga saat ini masih menduduki urutan pertama.

KBR68H: Rama berpendapatan berapa besar?

Untuk nominal tidak bisa saya sebutkan. Alhamdulillah saya bisa menghidupi diri sendiri dan sedikit-sedikit juga bisa membantu keluarga dan mempersiapkan masa depan saya.

KBR68H: Pertama kali ada kesulitan atau enggak, atau langsung ada screen reader?

Pastinya yang berhubungan dengan visual. Sebab screen reader itu tidak mendukung seluruh aplikasi. Tapi kesulitan bisa diatasi karena saya selektif untuk memilih studi, ilmu atau aplikasi yang saya gunakan. Sehingga kesulitan bisa diminimalisir dan saya bisa optimal di bidang yang saya kuasai.

Rama bukan orang buta biasa. Dia membuktikan kalau orang buta, bisa sama hebatnya dengan orang melek. Huruf Braile yang sering digunakan untuk tuna netra juga ditinggalkan. Tapi apa yang dicapai saat ini tentunya bukan hal mudah. Rama sempat ditolak bersekolah dan bekerja di sebuah perusahaan.

Di hari kedua saya bertemu Ramaditya, dia mengajak saya pergi ke rumah temannya. Di Klender, Jakarta Timur, berjarak sekitar 15 kilometer. Pakai ojek.

Audio: Suara motor

Selain ojek, sejak SMP Rama sering keluar rumah dengan angkot atau bus. Rama memang terbiasa pergi dengan angkutan umum; bahkan untuk pergi ke luar kota. Rama pernah ke Palembang, Bandung, Tasikmalaya atau Semarang, naik bus, sendirian.

Rama percaya, buta bukan berarti tak bisa melakukan segala sesuatu sendirian. Termasuk berkendaraan umum. Ia bahkan membuktikan, tunanetra bisa lebih jago dibandingkan mereka yang melek. Keunggulan Rama adalah kemampuannya menggunakan komputer sampai menggubah komposisi musik untuk permainan digital. Tiga karya musik digital Rama kini digunakan sebagai ilustrasi game terkenal oleh perusahaan Korea, Grafiti dan Nintendo dari Jepang. Rama adalah satu-satunya orang Indonesia yang karyanya digunakan untuk ilustrasi permainan digital produksi luar negeri.

Ini salah satu karya Rama. Di sini, Rama memainkan suling sopran.

Audio: tilulit lulit.. tri lululit... (Rama main suling)

Rama juga tercatat sebagai kolumnis sejumlah media cetak dan online. Sempat juga Rama jadi jurnalis di situs mitranetra online, yang dikelola Yayasan Tuna Netra. Rama juga pernah melalang buana ke Thailand, ikut dalam pertemuan Blind Future Dialogue, pertemuan tuna netra berprestasi sedunia.

Namanya saja tunanetra, masih banyak yang ragu akan kemampuan mereka. Slamet misalnya. Dia adalah salah satu penggila game digital dan penggemar Starwars, seperti rama. Dulu, Slamet tak percaya dengan kemampuan Rama, tapi kini justru berkarib.

Audio: Namanya juga tunanetra. Awalnya begitu. Cuma dia kan orangnya positif banget ya, kalau dia bilang bisa, pasti bisa. Waktu itu dia ngajak gw ke rumahnya, trus ngasih unjuk bagaimana dia mengoperasikan komputernya. Gw lihat sendiri, ternyata begitu ya. Tunanetra juga bisa ngoperasikan komputer. Cara pandang gw soal tunanetra itu jadi berubah dan lebih luas. Oh.. ternyata tunanetra bukan cuma jadi tukang pijet. Akhirnya gw coba berteman dan berbagi sioal IT. Ibaratnya Rama itu kaya bukan tunanetra, kaya orang biasa aja gitu.

Hasil yang indah, biasanya dilakoni dengan proses yang keras. Begitu pula yang dialami Rama. Penolakan nyaris selalu dialami, sejak bersekolah, bekerja sampai ke urusan cinta.

Audio: Dalam hal pendidikan misalnya, saya hampir ditolak ketika ingin masuk ke SMP umum, juga ketika saya kuliah, uang pendaftaran sempat dikembalikan karena kampus beralasan mereka tak punya fasilitas yang mendukung untuk tuna netra. Kemudian lamaran saya pernah ditolak oleh sebuah perusahaan, bukan karena kelengkapan CV. Tapi karena saya tidak melihat. Dalam hal percintaan pun begitu. Saat saya mencitai gadis. calon mertua saya tak bisa menerima. Itu contoh diskriminasi yang saya hadapi

Urusan sekolah, Rahardi, ayah Rama, berperan besar supaya Rama bisa diterima di SMP umum. Orangtua Rama memang ingin anaknya mendapat pendidikan inklusif, tak beda dengan anak lain yang bisa melihat normal. Sebelumnya Rama pernah juga sekolah di Sekolah Luar Biasa selama enam tahun. Tapi demi masuk sekolah biasa, Rahardi sampai harus berbohong.

Audio: Saya berbohong gimana supaya tekad anaknya dan saya bisa masuk umum. Ini suatu kesempatan. Saya Berbohong dan nerobos ke Kanwil bilang kalau anak saya bisa melihat sejauh tiga meter pak. Kalau ngga kan ditolak. Akhirnya direkomendasi bahwa murid yang bersangkutan bisa mengikuti daftar di SMP umum. Allhamdulilah diterima.

Setelah diterima, tantangan justru bertambah. Buku pelajaran, semua tercetak, tak ada suaranya. Rama pun tak bisa belajar. Jadilah Rahardi merekam semua buku pelajaran sekolah, supaya anaknya bisa belajar lewat suara.

Audio: Saya rekam itu sampai jadi sepuluh kaset bolak balik satu kaset. Itu satu buku. Itupun saya ngerekam sampai jam dua-tiga malem. Jadi kalau pulang kerja saya rekam. Kadang kadang bersin bersin, nguap itu terekam masuk. Tapi saya ga potong. Saya terusin aja. Itu berjalan tiga tahun. Rupanya hal itu sedikit banyak membuat semangat si Rama. Wong bapakku sampai bersin ngantuk dan nguapnya aja masuk dalam rekaman.

Audio: Saya pernah naik motor jemput rama tengah malam hujan, dari asrama untuk saya pulang ke rumah. Dengan baju kotor saya taruh tengki dan dia masih pakai piayama. Itu saking menghindari banjir malah air yang masuk ke dalam motor. Karena mobil lewat dengan cipratan air yang tinggi. Rama yang tunanetra malah ngedorong motor. Itulah saat saya sebagai laki laki menangis berdua. Saya bilang ”Mas, berat juga ya Mas.”

Susah senang, pahit manis Ramaditya menuju keberhasilan dituangkan Rama lewat buku berjudul ’Blind Power’. Eko Ramaditya Adikara berdamai dengan kegelapan, bercerita tentang tunanetra yang menaklukkan dunia.

Audio:
KBR68H: Kepingin ga sih lihat warna warna dunia?
Rama: Nope.
KBR68H: Pingin lihat wajah Rama sendiri?
Rama: Ngga. Kalau ditanya, saya pinginnya liat video game.



[Laban Abraham | KBR68H]


foto: www.ramaditya.com

Wednesday, January 7, 2009

Sudah Mengajar, Pulang Menganggur


Nasib guru di tanah air masih berupa cerita sedih. Termasuk guru yang mengajar anak-anak TKI di Sabah, Malaysia. Sekolah tak punya fasilitas memadai, seperti kamar mandi atau alat penerangan. Belum lagi gaji yang tak seberapa dipotong untuk alasan administrasi. Reporter KBR68H Regie Situmorang berbincang dengan guru-guru TKI yang menuntut perbaikan hak mereka.

Audio: Kau masih sekolah? Tidak? Kenapa tidak? Karena Kerja. Berapa kamu dapet? Lumayan. Jadi kau pilih bantu orang tua? Iya.

Rekaman video memperlihatkan Fikri yang sedang berbincang dengan Syahrizal. Fikri adalah anak seorang TKI di Distrik Sandakan, Sabah, Malaysia. Sementara Syahrizal adalah gurunya. Persisnya, guru tak tetap yang dikirim pemerintah Indonesia untuk mengajar di Sabah.

Fikri sekarang sudah tak sekolah lagi. Orangtuanya menyuruh ia bekerja di kebun sawit, sebagai tukang angkat biji sawit. Bayarannya 5 ringgit atau sekitar 14 ribu rupiah sehari. Di distrik ini, kata Syahrizal, ada sekitar 10 ribu anak TKI. Semuanya putus sekolah.

Audio: Kebetulan saya ditugaskan di daerah Sabah, tepatnya di Distrik Sandakan, di Melankin Plantation. Kami di sini mengajar jumlah anaknya bervariasi, tapi sekarang ini tidak lebih dari 25 orang saja.

Sebagian besar anak-anak TKI di Sabah tak bisa membaca. Selain karena banyak yang putus sekolah, banyak juga yang mesti belajar dengan fasilitas seadanya. Syahrizal menggambarkan kelasnya sebagai ruang gelap. Tak ada listrik.

Audio: Jadi pasokan listrik itu baru hidup mulai jam 11, nanti jam 4 sore mati. Nanti malam hidup lagi, jadi aktivitas itu lancar hanya ketika listrik nyala saja.

Selain listrik, air juga jadi masalah. Setiap hari, para guru harus menunggu pasokan air yang diantar perusahaan pengelola sawit di Sabah. Kalau air tak ada, ya tidak mandi, kata Afri Dewinta, salah satu guru TKI di Sabah.

Audio: Masalah air, di sini sangat susah air. Di sini tidak ada PAM. Jadi kalo air itu diantar, jadi kami juga tidak mandi hingga 3 hari, hanya dilap saja badan ini. Karena air itu harus kita pakai untuk MCK, dan wudu .

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


Rekaman di video ini menggambarkan anak-anak yang belajar mengaji dan bernyanyi di Sabah, Malaysia. Rekaman ini diambil oleh salah satu guru.

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi

Sebelum dikirim ke Sabah, Malaysia, para guru ini mengajar di daerah masing-masing. Demi menguatkan solidaritas, para guru ini lantas membentuk Forum Guru Tidak Tetap Sabah. Total ada 109 guru tergabung di sana, mengajar 80 ribuan anak TKI, yang sebagian besar dipaksa kerja sebagai buruh kebun sawit.

Di Malaysia, para guru ini diurus oleh LSM Pendidikan Humana Child Aid Society, yang pernah memberikan gratis bagi tujuh ribuan anak-anak TKI di Sabah. Namun para guru justru kecewa. Sahar Hamzah dan Thamri Arsyad mengeluh, mereka tak punya fasilitas belajar yang memadai. Kadang mereka malah dimintai iuran.

Audio: Dari Humana itu banyak kekurangna dalam pelayanan. Misalnya logistik untuk belajar. Saya sudah satu tahun di Malaysia, tapi buku tidak diberikan oleh manajemen Humana

Audio: Ada iuran juga yang diwajibkan Humana sebensar 100 ringgit satu bulan. Ada juga manajemen Humana yang menggelapkan uang yang dikutip dari para guru. Jumlahnya sangat besar, tapi tidak ada penyelesaiannya hingga sekarang.


Para guru dikirim ke Malaysia untuk memastikan pendidikan nasionalisme bagi anak-anak TKI. Sayang, tugas tersebut tak bisa dituntaskan. Sebab mereka wajib menggunakan kurikulum Malaysia. Sehingga hanya 20 persen pelajaran yang bisa dipakai untuk mengajarkan pelajaran Indoensia.

Audio: Apa yang kamu tahu tentang Indonesia? Tidak tahu, tahunya Malaysia. Lalu Indonesia? Itu Indon. Kok Indon? Karena orang Malaysia cakap Indonesia, Indon.

Alhasil, anak-anak TKI ini lebih merasa sebagai orang Malaysia. Rasa nasionalisme sungguh sulit ditumbuhkan. Lagu kebangsaan yang dinyanyikan di sekolah adalah Negaraku, lagu kebangsaan nasional Malaysia, bukannya Indonesia Raya.

Audio: Mereka memasukan atau menyelipkan prinsip kenegaraan Malaysia dalam seetiap pelajaran. Kami sebagai guru menjadi dilematis karena kami harus memperdalam nasionalisme tapi justru disisipkan tentang kemalayasiaan.

Lantaran prihatin dengan kondisi anak-anak TKI, para guru membawa sebagian murid ke Nunukan, Kalimantan Timur. Siswa yang dipilih adalah yang berprestasi. Tujuannya supaya rasa nasionalisme bisa diasah, sekaligus membuka pintu untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Penyelia guru-guru TKI di Sabah dari Depdiknas, Kamal Fikri mengatakan, ini adalah inisiatif para guru.

Audio: Anak-anak yang tidak mampu dan mempunyai prestasi dikirim ke Nunukan untuk sekolah di sana. Biayannya dicari oleh guru itu sendiri. Pemerintah sampai saat ini belum membeirkan alokasi dana setelah anak-anak ini sudah ada yang lulus dari Nunukan.

Sebagian guru tidak tetap ini dikirim pada 2006. Akhir 2008 lalu, kontrak mereka habis. Bagaimana nasib mereka sekembalinya ke tanah air?

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi

Kini para guru TKI sudah kembali ke tanah air. Meninggalkan murid mereka di Sabah, Malaysia, yang selama ini mereka didik. Kontrak habis, kini mereka jadi pengangguran.

Tetep Drajad, salah seorang guru untuk anak TKI di Sabah

Audio: Sampai saat ini kami diterlantarkan dan tidak ada satu pun dari pejabat Depdiknas yang memanggil kawan-kawan. Padahal kita tidak memiliki pekerjaan lagi. Kami ditelantarkan.

Sesuai kontrak, mereka harusnya dapat gaji 6 juta rupiah perbulan. Uang sebesar itu untuk honor mengajar, biaya makan, transport dan akomodasi. Tapi gaji di atas kertas tak sesuai gaji yang masuk kantong.

Khoirul Wajid, anggota Forum Guru tidak Tetap Sabah mengaku hanya menerima kurang dari 5 juta rupiah. Itu pun sering tidak tepat waktu. Yang lebih parah, ada yang gajinya ditahan, lalu baru dibayarkan setelah tiba di tanah air.

Audio: Selama ini gaji guru Indonesia hampir tidak ada masalah, walaupun ada yang masalah, tidak dibayar sampai 6 bulan. Tapi ternyata kita punya potongan sampai 1 juta per bulan, kita tahu dari kontrak gaji dan gaji yang kita terima. Bahkan kalau kita hitung, total potongan gaji ini mencapai 2,7 milar rupiah.

Khoirul berharap, dia dan guru-guru lain bisa diangkat jadi PNS.

Audio: Setelah kami pulang dari Malaysia tidak ada karir. Kami 2 tahun di sana, itu standar minimum untuk meminta penghargaan pemerintah. Kami dan anak-anak TKI ini merasa di terlantarkan.

Departemen Pendidikan Nasional merasa tuntutan para guru berlebihan. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Baedhowi mengatakan, dalam kontrak sudah jelas disebut, mereka tak bisa jadi Calon PNS.

Audio: Ketika dia berangkat kan ada perjanjiannya mereka tidak menuntut untuk menjadi CPNS karena CPNS adalah kewenangan pemerintah Kabupaten Kota, Pusat kan gak bisa. Jadi itu masalahnya sekarang tuntutannya mereka menjadi CPNS, lha itu ya kita gak bisa karena itu bukan kewenangan kita tapi kewenanganya pemerintah Kabupaten Kota. Dia dikontrak dua tahun, dalam kontrak ada kalimat bahwa tidak menuntut untuk menjadi CPNS.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Heri Achmadi setuju, guru harus patuh pada kontrak. Apalagi, selain guru-guru kontrak untuk ke Sabah ini, masih banyak guru dengan pengabdian lebih lama yang belum diangkat jadi CPNS. Heri meminta agar guru kontrak bersabar.

Audio: Pada hemat saya kalau kontraknya selesai ya selesai dua tahun. Nah itu kalau memang bisa dikontrak lagi ya diperpanjang lagi, kalau memang bisa dikontrak ya diperpanjang lagi yang memenuhi kualifikasi sambil kemudian menunggu masuk pada urutan penyelesaian. Kalau semua di pegawai negeri kan tidak mungkin pada saat sekarang.

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


Guru TKI berharap, pemerintah segera memperbaiki kondisi pendidikan bagi anak-anak TKI. Misalnya dengan membangun gedung sekolah, jika diizinkan pemerintah Malaysia. Jika fasilitas belajar baik, maka guru pun bisa menjalankan tugasnya dengan lebih baik.

Audio: Karena tanpa itu, sepertinya mustahil anak-anak itu bisa mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan standar kita di sini. Selama ini pemerintah Malaysia sepertinya tidak mau membuka peluang bagi anak-anak TKI untuk belajar di sekolah Malaysia.

Meski sempat merasa ditelantarkan, Khoirul merasa tak kapok. Ia siap kembali mengajar ke Sabah.

Audio: Saya mau kembali asalkan semua fasilitas belajar diperbaiki, jangan sampai kita sia-sia mengajar di sana karena tidak ada dukungan fasilitas. Tapi untuk sementara, saya mau di sini dulu, istirahat, bertemu keluarga. Mencari pekerjaan sebagai pengajar di sini

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


[Regie Situmorang | KBR68H]


foto: http://humanasandau.blogspot.com/

Gagalnya Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008


Target Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 tak tercapai. Padahal kalau dibandingkan Negara Asia lainnya, target 7 juta wisatawan mancanegara mungkin tak terlalu tinggi. Tapi rupanya Negara ini tak siap dengan program wisata yang mumpuni. Program lemah dan kerjasama pusat-daerah amburadul, itu catatan utamanya. Reporter KBR68H Irvan Imamsyah merangkum evaluasi pelaksanaan Tahun Kunjungan Wisata 2008.




Di penghujung tahun, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengaku gembira dengan pencapaian Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008. Memang, turis mancanegara yang mampir tak mencapai target 7 juta orang, tapi Jero Wacik tetap mencatat ada rekor baru. Setiap turis membelanjakan uangnya lebih 1,000 dollar Amerika Serikat, atau sekitar 12 juta rupiah lebih, di atas perkiraannya.

Audio: 1178 jadi diatas seribu dollar. Sehingga kedatangan devisa dalam visit Indonesian year 2008 adalah 7,5 miliar dollar. Jadi diatas yang saya perkirakan seribu dollar. Maka terlampauilah obsesi saya dari 6,2 miliar dollar. Dan terus terang ini angka terbaik dari segi devisa dengan kedatangan wisatawan asing 6,4 juta wisatawan.

Jumlah turis yang berwisata ke Indonesia lebih banyak 900 ribu dibandingkan kunjungan turis tahun lalu, 5,5 juta wisatawan. Indonesia pun memperoleh devisa 82 triliun rupiah. Tahun ini jumlah perjalanan turis nusantara, nyatanya lebih hebat dibanding turis asing yang datang ke Indonesia. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat, ada 220 juta lebih perjalanan turis nusantara dengan perolehan devisa sebesar 100 triliun lebih.

Meski tak mudah percaya pada data kunjungan wisata asing versi Badan Pusat Statistik, BPS, tetap saja bisnis hotel dan restoran mengalami kenaikan yang berarti. Direktur Eksekutif Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, PHRI, Carla Parengkuan.

Audio: Cuma kalau kami dari PHRI tak bisa mengatakan kami mengandalkan data BPS karena kadang tak up to date, tak akurat. Harus diakui, tapi harus diakui juga dari sisi hotel dari occupancy kita cukup baik. 10 sampai 15 persen dari tahun sebelumnya.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Tahun Kunjungan Wisata 2008 memang tak berjalan mulus. Di awal pencanangan, penulisan slogan dalam bahasa Inggris rupanya salah. Kesalahan penulisan slogan ini membuat maskapai penerbangan Garuda Indonesia terpaksa mengecat ulang badan pesawat. Walau tak besar, kata Juru Bicara Garuda Pujobroto mengatakan, Garuda tetap saja merugi.

Audio: Pemasangan logo bisa dengan pencecetan atau dengan stiker. Yang kita lakukan pada logo pariwisata dengan pengecetan. Tapi biayanya gak mahal karena dicat bukan pakai stiker. Kalau stiker bisa sampai 90 juta, tapi kalau cat Cuma 15 jutaan.

Sialnya, kesalahan logo juga terlanjur terpampang di situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, promosi di televisi hingga kartu nama pejabat Depbudpar.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Titik kegagalan lain dari program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 adalah tidak harmonisnya kerjasama pusat dan daerah. Banyak daerah yang jalan sendiri mempromosikan wisata tempat mereka, tanpa melibatkan pemerintah pusat. Direktur Eksekutif Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI Carla Parengkuan menilai kerjasama keduanya buruk. Menurut Carla, hal ini membuat program wisata selain di Bali jarang dikunjungi wisatawan asing.

Audio: Cuma kalau kita lihat. Coba lihat Malaysia. Orang sudah langsung mengenal selain brandingnya juga promosinya yang meluas dan melebar ke mana-mana. Kalau kita memang sudah lebih baik dari 2007. Karena memang dana kita terbatas. Sehingga kita mesti mengatur promosi terpadu dan terarah. Tapi apa iya? Kadang daerah mau sendiri-sendiri. Jadi yang harus mengkordinasikannya adalah dari pusat.

Pengusaha juga mencatat kendala lain, yaitu masih banyaknya pungutan yang diminta pemerintah daerah atas promosi wisata yang dilakukan pengusaha hotel. Padahal, promosi lewat hotel ikut mendongkrak program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia. Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata Biyak Mulahela.

Audio: biaya promosi, saya manggil mbak supaya nulis untuk promosi, otomatis saya beri compliment untuk tidur di hotel makan di hotel gak bayar. Oh ada penjualan. Sales untuk promosi jangan kena pajak. Oleh pemerintah daerah juga gak boleh kasih discount. Ngapain kasih discount. Karena pajaknya rendah. Gak boleh kasih discount. Jangan mencampuri urusan promosi dan bisnis hotel biasanya curiga.

Sayangnya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengaku tak bisa berbuat banyak.

Audio: terus terang bapak saya tak bisa akses secara langsung. Yang bisa adalah saya isin-isin. Karena otonomi daerah tidak bisa memungkinkan saya istilahnya mengakses langsung dengan organisasi. BUpati dan Walikota bukan anak buah saya. Tak bisa jadi memang yaa ini model demokrasi ini. Mari kita dan pers berikan koreksi agar mereka bisa jadi baik dan bisa bekerjasama dengan industri.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Pemerintah juga dinilai tak siap menjalankan program Tahun Kunjugan Wisata Indonesia 2008. Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata Biyak Mulahela mengatakan pelaku usaha sulit menjual produk pariwisata karena pemerintah terlambat menetapkan slogan pada program wisatanya.

Audio: Cuma yang kita lihat kalau sampai ini terlambat lagi promosinya. Dan anggarannya kurang selalu dihambat tak seperti competitor kita Thailand, singapora dan Malaysia. Kita tetap akan kalah bersaing. Bagaimanapun to promote penting untuk image. Dan meyakinkan kepada mereka tetap di promosikan terus destinasi kita.

Indonesia memang kalah sigap dibandingkan Negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Dengan kekayaan budaya yang jelas lebih beragam, justru Malaysia yang memegang slogan ‘Truly Asia’, alias Asia yang sesungguhnya. Atau ‘Uniquely Singapore’ yang menekankan keunikan Singapura.

Target yang ditetapkan program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 terkesan muluk, untuk dana promosi hanya 135 miliar rupiah. Jumlah yang tergolong sedikit jika dibandingkan dengan biaya promosi yang dikuncurkan Malaysia yang mengucurkan biaya promosi senilai Rp 720 miliar.

Di atas kertas sekalipun, program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 sangat lemah, kata Direktur Eksekutif Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI Carla Parengkuan.
Audio: Seyogyanya sebuah visit year harus dipersiapkan secara matang. Bagaimana blue printnya, bagaimana program, planning dan actionplannya. Dan itu biasanya Malaysia sudah menyiapkan sejak dua tahun sebelumnya. Oleh karena itu meraka dapat menjalankan program mereka terarah.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Tahun depan, pemerintah meneruskan program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia. Belum lagi kalender berganti, Pemerintah sudah menetapkan target 6,5 juta wisatawan asing masuk Indonesia, naik 1 persen dari target tahun ini. Catatan penting dari Carla Parengkuan, Direktur Eksekutif Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI, program sebesar apa pun tak bakal jalan kalau tak direncanakan dengan matang.

Audio: Untuk pemasaran terpadu masih kurang. Masih banyak yang memasarkan sendiri. Dan itu masih membingungkan pasar. Sehingga yang harus dilakukan adalah membentuk paket-paket bersama. Dengan tujuan destinasi yang kita miliki. Tapi dalam bentuk satu paket. Sehingga mereka bisa memilih apa yang mereka mesti ambil. Apa yang mereka ingin ambil.dari 17 ribu pulau itu

Audio: Pidato Presiden Yudhoyono saat pencanangan VIY 2008

26 Desember 2007 silam, Presiden Yudoyono meluncurkan program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia. Program ini mirip dengan Program Sapta Pesona Pariwisata yang dihentikan pada 1991. Dengan target 7 juta turis asing, pemerintah menyiapkan dana 100 miliar rupiah lebih untuk memuluskan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008.

Untuk mendukung program ini, Pemerintah mempromosikan 140-an kegiatan dari berbagai daerah. Diantaranya Festival Lembah Baliem di Papua dan Festival Danau Toba di Sumatera utara pada Juni 2008. Berbagai kegiatan ini dipromosikan lewat beragam media. Disebar pula ke pusat-pusat lokasi wisata dan bandara, sampai pameran keluar negeri seperti ke Jepang dan eropa.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Tapi seratusan program yang tertera di sana rupanya tak cukup menggiurkan. Wakil Ketua Komite Organisasi Pusat Perdagangan Dunia WTC yang juga pemerhati Pariwisata Arifin Hutabarat mengatakan, lebih dari separuh agenda yang dicantumkan pemerintah tak cukup menarik minat wisatawan mancanegara. Apalagi tak ada akses dan fasilitas yang memadai menuju ke lokasi.

Reporter KBR68H sempat juga kena batunya dari pelaksanaan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia yang tak rapi. Di Batam, Reporter Fariansyah terpaksa batal meliput acara Pekan Kesenian Tradisional yang mestinya berlangsung awal Maret silam. Padahal acara ini sudah tertera di dalam brosur, tak ada pemberitahuan di mana pun soal pembatalan acara.

Audio: Pada bulan Maret itu ada agenda yang namanya Pekan Kesenian Tradisional Batam yang akan diadakan di Batam Square City, tapi ketika saya datang disini saya menuju ke lokasi saya tak melihat ada kegiatan apapun. Acara yang ada cuma Pekan Pameran Otomotif

Ketika bertanya kepada panitia acara, katanya acara diundur sampai April. Tapi bahkan panitia acara bagian pemasaran, Ardy Winata, tak bisa memastikan kapan Pekan Kesenian Tradisional Batam betul-betul akan terlaksana.

Audio: ini lagi menjadwal ulang, setelah menjadwal ulang kita akan keluarkan calender of evnt. Sesuai dengan Visit Batam 2010, bukan hanya acara dari pemkot batam tapi dari stake holder yang lain. jadi kita jadwal ulang lah

Sementara Kepala Program Bidang Promosi Batam Bambang Setianto mengatakan, acara terpaksa dibatalkan karena pelaku seni dan budaya Batam tak siap.

Audio: Persoalan kita kedepan , karena harus mensosialisasikan para pelaku seni dan budaya, mereka belum melakukan persiapan secara komrehensif karena ada kriteria riteria yang harus mereka penuhi seperti kriteria nasional juga . agar atak lari dari sasaran yang dicapai.

Reporter KBR68H Fariansyah yang batal liputan hanya bisa gigit jari. Begitu juga Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar. Dia menyalahkan pemerintah Batam yang tak mengabarkan pembatalan ini.

Audio: Itulah kelamahan di kita sejak awal telah kita koordiansikan. Begitu awal mereka sudah komit dan kita masuk ke kalender event mereka harus amencantumkan alamat dan web, ada yang perilakunya begitu mas. Kita juga jadi kecewa mas…begitu juga masyarakat yang ingin menyaksikan

Padahal Batam tak terletak di antah berantah yang kesulitan akses dan fasilitas. Batam bahkan termasuk 10 kawasan terpenting dalam Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008. Pemerintah berniat menyedot sebanyak mungkin wisatawan asing dari tetangga dekatnya, Singapura.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Pembatalan acara juga terjadi saat Pesta Danau Toba mestinya berlangsung. Di brosur tertera Pesta Danau Toba siap digelar pada pertengahan Juni 2008. Tapi baru bisa digelar pada 14 Juli. Pesta Danau Toba yang sempat vakum selama 11 tahun, sebetulnya menjadi salah satu acara unggulan dari 100 program wisata yang di promosikan dalam Tahun Kunjungan Wisata 2008.

Pembatalan acara tanpa pemberitahuan jelas membuat kesal. Tapi kesalnya Jos, seorang guru di Surabaya, sudah sampai ke ubun-ubun. Bagaimana tidak. Ia sudah memboyong istri dan kedua orangtuanya yang tinggal di Belanda untuk datang ke Danau Toba, Sumatera Utara. Juga sudah mengeluarkan banyak uang untuk menyewa penginapan.

Audio: saya harap, panitia harus mempersiapkan dengan matang. Kalau mereka sudah siapkan tanggal dan dicetak di poster besar, jangan ganti jadwal seenaknya saja. Dan kalau saya jadi mereka, saya akan bikin situs internet tentang Pesta Danau Toba. Karena saya tidak dapat informasi apa pun tentang pesta itu. Dan kalau ada situs mengenai pesta danau toba, saya pikir informasi apa pun gampang didapat.

Pesta Danau Toba akhirnya terselenggara sebulan setelah jadwal yang tertera di brosur. Media lokal mengabarkan, pelaksanaan perhelatan wisata akbar itu mundur demi menyesuaikan diri dengan jadwal Presiden Yudhoyono membuka acara tersebut.

Panitia mengaku telah memberitahukan penundaan ini kepada sejumlah agen perjalanan wisata, sebulan sebelum pembatalan. Ketua Panitia Pesta Danau Toba Sujono Manurung mengatakan, penundaan terpaksa dilakukan karena waktu persiapan teramat singkat.

Audio: Panitia mendapat SK dari propinsi Sumatera Utara tanggal 18 April.dan konritnya melengkapi kepengurusan panitia baru 25 April. Efektif bekerja 1 Mei. Jadi waktunya sangat dekat, dengan alasan ini lah kita mohon ditunda

Sementara Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Perjalanan dan Pariwisata Indonesia, ASITA, Ben Sukma mengaku tidak pernah menerima pemberitahuan penundaan Pesta Danau Toba.

Audio: Diumumkan dan gak diumumkan masyarakat tetap gak tahu. Yang tahu Cuma spanduk dan baliho saja yang dituliskan. Jadi kurang memasyarakat. Yang kedua industri pariwisatanya tak diajak kerjasama. Yang ada hanya bupati-bupati dan camat. Jadi seperti pesta pemerintah daerah. Bukan untuk wisatawan

Di Palembang, Lomba Perahu Naga juga batal diundur ke November karena gelombang tinggi. Sementara, Festival Danau Sentani yang merupakan ajang pariwisata unggulan di Papua sepi kehadiran turis asing. Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia, ASITA, wilayah Papua menilai pemerintah pusat dan daerah tidak maksimal mempromosikan pariwisata di Papua.

Ketua ASITA Papua, Au Sitepu mengatakan pemerintah mesti merangkul pengusaha swasta untuk memajukan pariwisata di Papua yang minim sarana dan prasarana.

Audio: Karena saya sudah lama berkecimpung di pariwisata papua, saya melihat kurang maksimal untuk festival danau sentani. intinya kurang dipromosikan dan penyiapan sarana dan prasarana untuk dikunjungi itu apa.

Audio: Iklan Visit Indonesian Year 2008

Kalau begini terus, jelas saja wisatawan mancanegara hanya akan mengenal Bali, mengingat promosi berlangsung begitu gencar dan terus menerus, kata Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata Biyak Mulahela.

Audio: Bali dikenal sudah dipromosikan pariwisatanya sejak 1927. Bahkan kalau diluar negeri ada yang tanya dimana Indonesia. Bali lebih dikenal. Wajarlah. Bali etalase. Dari Bali nanti akan disebarkan ke yang lain. Lombok sudah kena jepretan. Nanti tinggal ke Yogyakarta dan Sumatera Barat.

Audio: suasana tari kecak


Sejumlah tujuan wisata seperti Papua, Maluku dan beberapa wilayah lain memang tak didukung infrastruktur jalan dan transportasi yang memadai. Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Noviendi Makalam mengatakan masalah ketiadaan sarana dan prasarana belum diatasi oleh pemerintah hingga kini.

Audio: Sekarang kalau akses sudah susah. Infrastrukturnya tak ada. Belum lagi sarana dan aspek pelayanan. Juga kesiapan sumber daya manusia. Kita harus kerjakan. Daerah lain juga harus kita dorong. Kalau nggak ya Bali – Bali saja. Kuncinya sekarang bagaimana akses ini di buka. Dari pintu masuk domestik dan luar negeri. Kita mesti perbanyak penerbangan ke destinasi ini. Ini masih dibicarakan.

Daerah lain bisa jadi gagal menjadi etalase wisata Indonesia kalau penggarapan potensi pariwisata ini tak dilakukan secara maksimal.


[Irvan Imamsyah | KBR68H]


foto:
www.my-indonesia.info

Tuesday, January 6, 2009

PHK Karena E-book


Enam ribuan karyawan dirumahkan pasca pemerintah menetapkan kebijakan e-book alias buku elektronik. Per Agustus 2008, buku yang boleh dipakai di sekolah adalah buku yang sudah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah dan dalam bentuk elektronik. Penerbit yang fokus pada buku pelajaran jelas kelabakan, karena pasar mereka tiba-tiba dikuasai pemerintah. Reporter KBR68H Rio Rizalino menelusuri dampak kebijakan e-book terhadap penerbit buku pelajaran.

Tangan Juventus cekatan mencampur bahan-bahan soto di dalam mangkuk. Kol, bihun, ayam, babat dan daging ia campur jadi satu sesuai pesanan pembelinya. Tak lupa ia menuangkan kuah soto yang telah diracik dengan bumbu rempah-rempah. Juve, begitu ia biasa disapa, melakukan itu layaknya seorang koki profesional. Padahal sebelumnya, bapak dua anak ini adalah seorang Asisten Manajer Pemasaran di penerbit buku pelajaran ternama, Erlangga.

Audio: suasana kantin kampus

Dua bulan lalu Juve kehilangan pekerjaannya. Penerbit buku pelajaran tempat ia bekerja terpaksa merumahkan sebagian karyawan. Gara-garanya, program buku elektronik alias e-book yang dilansir Pemerintah sejak Agustus 2008.

Audio: Akhirnya, karena tidak ada pertimbangan lain, tidak ada tempat disini, ya sudah akhirnya saya kalau bisa dihitung-hitung saja. Sesuai aturan sajalah, kata saya. Kemudian sehari setelah itu, akhirnya diputuskan dirumahkan. Itu keputusan dari manajemen.

Juve bekerja di penerbit buku Erlangga sejak 1997. Penerbit ini adalah spesialis penerbit buku pelajaran. Setelah belasan tahun bekerja, Juve dan ratusan karyawan penerbit Erlangga mesti kehilangan pekerjaan. Juve memutar otak, bagaimana cara untuk bertahan hidup. Ia memilih pulang ke kampung halamannya, Yogyakarta dan membuka usaha sendiri: kantin soto di beberapa perguruan tinggi.

Audio: Yah saya kira kalau kehidupan sekarang berubah. Kalau dulu punya penghasilan tetap. Setoran ke istri juga tetap. Dan sekarang saya baru merintis. Kalau dulu tukang buku, sekarang tukang soto.

Audio: suasana kantin kampus

Muba Siregar adalah kawan Juve di Erlangga. Nasibnya serupa Juve, sama-sama Asisten Manajer Pemasaran yang dirumahkan karena program e-book. Tapi Muba tak seberuntung Juve yang sigap memanfaatkan peluang dan menjadi tukang soto. Hingga kini Muba masih menganggur. Muba berusaha tak bersedih.

Audio: Untuk sementara ini saya cooling down dulu. Baru sebulan kita dirumahkan, belum terpikir untuk kembali ke dunia marketing dan buku, saya belum bisa memprediksikan. (apa saja sekarang kegiatannya ?) kalau kegiatan sih belum ada, kalau dirumah santai-santai aja. Paling ketemu teman-teman.

Muba mengaku sangat terpukul karena ia sangat mencintai pekerjaannya. Ia sudah bekerja di Penerbit Erlangga sejak 1994.

Audio: Kalau di marketing ini saya sangat nikmati, saya jalani dengan baik. Terbukti dengan perjalanan begitu panjang, saya masih eksis, saya dari tahun 1994 sampai 2008. artinya itu sudah cukup menikmati. (apa sih yang bikin suka dengan pekerjaan itu ?) saya rasa tantangannya. Cukup dinamis juga.

Ikatan Penerbit Indonesia, IKAPI menyebutkan, sejak pemerintah mewajibkan program buku elektronik atau e-book, sudah 6 ribu karyawan penerbit buku pelajaran yang dirumahkan. Kebijakan ini menyebutkan, sekolah tak lagi boleh menggunakan buku pelajaran selain e-book yang ditetapkan pemerintah. Tinggal mengunduh dari situs Departemen Pendidikan Nasional, lalu gandakan semaunya karena toh pemerintah sudah membeli hak cipta buku-buku tersebut selama 15 tahun.

Akibatnya, penerbit yang selama ini memasok buku pelajaran kehilangan pasar mereka. Penerbit harus menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Asisten Direktur Penerbit Buku Erlangga Dharma Hutauruk mengatakan, sejak ada e-book, omzet penerbit Erlangga turun hingga separuhnya. Sepertiga karyawan Erlangga terpaksa dirumahkan.

Audio: Yah sekarang sudah sekitar 30 persen. Terutama dibagian sales, pemasaran dan editorialnya. (30 persen dari berapa ?) kita ada sekitar 3000 karyawan.

Kerugian bakal berlipat ganda, kalau menghitung buku yang terlanjur dicetak. Buku-buku itu masih teronggok di gudang, tak bisa dipasarkan lantaran sekolah tak lagi diperbolehkan menggunakan buku pelajaran secara fisik.

Audio: Berapa juta eksemplar itu, barang-barang yang sudah kita cetak tapi tidak bisa kita jual. Jelas itu yang membuat kita tidak melanjutkan pekerjaan kita. (sudah dicetak tapi tidak bisa dijual ?) iya. Saya rasa penerbit buku lainnya bisa mencapai puluhan juta eksemplar.

Tak semua penerbit sudah bernasib seperti Erlangga. Kalaupun masih bisa bertahan, bayang-bayang bangkrut tetap menghantui. Seperti penerbit buku pelajaran Bumi Aksara, yang berdiri sejak 1995. Direktur Utama Bumi Aksara Lucya Andam Dewi mengatakan, kerugian pasca kebijakan e-book mencapai milyaran rupiah. Jutaan eksemplar buku pelajaran yang telah dicetak, kini hanya menumpuk di gudang.

Audio: Itulah yang kita bingung, mau kita apakan ? masa mau di kilo atau dicincang ? aduh sedih banget. Itu kan hasil pemikiran penulisnya. Buku apapun saya rasa dibuat bukan dengan asal, ngga semata-mata buku itu bisa jadi dengan begitu saja.

Lucya mengatakan, perusahaan berupaya tak merumahkan karyawan. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengembangkan produk buku. Tapi kemungkinan PHK tetap ada.

Audio: Kenapa saya bilang Bumi Aksara belum, bukan belum tapi bisa iya tidak. Mungkin kalau perusahaan lain bisa lebih cepet, sudah sebulan dua bulan lalu melakukan itu. Tapi apakah itu yang akan terjadi, itu pasti. (bagian apa saja yang akan dirampingkan ?) yang pasti yang di departemen buku pelajaran.

Ada 200an penerbit khusus buku pelajaran di bawah Ikatan Penerbit Indonesia, IKAPI. Ketua Umum IKAPI Setya Dharma Madjid mengatakan, kini penjualan semua penerbit buku pelajaran mandek.

Audio: Kan penerbit anggota IKAPI itu 900, yang menerbitkan buku pelajaran sekitar 200. Dari 200 itu kalau punya karyawan 500 aja udah berapa ribu tuh. Ada penerbit yang punya karyawan sampai 10.000. dengan sales yang seluruh Indonesia. Kalau dia mengurangi salesnya saja, bisa sampai 10,000 orang.

Perusahaan penerbit buku pelajaran jelas tak bisa melawan kebijakan buku elektronik alias e-book yang telah memangkas penghasilan mereka. Kata Setya Dharma, kalaupun tak bisa menerbitkan buku baru, mereka hanya ingin buku pelajaran yang terlanjur dicetak bisa dihabiskan stoknya.

Audio: Ya udah, kalau sekarang pemerintah tidak mau merubah kebijakan, kita minta buku-buku yang sudah dicetak ini diperjualbelikan dengan harga yang ditetapkan bersama, supaya habis. Setelah itu pemerintah mau bikin e-book silahkan. Jadi penerbit stop bikin buku pelajaran. Selesai kan ?

Sebetulnya seperti apa program buku elektronik alias e-book dari pemerintah?

Polemik tentang buku elektronik atau e-book bermula ketika Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo mengeluarkan Peraturan nomor 11 tahun 2005. Peraturan itu menyebutkan, buku pelajaran yang digunakan di sekolah adalah buku yang lolos sertifikasi dari Badan Sertifikasi Nasional Pendidikan, BSNP. Buku-buku tersebut bisa digunakan selama lima tahun. Itu artinya, dari tahun 2005 sampai tahun 2010.

Sesudah peraturan itu dikeluarkan, penerbit buku pelajaran berlomba-lomba membuat buku dan mensertifikasikannya ke BSNP. Setelah lolos sertifikasi, buku lantas dicetak sebanyak-banyaknya.

Namun belum sampai lima tahun, bulan Agustus 2008 lalu Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan baru, yaitu Nomor 2 tahun 2008. Peraturan ini menyebut, e-book wajib digunakan di sekolah sebagai satu-satunya media belajar. Untuk mendapatkannya, siapapun bisa mengunduh di situs resmi Depdiknas, juga boleh menggandakan sebanyak-banyaknya. Karena toh Pemerintah telah membeli hak cipta selama 15 tahun dari 400 lebih judul buku pelajaran.

Pemerintah juga menetapkan harga eceran tertinggi e-book, bagi yang ingin menjualnya, seharga 20.000 rupiah. Juru bicara Departemen Pendidikan Nasional, Muhajir mengatakan, e-book diwajibkan agar buku pelajaran menjadi murah sehingga mudah diperoleh masyarakat kecil.

Audio: Siapa saja, bukan hanya Depdiknas. Orang kecil, orang tengah, orang atas boleh menggandakan buku itu. Itu kan pembajakan yang halal. Karena hak ciptanya sudah dibeli pemerintah. Siapa saja boleh memperjualbelikan.

Ini dia yang bikin IKAPI kelimpungan. Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia, IKAPI, Setya Dharma Madjid mengatakan, karena e-book boleh diperjualbelikan oleh siapapun, penerbit buku pelajaran merasa dikebiri haknya.

Audio: Memang waktu pemerintah mau bikin e-book, penerbit mendukung. Tapi yang menjadi maslaah sekarang pemerintah mengijinkan obook yang ada di internet itu digandakan oleh siapa saja. Kalau dia digandakan secara gratis, kita tidak masalah juga. Tapi kalau digandakan lalu diperjualbelikan, ini yang ngga bener.

Selain itu, penerbit juga merasa ditelikung, karena kebijakan e-book muncul ketika mereka sudah terlanjur mencetak buku-buku pelajaran.

Audio: Yang kedua ada peraturan yang mengatakan buku yang dipakai hanya yang digandakan itu, dari e-book. Sedangkan buku-buku penerbit yang sudah lulus, yang berlaku lima tahun tidak boleh. Ini yang jadi masalah. Jadi sebenarnya kalau pemerintah mau mengubah kebijakan hanya ebook yang digunakan di sekolah, silahkan saja. Tapi kasih tau dulu dari awal, supaya kita tidak nyetak. Ini kita sudah cetak banyak, berlaku lima tahun, tiba-tiba di stop. Berapa kerugiannya ?

Penerbit mengaku angkat tangan kalau diminta membuat buku dengan harga jual eceran tertinggi hanya Rp 20 ribu. Menurut Direktur Utama penerbit buku Bumi Aksara Lucya Andam Dewi, biaya produksi buku paling murah sekali pun biayanya lebih besar dari itu.

Audio: Kami penerbit sebenarnya mendukung kalau ingin membuat buku murah. Tapi murahnya buku itu kan tidak semata-mata hitungan kertas. Untuk menilai suatu buku menjadi buku yang baik, itu butuh biaya yang besar. Perlu riset dan sebagainya. Kalau pemerintah mengatakan penerbit harus bikin buku murah, ok kita akan buat. Tapi pemerintah juga dukung dong.

Asisten Direktur penerbit buku Erlangga, Dharma Hutauruk mengusulkan, sebaiknya pilihan menggunakan buku diserahkan kepada orangtua siswa dan guru; mau pilih e-book atau buku biasa. Karena itulah, Erlangga tetap memasarkan buku-bukunya.

Audio: Kalau untuk buku pelajaran kita akan terus berjuang untuk menyampaikan kepada publik dan masyarakat kalau buku-buku adalah yang terbaik. Soal umpamanya nanti banyak guru atau siswa yang membeli BSE, saya kira itu keputusan mereka sendiri.

Departemen Pendidikan Nasional bersikukuh, e-book adalah yang terbaik. Juru Bicara Depdiknas Muhajir mengatakan, dengan e-book, buku tak lagi berganti setiap tahun, pun murah karena tinggal diunduh dan difotokopi.

Audio: Hampir setiap tahun buku pelajaran ganti dan harganya semakin tinggi. Nah pemerintah melalui depdiknas memudahkan melalui e-book dan pembelian hak cipta. Kan gitu. Sehingga masyarakat yang punya siswa bisa menjangkau buku dengan murah dan mudah.

Direktur Utama penerbit buku Bumi Aksara Lucya Andam Dewi membantahnya.

Audio: Karena kan ketika mau diakses, dia kan harus diprint dan sebagainya. Justru itu tidak akan membuat e-book menjadi murah. Karena mempunyai kendala yang demikian, akhirnya pemerintah menyatakan siapapun boleh mengcopy buku dari internet.


Depdiknas berkelit, menurut Muhajir, dinas-dinas pendidikan di tiap sudah mendapatkan cakram padat berisi buku-buku yang sudah dibeli hak ciptanya itu.

Audio: Semua kepala dinas, pemda itu sudah disiapkan semua. Sudah dibekali, cd-cd diberikan. Kemudian dicetak setempat. Tidak usah dari jawa lagi. Itu di 33 propinsi sudah bertemu dengan mendiknas, untuk diproduksi dan diberikan ke masyarakat setempat.

Padahal, ini justru memunculkan potensi monopoli pemasaran buku pelajaran di Indonesia. Koordinator Kelompok Independen untuk Advokasi Buku Fitriani Sunarto mengatakan, pemerintah jadi satu-satunya pemain dalam pasar buku pelajaran di tanah air.

Audio: Yang lebih gawatnya lagi adalah peraturan yang memayungi e-book ini, yakni permendiknas no. 2 tahun 2008. disitu ada pembedaan antara buku-buku yang telah dibeli hak ciptanya dengan yang tidak. Untuk buku-buku yang hak ciptanya dibeli, mulai staf departemen hingga pendidik bisa menjadi distributor dan pengecer. Bayangkan, mereka di dorong untuk menjual buku-buku yang sudah dibeli hak ciptanya.

Gelagat serupa dicium oleh Ketua Umum IKAPI, Setya Dharma Madjid. Karena itulah, IKAPI melaporkan Depdiknas ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha, KPPU.

Audio: Seperti sekarang, dengan dia mengatakan bahwa hanya e-book yang boleh, itu kan monopoli. Kami sudah lapor ke KPPU. Bahwa Cuma buku itu yang boleh di sekolah, buku lain tidak boleh. Sedangkan buku ini lulus juga. Ini kan namanya monopoli. Kan kalau seseorang menetapkan hanya ini saja yang boleh, itu kan monopoli.

IKAPI, kata Setya, juga telah mengirim surat kepada Presiden Yudhoyono akhir September lalu, meminta negara mempertimbangkan ulang program e-book.

Audio: Menterinya saja kita kirim surat tidak ada reaksi. Jadi kita kirim surat keatasannya.Dan selaku warga negara, kita pantas berteriak ke pemerintah, yakni presiden. Kalau begini, kita begitu. Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan juga dari presiden. Saya tidak tahu kenapa.

Audio: suasana kantin

Juve kini sudah beralih dari tukang buku ke tukang soto. Sementara Muba, masih tak tahu harus bekerja sebagai apa pasca di-PHK dari penerbit buku pelajaran gara-gara program buku elektronik, e-book.

Audio: Ditinjau olang, kalau perlu nitu dihilangkan. Tidak perlu lagi. Yang penting ada peraturan guru tidak boleh menjual buku. Selesai sebenarnya itu. Ga usah repot-repot.

Audio: Kalau harapan saya, pemerintah meninjau ulang peraturan itu. Mari kita mencerdaskan kehidupan bangsa ini melalui pendidikan bersama masyarakat dan perusahaan-perusahaan swasta. Berilah kesempatan bagi pihak-pihak lain untuk mengembangkan pendidikan ini.



[Rio Rizalino | KBR68H]


foto: http://sbelen.files.wordpress.com/