Friday, January 23, 2009

Gebrak Malaria ala Banjarnegara


Kalau mau berguru soal malaria, datanglah ke Banjarnegara, Jawa Tengah. Warga dan pemerintah daerah setempat sudah membuktikan kalau malaria bisa dilawan dengan beragam jurus. Banjarnegara yang duluna sarang malaria, kini angka kasus malaria hampir nol. Kuncinya adalah bersama-sama menjalankan program ‘Gebrak Malaria’. Sambil menikmati salak manis khas Banjarnegara, Reporter KBR68H Humto Jaya Marbun berguru ilmu tangkal malaria di sana.

Audio: Suasana Desa Limbangan Banjarnegara

Banjarnegara, Jawa Tengah dikenal sebagai sarang malaria. Itu dulu. Sekarang, kondisinya berubah total.

Misalnya Desa Limbangan, Madukara, sudah dua tahun ini sejak 2007 lalu, bersih dari catatan penyakit malaria. Lembar buram malaria di Limbangan terjadi pada 2003 silam, saat 20-an warga dari 80 Kepala Keluarga terserang malaria. Ketika itu, di penjuru Banjarnegara, ribuan orang juga terkena malaria. Karena itu, dua tahun tanpa malaria, bagi Kepala Desa Limbangan Turjono, adalah prestasi. Tahun 2003, ada 20-an orang dinyatakan malaria, sementara tahun 2006, hanya ada satu kasus.

Ini hasil kerja keras seluruh warga desa, kata Turjono.

Audio: Dulu, memang tahun 2003, Desa Limbangan salah satu desa basis malaria. Banyak sekali yang kena malaria. Sampai akhir Desember 2003 ada 20-an orang kena malaria.

Penyebab malaria di Desa Limbangan adalah perkampungan kumuh dan kebun salak milik warga. Sejauh mata memandang di Limbangan, hamparan perkebunan salak tampak jelas. Tak ada yang salah dengan memiliki kebun salak. Tapi yang jadi gara-gara malaria adalah kebun tak dilengkapi system irigasi yang baik, sehingga air menggenang. Ini jadi lokasi empuk bagi nyamuk aedes agyptie bertelur.

Audio: Setelah ditemukan malaria, bersama Dinas Kesehatan, untuk upayakan penurunan. Akhirnya, 2004 menurun, 2005- sampai sekarang tidak ada kasus. Tidak ada yang meninggal. Tapi dirawat intensif di rumah sakit. Selainnya dirawat JMD.

Perlahan, Turjono mengajak warga berperang melawan malaria. Sasaran pertama adalah kebun salak, supaya tak lagi jadi sarang nyamuk.

Audio: Dulu, memang pemukiman di sini kumuh dan karena banyak tanaman salak jadi sarang nyamuk.

Kebun salak yang ditanam tanpa aturan membuat nyamuk berkembang biak di Limbangan. Jarak pohon per pohon tidak diperhatikan sehingga warga tidak sadar perkebunan mereka sudah menjadi sarang nyamuk. Saking banyaknya pohon salak, sulit menembus perkebunan untuk membersihkannya secara rutin. Kebun salak diurus hanya pas panen saja.

Jalan tengahnya, Turjono meminta warganya mengurangi penanaman pohon salak demi merenggangkan jarak antar pohon. Dengan begitu, jadi lebih mudah untuk merapikan bagian dalam kebun. Menghalau sarang nyamuk yang mungkin ada.

Audio: Suasana Desa Limbangan

Setelah rampung dengan kebun salak, perang melawan malaria dilanjutkan dengan membangun Pos Malaria Desa atau PMD. Di Desa Limbangan dibangun tiga pos, masing-masing diisi lima orang. Mereka disebut sebagai Juru dan Kader Malaria Desa.

Audio: Kita kerja sama dengan para kader malaria. Kita bikin pos malaria desa di tiga titik. Setiap pos ada kader sukarela. Masyarakat yang kena malaria, ada gejalanya ambil darahnya di PMD. Ditempati kader-kader malaria.
Apa beda Juru Malaria Desa, JMD, dengan Kader Malaria Desa?

Audio: JMD dari Puskemas. PTT. Tapi kalau kader dari desa yang tidak ada bayarannya. Tugas kader: beri penyuluhan, ambil darah orang yang kena gejala. Beri obat yang positif terkena malaria. Kalau tiga hari belum sembuh dirujuk ke rumah sakit.

Suparni adalah salah satu Kader Malaria Desa. Tanpa digaji, Suparni sukarela memeriksa orang, terutama anak-anak, yang dicurigai terserang malaria. Honor baru ada kalau mengikuti pelatihan yang digelar Dinas Kesehatan Banjarnegara. Sayang, tidak banyak yang berminat menjadi kader malaria.

Audio: Tidak pakai pendaftaran. Ditunjuk. Sukar. Susah. Kayak gajian. Masih banyak belum sadar diri. Honor tidak ada. Tapi kalau ada pelatihan ada dikasih duit honor.

Sebagai kader malaria, ada saja halangan yang dihadapi. Salah satu yang paling sulit adalah mengecek malaria di keluarga kaya. Kata Suparni, mereka gengsi kalau dinyatakan positif malaria.

Audio: Dikatakan susah, nggak susah. Dikatakan mudah, enggak. Umpamanya, kalau ada yang sakit orang kaya atau pintar, agak takut. Paling saya bilang ke kader lain, itu mungkin malaria. Orang kaya atau orang pintar itu gengsi kalau ada anggota keluarganya yang kena malaria.
Audio: Suasana SD Limbangan

Anak-anak pun dilibatkan dalam aksi memberantas malaria, yaitu lewat dokter cilik. Datang saja ke SD Limbangan kalau curiga kena malaria. Di Unit Kesehatan Sekolah, UKS, ada Atun, Isna dan Firda, siswa kelas 5 SD, yang siap menyambut. Ada juga Andre dan Dini yang sudah kelas 6. Di UKS, mereka belajar tentang berbagai macam penyakit, termasuk malaria. Dari sini pula mereka belajar soal pentingnya hidup sehat, langkah awal melawan malaria.

Audio: Mengajak teman untuk hidup sehat, contohnya membersihkan lingkungan sekolah dan pribadi meliputi badan, menggosok gigi, memotong kuku, bersih pakaian dan makanan.

Mereka berlima seperti dokter. Setiap teman yang datang ke Klinik UKS akan diperiksa. Jika sepintas terlihat tanda-tanda malaria, maka mereka mengambil sampel darah. Kecil-kecil begini, mereka sudah bisa menyuntik untuk ambil darah lho. Darah itu kemudian diserahkan kepada Juru Malaria Desa unuk diperiksa lebih detil.

Audio: Di UKS berlima. Pagi belajar seperti biasa. Pelajaran selesai dulu baru ke uks. Yang ngajari ibu guru. Diajari soal TBC, demam berdarah, influenza, malaria. Tetangga saya pernah kena malaria. Trus diambil darahnya untuk dilaporkan ke JMD.

Bersama Juru Malaria Desa, dokter cilik ini jadi pertolongan pertama bagi masyarakat, kata Nurhayati, guru Dini dan kawan-kawan.
Audio: Dokter kecil dibantu JMD. Kalau dokter kecil menemukan kasus maka akan melapor ke JMD untuk selanjutnya dirujuk ke Puskesmas.

Ini baru sekelumit program Gebrak Malaria Desa yang dicanangkan pada 2003 lalu oleh Pemerintah Daerah Banjarnegara. Apalagi langkah yang dilakukan Pemda setempat?
Audio: Lagu Jawa

Malaria adalah sejarah kelam bagi Desa Limbangan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada 2003 lalu, malaria menyerbu Banjarnegara. Lebih dari 200 desa di sana terjangkit penyakit ini, korban mencapai 10 ribu orang. Rumah sakit tak sanggup menampung pasien malaria yang membludak, apalagi Puskesmas yang kapasitasnya terbatas.

Audio: Lagu Jawa

Panglima perang dimainkan langsung oleh Bupati Banjarnegara, Djasri. Beberapa program dirancang demi menghilangkan malaria dari bumi Banjarnegara.

Gerakan Jumat Bersih digalakkan. Siswa sekolah hingga pegawai kantor pemerintah diwajibkan ikut bersih-bersih setiap Jumat pagi hingga jelang tengah hari. Anggaran daerah pun dialokasikan untuk penanganan malaria. Mulai dari beli obat, penyuluhan juru dan kader malaria sampai pengasapan lingkungan rumah serta kebun salak milik warga. Tujuannya satu: menyingkirkan nyamuk aedes agyptie penyebab malaria.

Audio: Inilah kiprah Kabupaten Banjarnegara yang tahun 2003 puncak kasus. Ribuan rakyat saya terkena malaria. Kemudian kita sepakat perang malaria. Namanya perang habis-habisan. Dari siswa sampai masyarakat terlibat. Kerja bakti terus menerus membersihkan lingkungan. Apbd juga mendampingi gebrak malaria.

Audio: Suasana SD Limbangan

Kesadaran terhadap malaria ini harus terus dipupuk dan diteruskan antar generasi, supaya Banjarnegara tak perlu lagi membuka lembar kelam malaria. Karena itulah anak-anak sekolah jadi sasaran kampanye yang tepat.

Salah satunya dengan menerbitkan buku malaria. Buku umum berukuran sedang ini berisi pengenalan dan upaya pengendalian malaria di Banjarnegara. Buku berisi kiat-kiat terhindar dari malaria. Termasuk cara-cara pertolongan pertama terhadap penderita malaria. Sejak 2008, juga ada Jurusan Malarologi di Kampus Politeknik Banjaregara, khusus belajar soal malaria di Banjarnegara.

Audio: Sehingga pelajaran yang mahal ini kita bukukan. Sekarang kita buka politeknik jurusan malarologi. Khususnya, malaria. Di dunia, hanya banjarnegara yang punya itu. Hehehe. Audio: Suasana anak-anak Banjarnegara

Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara Yusri Husein mengatakan, mereka menggelar berbagai lomba untuk memacu anak sekolah memberantas malaria. Misalnya, lomba paduan suara anti malaria, lomba cerdas cermat malaria, lomba dokter kecil dan Unit Kesehatan Sekolah malaria. Lomba digelar untuk anak SD hingga SMA.

Audio: UKS dan dokter kecil. Sekolah sehat kita lombakan. Selalu kita lakukan setiap tahun yang mana muatan lokal di lomba inilah kita beri materi itu. Lomba koor berantas malaria. Ini media promosi untuk sekolah supaya tahu apa itu malaria.

Yang juga unik dari Banjarnegara adalah memasukkan pelajaran soal malaria dalam muatan lokal kurikulum sekolah. (Pelajaran ini namanya khusus Malaria. Setara nama pelajaran lainnya seperti Olahraga, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, Agama, dll)

Audio: Guru pun sudah kita latih cara ambil darah. Sehingga guru langsung lapor ke JMD atau ke puskesman. Apa positif malaria atau tidak. Kalau setiap pemeriksaan itu biasanya diberikan obat sementara, kalau positif baru diobati.

Audio: Suasana Desa Limbangan Banjarnegara

Senjata pamungkas yang masih dipakai sampai sekarang adalah kelambu. Ini adalah penangkal paling mudah dan murah bagi warga Banjarnegara untuk terhindar dari serangan nyamuk malaria. Semua rumah penduduk wajib dilengkapi kelambu. Kalau ada yang tak mampu beli kelambu, pemerintah daerah siap membantu.

Audio: Untuk hindari kontak nyamuk. Ada dana dari APBD untuk pengadaan kelambu. Di dinas kesehatan, di gudang, masih ada stok kelambu. kalau di daerah yang kita programkan, ternyata semua program ini nggak bisa, terakhir, kelambu inilah yang kita serahkan.
Audio: Suasana Desa Limbangan Banjarnegara

Kini perang berhasil dimenangkan warga Banjarnegara. Memang, kadang masih ada saja yang tumbang gara-gara malaria. Tapi Bupati Banjarnegara Djasri memastikan, angka kasus malaria sudah turun drastic sejak program Gebrak Malaria dijalankan.

Audio: Tugas kita menjaga meningkatkan supaya tidak muncul lagi malaria. 0,18 per seribu, sekarang kasusnya seperti itu. Dan itu tidak murni dari banjarnegara. Ada juga yang bekerja di luar daerah, ke sini malah datang membawa malaria.

Lembar sejarah malaria sudah ditutup. Masyarakat Banjarnegara sudah berhasil diajak hidup bersih, sebagai langkah pertama menghadang malaria. Kini tinggal putar otak bagaimana menangkal malaria yang datang dari daerah lain.
Audio: Suasana Desa Limbangan Banjarnegara


[Humto Jaya Marbun |KBR68H]


foto: www.geocities.com

Thursday, January 22, 2009

Wisata di Titik Kulminasi


KBR68H ingin berbagi kebahagiaan dengan Anda. Feature berjudul 'Wisata di Titik Kulminasi' baru saja memenangkan penghargaan Anugerah Pesona Wisata Indonesia yang diselenggarakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Feature itu dimuat di rubrik SAGA, karya Heriyanto, kontributor KBR68H di Pontianak, Kalimantan Barat.

Kota Pontianak di Kalimantan Barat adalah satu-satunya kota yang persis dibelah oleh garis Katulistiwa. Kalau berkunjung ke sana, jangan lupa mampir ke Tugu Khatulistiwa, terutama pada Maret dan September. Saat itu, akan terjadi titik kulminasi, di mana semua benda tidak punya bayangan. Kontributor KBR68H di Pontianak Heriyanto datang ke Tugu Khatulistiwa dan berwisata saat puncak titik kulminasi. Ceritanya dibawakan Besty Siregar.

Audio: Suasana musik dan suara suling pembuka acara
Wajah-wajah gembira bercampur heran terlihat di Tugu Khatulistiwa. Tak lama, orang-orang pun bertepuk tangan ketika peristiwa yang dinantikan tiba. Semua orang sibuk melihat ke arah bawah, mencoba mencari bayangan tubuhnya. Bayangan mereka menghilang, padahal matahari bersinar terik persis di atas kepala.

Audio: Suasana menjelang titik kulminasi

Mishra sampai berkali-kali pindah tempat. Ia masih terus mencari bayangannya. Orang-orang di sekitar Mishra, juga benda lainnya, semua tak punya bayangan. Tiang bendera yang menjulang tinggi, juga tak punya bayangan.

Audio: MC menjelaskan soal titik kulminasi

Tanggal 23 September lalu adalah hari istimewa. Saat inilah semua bisa menyaksikan peristiwa yang hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan September. Peristiwa ini disebut peristiwa kulminasi, saat matahari melintasi garis katulistiwa. Saat itulah, semua benda kehilangan bayangan mereka.

Tempat yang paling tepat untuk merayakan peristiwa kulminasi ini adalah Tugu Khatulistiwa, Pontianak.

Audio: Keliatannya bagus sekali, kita baru tahu tanggal 23 matahari persis di atas kepala sini, jadi kita datang liat-liat aja. Dari jauh-jauh dari Jakarta, khusus buat lihat-lihat aja. Apalagi ini di Equator ya memang ya sekali aja setahun ini, khusus di negara tertentu di equator lewatnya tertentu.

Mishra adalah warga keturunan India yang sudah lama menetap di Jakarta. Sudah lama ia mendengar soal peristiwa kulminasi, tapi baru tahun ini keinginannya terwujud. Ia datang bersama istrinya. Rasa penasarannya pun terobati.

Audio: Kemarin kita datang jadi saya lihat tanggal 23 ada pesta seni, jadi kita kembali lagi hari ini, tanggal 23 kita ke Singkawang tahu tanggal 23 ada pesta kita kembali lagi hari ini mau lihat-lihat aja. Baik sekali, semua enak buat turis tempatnya cocok sekali

Ada banyak wisatawan asing yang datang ke Tugu Katulistiwa hari itu. Kan Pui Fat terbang dari Hongkong menuju Pontianak karena sudah sangat lama memendam keinginan berada di kota yang dilintasi garis katulistiwa. Ini sudah sejak Kan Pui Fat duduk di bangku sekolah, saat belajar tentang geografi. Di situ tertera informasi soal Tugu Katulistiwa yang dilalui garis lintang 0 derajat, garis katulistiwa.

Audio: When I was in secondary school in one subject I knew famous located in Pontianak, in my mind I remember that, but I dont have a time, but now I am very happy to day after I have crossing to the equators, know I came here, I am very happy [Ketika saya masih sekolah di SD, ada satu pelajaran yang bercerita tentang Tugu Khatulistiwa, saya masih ingat. Tetapi saya belum berkesempatan untuk mengunjunginya. Sekarang saya sangat senang karena bisa mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Sekarang saya di sini, saya sangat senang]

Ada juga yang secara tidak sengaja ikut dalam perayaan peristiwa kulminasi di Tugu Katulistiwa. Misalnya Burhanudin, warga Makassar, Sulawesi Selatan, tak sengaja datang ke Pontianak. Kebetulan diajak temannya, Burhanudin ikut serta.

Audio: Saya berasal dari Makasar kebetulan tugas di sini, saya sempatkan berkunjung ke monumen khatulistiwa ini, kalau di Makasar cukup tenar juga nama tugu ini, jadi saya selaku orang makasar kepiingin melihat bagaimana sih bentuk tugu ini.

Setiap 21-23 Maret dan 23 September, selalu ada peristiwa unik yang disebut titik kulminasi. Saat itu, matahari tepat berada di tengah titik khayal katulistiwa. Pemandu wisata di Tuku Katulistiwa, Kasnawi.

Audio: Titik kulminasi itu adalah suatu peristiwa alam di mana pada waktu itu matahari tepat berada di garis khatulisyiwa. Kulminasi sendiri adalah artinya klimak atau puncak. Titik tertinggi matahari atau titik keseimbangan matahari, kalau di khatulistiwa khan berarti di tengah, balance dia, jadi matahari tidak di utara tidak di selatan namun berada di tengah atau garis lintang 0 derajat

Karena posisi matahari tegak lurus, maka semua benda tegak yang ada di Tugu Katulistiwa saat itu tidak punya bayangan. Begitu juga tugu itu sendiri, tanpa bayangan, karena tugu terletak persis di garis lintang nol derajat. Peristiwa menghilangnya bayangan biasanya berlangsung selama 3 menit, dari pukul 11.46 sampai pukul 11.49.

Audio: Sehingga pada waktu itu bayangan benda-benda yang tegak lurus di sekitar tugu khatulistiwa akan hilang bayangannya dalam beberapa menit. Ada rentang waktinya ada tanggalnya, ada timingnya, jadi bukan sembarang waktu kejadian itu. Yang jelas setahun 2 kali, Maret dan September. Setiap tanggal 21-23 maret dan september. Kemungkinan dia 23, kemungkinan 21 atau 22.

Audio: Suasana atraksi budaya

Apa saja keistimewaan dari Tugu Katulistiwa yang terletak di lintang nol derajat ini?

Audio: Lagu Sungai Kapuas

Tugu Katulistiwa adalah ikon kota Pontianak. Tak lengkap rasanya datang ke Pontianak tanpa menyempatkan diri ke tugu ini. Letaknya tak jauh dari Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.

Tugu Katulistiewa didirikan pada 1928, oleh sebuah ekspedisi internasional yang dipimpin pakar geografi Belanda. Dengan perhitungan astronomi, ditetapkanlah sebuah titik sebagai penanda lintang nol derajat. Di situ lantas dibangun tugu, kata Kepala Tugu Katulistiwa, Heri Adha Sunarso.

Audio: Berdasarkan catatan dibangun oleh tim dari Belanda tim geograpi pada tahun 28. Jadi pertama kali dibangun pada 28 dengan beberapa kali perubahan, kemudian terakhir kali dirubah pada tahun 38 oleh Pak Silaban arsitek kita, setelah itu pada tahun 1991 dibangun kubahnya atau penutup untuk melindungi dari alam dan orang yang tidak bertanggung jawab

Selain berada persis di garis lintang, ada juga yang percaya keunikan yang ditawarkan Tugu Katulistiwa. Menurut penelitian dari Jepang, tingkat grafitasi yang absolut di wilayah katulistiwa dianggap bisa membantu terapi kegemukan.

Pramuwista Tugu Katulistiwa, Kasnawi.

Audio: Matahari berkulminasi itu menurut ahli geologi berat badan bisa berkurang beberapa gram kalau dia datang ke khatulistiwa ini, ini bisa dikatakan sebagai therapy alam makanya bagi yang mengalami obesitas bisa datang ke khatulistiwa pada Maret dan September bisa langsing secara bertahap. Kenapa? Karena padamatahri berkulminasi ini gaya grafitasi meningkat sehingga mempengaruhi berat benda-benda. Sehingga secara langsung berat benda berkurang

Tahun 2006, posisi titik 0 derajat di Tugu Katulistiwa diukur ulang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, BPPT. Rupanya ada pergeseran, yaitu bergeser 115 meter ke arah selatan. Perbedaan ini karena dulu posisi titik 0 derajat diukur dengan perhitungan astronomi, kini dihitung dengan satelit.

Kepala Tugu Katulistiwa, Heri Adha Sunarso.

Audio: Bukan pergeseran sih hanya perbedaan penentuan aja, jika dulu pada tahun 28 itu belum ada yang namanya GPS, mereka masih menentukan dengan astronomi atau ilmu bintang segala macam. kalau sekarang khan sudah lebih canggih, ya posisi pasnya sekitar beberapa ratus meter dari yang asli ke arah sungai.

Audio: Lagu Sungai Kapuas

Saat terjadi peristiwa titik kulminasi pada Maret dan September, ada banyak acara kebudayaan digelar di sini. Pemandu wisata di Tuku Katulistiwa, Kasnawi, bercerita soal acara yang digelar untuk bulan September lalu.

Audio: Peristiwa di titik kulminasi di khatulistiwa ini sudah jadi kalender of even, makanya setiap peringatan kulminasi ini disuguhkanlah berbagai macam atraksi seni dan budaya dari berbagai sanggar seni di Pontianak yang mewakili berbagai etnik di Pontianak baik Melayu, Dayak, Chines, Jawa, yang kita suguhkan pada pengunjung atau tamu syang datang saat itu.

Pesona Tugu Katulistiwa terbukti masih berhasil menyedot perhatian wisatawan, termasuk dari luar negeri. Angka terakhir menunjukkan ada 28 ribuan wisatawan berkunjung ke Pontianak tiap tahun, dengan 500 diantaranya turis asing.

Kepala Tugu Katulistiwa, Heri Adha Sunarso.

Audio: Dari dalam negeri ada 10 besarnya, untuk wisatawan luar negeri paling banyak dari malaysia karena ada jalan daratnya, kalau wisatawan nusantara paling banyak selain Kalbar dari Jakarta. Kalau titik kulminasi itu minus 1 plus 1. Jadi karena tiga hari biasanya tanggal 21 22 23 itu sudah ramai.

Pariwisata di Tugu Katulistiwa tak hanya membawa decak kagum para turis yang mendadak kehilangan bayangan mereka, tapi juga membawa kegembiraan bagi warga sekitar. Suhartini selalu berjualan ketika perayaan titik kulminasi tiba. Lumayan, hasilnya bisa sampai jutaan rupiah.

Audio: Otomatislah ye karena ada pariwisata di sini di tugu besar ini paling ndak kita mendapatkan keuntungan juga, rejeki. Kalau pas ramai sekali, pas ramai sekali tiga jutaan ade, kalau yang ndak yaa biasanya kadang-kadang seratus lebih tapi kalau nggak ada tamu sama sekali ya nggak ada laku..

Satu hal yang masih jadi PR pengelola Tugu Katulistiwa adalah soal fasilitas. Burhanudin, salah satu pengunjung dari Makassar Sulawesi Selatan, mengusulkan penambahan fasilitas, yang bisa menambah pengetahuan orang soal tugu.

Audio: Bagus, cuma perlu perawatan di sekitar lokasi tugu, karena kalau seperti di Sulawesi Selatan itu benda-benda sejarah itu seperti misalnya di Makasar sana ada namanya Benteng Somba Opu pemerintah daerah setempat cukup serius dalam penanganan budaya-budaya ini dalam kaitannya kunjungan wisatawan baik domestik maupun internasional.

Sementara Ratih, pengunjung lokal dari Pontianak, mengusulkan tambahan fasilitas sehingga pengunjung merasa lebih nyaman.

Audio: Sebaiknya fasilitas yang ada di sana dibangun sedemikian rupa, seperti tempat rekreasi sesungguhnya, seperti taman perlu ada fasilitas buat pengunjung tambah misalnya ada tempat duduknya dan ada juga tempat abrasinya ditata sedemikian rupa sehingga pengunjung bisa mancing atau juga bisa menikmati sungai di sana

Pemerintah Kota Pontianak bukannya tak punya rencana. Mereka bercita-cita memiliki Sundial Grand Desain Katulistiwa, di mana kompleks sekitar Tugu Katulistiwa akan dibangun secara lebih modern. Akan ada banyak fasilitas wisata penunjang.

Tapi rencana sebesar itu tentu butuh uang banyak. Kepala Dinas Pariwisata Kota Pontianak Sugeng Harjo Subandi mengatakan, itu dia yang belum terkumpul.
Audio: Sundial Grand Desain Khatulistiwa akan dikembangkan ke sana, permasalahan sekarang kalau bisa kita publis, sekarang khan yang bisa membiayai proyek-proyek raksasa itu swasta, kita susdah menyiapkan tata ruangnya nanti kita publiskan, ya mudah-mudahanlah ada pihak swasta yang bisa berperan serta.

Masyarakat Pariwisata Indonesia di Kalimantan Barat berharap banyak dengan rencana Sundial Grand Desain Katulistiwa ini. Ketua MPI Kalbar Martias mengatakan, mudah-mudahan ini ikut mendongkrak jumlah wisatawan.

Audio: Jika Sundial ini terjadi maka multiflier effect terhadap masyarakat sekitar ini akan luar biasa dan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota pontianak. Kita akan membuat pintu masuk, kota pontianak merupakan pintu masuknya. Audio: Suasana musik dan suara suling pembuka acara

Jadi, mampirlah ke Tugu Katulistiwa di Pontianak. Begitu pulang, Anda akan mengantongi sertifikat perlintasan, sebagai bukti kunjungan mereka ke garis lintang nol derajat. Kepala Dinas Pariwisata Kota Pontianak Sugeng Haryo Subandi.

Audio: Kita baru meningkatkan view pemandangan di khatulistiwa dan siapa saja yang datang ke situ kita beri sertificate accros line jadi sebagai bukti telah datang di titik belahan bumi utara bumi selatan, jadi sudah datang ke situ kita beri sertifikat.

Setiap Maret dan September, nikmatilah saat-saat Anda kehilangan bayangan tubuh Anda di Tugu Katulistiwa.

Audio: Suasana musik melayu


[Heriyanto |KBR68H]

BBM Turun Bukan Prestasi


Untuk ketiga kalinya Pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla menurunkan harga BBM. Mulai 15 Januari 2009 ini turun menjadi 4.500 rupiah. Bagi para pendukung Yudhoyono, penurunan ini dianggap prestasi karena dalam sejarah republik berdiri, baru kali ini ada penurunan BBM. Namun di mata lawan politiknya, penurunan BBM tidak istimewa karena harga minyak dunia yang menjadi patokan harga BBM juga telah turun. Apalagi, penurunan BBM tidak diikuti penurunan harga kebutuhan lainnya. Bagaimana sikap masyarakat soal turunnya harga BBM ini? Berikut laporan yang disusun Reporter KBR68H Budhi Kurniawan.

Audio: Suasana terminal

Pagi-pagi sekali, Ambar Supriyadi sudah tiba di Terminal Bus Rawamangun, Jakarta. Ini hari pertama pasca pengumuman pemerintah yang menurunkan harga BBM di bulan Januari 2009. Berarti, kali ketiga dalam dua bulan belakangan. Ambar hendak berangkat ke Solo, menumpang bus Rosalia Indah.

Karena sudah ada pengumuman resmi dari pemerintah, Ambar berharap, tariff angkutan umum sudah turun. Tapi Ambar keliru. Harga tiket bus tetap sama dengan harga tiket dua pekan sebelumnya. Padahal menurut logika Ambar, jika harga BBM turun, sudah semestinya tariff angkutan ikut turun.

Audio: Seharusnya kan premium turun kalau premium turun ya tarif turun. itu konsekuensinya. kalau ngga begitu apa artinya penurunan BBM.

Kalau versi pengemudi angkutan umum, tarif angkutan tak turun karena tidak ada penurunan target setoan. Suyanto, supir angkutan di Rembang, Jawa Tengah.

Audio: Seperti biasa saja. Tak ada pengaruh. kalau seperti dulu, kenaikan 100 persen, itu penumpang langsung kurang

Di Maluku Utara, supir angkot juga tidak langsung menurunkan tarif angkutan begitu harga BBM turun. Alasan mereka, belum ada instruksi dari Pemerintah Kota soal ini. Kepala Dinas Perhubungan Maluku Utara Syarif Mopeng mengaku belum menerima Surat Keputusan Menteri Perhubungan untuk menurunka tarif.

Audio: Diturunkan 5000 ribu kemudian diturunkan lagi 4500 itu keputusan pemerintah. Persoalan sekarang setiap langkah yang turun bukan semaunya dinas perhubungan menurunkan. Tapi harus berdasar aturan yang baku, baik dari pemko atau dari Departrtemen perhubugan.

Audio: Suasana metro mini, kenek manggil penumpang

Meski sudah ada woro-woro dari Pemerintah, toh di lapangan tarif angkutan tak serta merta turun. Induk Organisasi Angkutan Darat ORGANDA beralasan, masih berhitung prosentase ideal penurunan tarif. Cara menghitungnya, kata Ketua Umum DPP ORGANDA Murphy Hutagalung, misalnya dengan mempertimbangkan mahalnya harga suku cadang dan komponen lainnya. Karenanya, ORGANA baru akan memberlakukan tarif baru angkutan umum akhir bulan ini.

Audio: Kalau kita ambil dari BBM saja itu hanya bisa menurunkan 5 persen. Tapi di dalam operasional, BBM itu hanya salah satu komponen. Sedang komponen lain banyak yang terkait seperti spare part. spare part sekarang kondisnya dengan kurs yang cukup tinggi juga melambungnya cukup besar.

Tambahin suara metro mini, kenek manggil penumpang

Lambannya kebijakan penurunan tarif dari ORGANDA itu tak sejalan dengan permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat mengumumkan penurunan BBM 12 Januari silam, Presiden Yudhoyono meminta tarif angkutan umum bisa turun sampai 10 persen. Kata Yudhoyono, penurunan tarif angkutan umum diperlukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Audio: Penurunan harga BBM dihitung dapat menurunkan hingga 10 persen tarif angkutan kita. Kebiajakn ditangan pemerintah pusat akan berlaku mulai 15 januari 209 bertepatan penurunan harga bbm.
Audio: Suasana kereta api

Yang harganya justru turun adalah tarif kereta api. PT Kereta Api Indonesia menurunkan tarif angkutan kereta api luar kota untuk kelas ekonomi sebesar 8 persen. Juru bicara PT Kereta Api Indonesia Ahmad Sujadi mengatakan, besaran penurunan tarif itu sekitar 4 ribu rupiah.

Audio: Ini kan kelas ekonomi keputusan dari pemerintah, penurunan harga BBM yaitu solar tentunya berpengaruh terhadap biaya opeasi khususnya kereta api ekonomi karena kan menggunakan lokomotif. Keputusan pemerinta menurunkan tarif ekonomi 8 persen lah sekita 4 ribu rupiah

Dengan tarif baru itu, kata Ahmad Sujadi, tarif kereta api ekonomi untuk jurusan Pasar Senen ke Malang, misalnya, turun dari 55 ribu rupiah menjadi 51 rupiah. Kata Ahmad, penurunan tarif ini hanya untuk kelas ekonomi untuk jarak menengah dan jauh. Tarif kereta api ekonomi untuk jarak dekat tidak ikut turun karena harganya sudah murah.

Yang masih berharap bisa turun adalah harga bahan baku produk makanan dan minuman. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia GAPMI Thomas Darmawan mengatakan, secara bertahap, makanan dan minuman akan turun 5-10 persen.

Audio: Saya memperkirankan trend kedepan produk makanan akan turun 5-10%. Mungkin setekah BBM tanggal 15, setelah imlek akan ada penurunan. Mungkin tidak seragam tapi ada yang turun 5%, 12% atau ada yang tidak turun, tapi ukurannya lebih besar.

Tidak ikut turunnya harga berbagai barang kebutuhan, meski harga BBM sudah turun tiga kali, sudah bisa diduga sejak awal. Pengamat ekonomi dari Indef, Aviliani, mengatakan harga sulit diturunkan karena ketika pemerintah pertama kali menaikan harga BBM lalu, harga-harga barang telah terlanjur naik. Dan barang-barang inilah, kata Aviliani, yang kini tersedia di pasaran.

Audio: Tidak akan berdampak pada penurunan. dan itu kan sudah terlihat, penurunan pertama inflasi tetap ada. harusnya dfelasi. dan desember ternyatac deflasinya hanya 0,0 sekian. padah penurunan BBMnya cukup lumayan. jadi itu saya lihat kurag ada signifikasi terhadap penurunan.

Audio: Iklan Partai Demokrat

Tapi lihatlah iklan di media. Partai Demokrat sudah beriklan, mengklaim tiga kali harga BBM turun sebagai suatu prestasi pemerintahan Presiden Yudhoyono. Apakah ini betul-betul bisa dianggap sebagai suatu prestasi? Bukankah harga minyak dunia memang tengah merosot turun?

Audio: Iklan Partai Demokrat

Iklan ini kerap diputar di berbagai media. Iklan bikinan Partai Demokrat ini mengklaim penurunan BBM sebagai salah satu bukti keberhasilan Pemerintahan Yudhoyono. Iklan ini merambah di radio, juga koran dan televisi.

Padahal turunnya harga BBM tak bisa seenaknya diklaim sebagai hasil kebijakan Presiden Yudhoyono. Pengamat ekonomi Indef Aviliani menambahkan, faktor luar negeri justru yang paling berperan dalam turunnya harga BBM. Harga minyak mentah dunia yang pada pertengahan tahun lalu di atas angka 100 dollar per barel, kini sudah di bawah 50 dollar per barel. Saat itu, pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri untuk mengimbangi dengan harga minyak dunia. Premium sempat mencapai harga Rp 6.000,-/liter dari sebelumnya Rp 4.500,-/liter. Solar yang semula Rp 4.300/liter naik menjadi Rp 5.500,-/liter. Dengan begitu, logika yang sama harusnya berlaku di sini, kata Aviliani, pemerintah menurunkan harga BBM dalam negeri karena harga minyak dunia sudah turun.

Audio: Karena ini kan lebih disebabkan faktor eksternal penurunan harga ini sehingga memang kalau pemerintah tidak menurunkan harga itu artinya pemerintah sudah disubsidi tapi tetap harganya tinggi. Dalam ssejarah baru sekarang turun karena memang dalam sejarah BBM baru sekarang naiknya signifikan, turunnya signifikan. Bukan kerja SBY. Kerjanya SBY dalam menurnkannya, tapi kenapa diturunkan karen faktior eksternal.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Efendi Simbolon. Menurut dia, penurunan harga BBM tak bisa diklaim sebagai prestasi Presiden Yudhoyono. Pemerintah, kata Efendi, terlalu mendramatisir penurunan harga BBM.

Audio: Tidak perlu dibawa-bawa ke sidang kabinet apalagi yang mengumumkan presiden. Saya kira tak perlulah, kecuali karena upayanya pemerintah. Kita harus sampaikan kepada masyarakat bahwa ini bukan upaya. Ini memang secara otomatis akan menyesuaikian harga keekonomiannya yang selama ini oleh pemrintah diatur-atur. Pada waktu naik, alasannya karena kenaikan harga bahan baku. Nah sekarang kalau sekarang bahan bakunya turun masa tak ikut turun ?

Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Golkar Airlangga Hartanto berpendapat serupa. Turunnya harga BBM, kata Airlanga, tak bisa dibandingkan dengan Tarif Dasar Listrik yang masih disubsidi.

Audio: Kalau harga BBM memang sudah sewajarnya turun karena memang harga minyak dunia sudah sewajarnya turun. (Tapi kalau bicara TDL sekarang kan harga jual listrik lebh rendah dari pada harga produksi. kaitannya dengan subsidi yang masih tinggi di sektor kelistrikan

Kesimpulannya, turunnya harga BBM adalah suatu keniscayaan, karena harga minyak dunia sudah turun.

Dan tren penurunan harga minyak dunia itu dimanfaatkan secara cerdas oleh Presiden Yudhoyono untuk mendongkrak popularitas jelang pemilu presiden 2009. Pengamat politik dari Charta Politica, Burhanudin Muhtadi, mengatakan salah satunya dengan menurunkan harga bbm dalam negeri secara berkala, tidak sekaligus. Kata Burhan, ini berdampak pada hasil survei sejumlh lembaga yang menunjukkan pamor Yudhoyono meningkat jika dibandingkan pertengahan tahun lalu ketika pemerintah menaikkan harga bbm.

Audio: Pada saat itu Megawati, popularitas dan elektabilitasnya di atas SBY pada Juni 2008. Tapi ketika September-Oktober-Vovember-Desember,dan Januari ini, SBY sudah 3 kali menurunkan BBM, konstalasi politik menurut survey berubah. SBY sekarang leading di kisaran 42-43 persen, jauh melampaui Megawati yang sempat meminpin perolehan poling pada Juni 2008.

Apalagi, Presiden selalu berada di depan setiap kali kebijakan penurunan harga BBM diumumkan kepada masyarakat. Berbeda dengan saat pengumuman naiknya harga BBM. Presiden menugaskan menterinya untuk mengumumkan.

Audio: Dan ada hal-hal yang kurang etis, beberapa sumber saya di Partai Golkar merasa marah, kurang setuju karena solah-olah penurunan harga BBM, diambil kreditnya oleh SBY dan Demokrat. Ketika hal-hal yang terkait dengan kebijakan yang tidak populer, JK diminta berdiri paling depan. Tapi ketika terkait kebijakan populis seperti penurunan BBM, SBY yang tampil di depan. Akhirnya SBY mendapat keridir dari kebhijakan yang populis itu

Di saat yang sama, iklan Partai Demokrat langsung membanjir begitu pengumuman turunnya harga BBM.

Audio: Iklan Partai Demokrat

Pemerintah membantah penurunan BBM terkait Pemilu 2009. Di hadapan 300 legiun veteran di istana negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, penurunan harga BBM tidak ada kaitannya dengan semakin dekatnya Pemilu.

Audio: Suasana terminal

Boleh saja pemerintah mengklaim penurunan harga BBM ini sebagai prestasi menjelang akhir kepemimpinan. Tapi bagi sebagian warga, harga BBM turun tak mengubah banyak hal.

Audio: Ngga pengaruh sama sekali.Semua kebutuhan malah tambah naik. Belanjaan malah tambah mahal Kayak tomat, cabe, kol, timun, semua naik. Ngga ada pengaruh. Harga-harga sembako malah naik. Timun bisanaya 2 ribu sekarang 3500 sekarang 4 ribu. Tomat bisanya 5000 sekatang 10 ribu. Minyak mau naik lagi.Gula/ Makan di warteg tetap mahal.Dulu warteg idola anak kos sekarang mahal juga.


[Budhi Kurniawan | KBR68H]


foto:
www.presidensby.info/

Wednesday, January 21, 2009

Mendorong Industri Kreatif Indonesia


Krisis ekonomi sepuluh tahun lalu berhasil membuktikan sektor ekonomi kreatif merupakan basis ekonomi yang kuat. Berbekal modal secukupnya, ekonomi kreatif sukses membuka lapangan kerja baru. Itu sebabnya pemerintah kembali melirik sektor ini sebagai penopang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2009. Kota Bandung bisa dibilang berada di garis terdepan dalam program ekonomi kreatif. Reporter KBR68H Sutami menelusuri kreativitas yang menghidupi anak muda Bandung.

Audio: Dengan ajakan, pesan dan harapan itu, hadirin yang saya muliakan, dengan terlebih dulu memanjatkan atau memohon ridho Allah SWT, dan dengan mengucapkan bismilahirrahmanirahim, saya canangkan tahun Indonesia Kreatif pada tahun 2009 ini

Dunia yang tengah lesu akibat krisis keuangan mesti disiasati. Karena itulah, Presiden Yudhoyono mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif. Pasar yang lesu, permintaan yang seret dan PHK, tahun ini bakal segera jadi kenyataan. Berbekal kreativitas, denyut ekonomi coba dipertahankan.

Audio: Suasana Jalan Bandung

Jauh sebelum tahun ekonomi kreatif dicanangkan secara nasional, kreativitas sudah mendarah daging di Bandung. Ibukota propinsi Jawa Barat ini sejak dulu dikenal sebagai gudangnya anak muda yang kreatif. Siapa tak kenal dengan beragam desain kaos, segala perlengkapan aktivitas luar ruang buatan Bandung, hingga artis papan atas macam Nicky Astria, Pass Band, dan yang terakhir The Changcutters.

Audio: salah satu lagu The Changcutters

Misalnya soal music. Musik dan Bandung seperti dua sisi mata uang. Lewat musik yang beraneka warna, muncullah beragam terobosan ekonomi. Mulai dari distribusi kaset dan CD hingga ke beragam pernak-pernik. Rambahannya pun meluas, tak hanya di dunia musik, tapi menjalar ke pakaian. Sayangnya, kata pegiat Forum Kota Kreatif Bandung BCCF, Dwinita Larasati model pertumbuhan ekonomi kreatif di Bandung selama ini masih bersifat sporadis.

Audio: Meskipun masih sporadis, Kota Bandung itu titik Industrinya kan beda-beda. Tiba-tiba kan muncul group musik ini-itu, disini muncul dari sisi fashion kalo dulu kan terkenalnya jin cihampelas, terus berkembang sekarang dah banyak FO lah, distro lah. Itu kan titiknya beda-beda lagi. Lalu ada yang kearah tradisional kaya saung ujo, ini semua masih sporadis

Karena saling menyebar, karya kreatif anak muda Bandung kerap tak bisa bertahan lama. Di ranah musik misalnya, band-band baru banyak yang mati muda. Kata Dwinita Larasati alias Tita, usia yang pendek dari sebuah kreatifitas adalah dampak tidak adanya jaringan dengan sektor lain. Karenanya, bersama teman-temannya, pengajar di Fakultas Seni Rupa ITB ini mendirikan sebuah jejaring. Namanya, Forum Kota Kreatif Bandung alias BCCF.

Audio: Networkingnya, kaya distro itu kan awalnya dari musik juga. Musik juga awalnya dari kumpul-kumpul, main skateboard misalkan. Skate board juga ada komunitasnya disini. Skateboard, mereka punya musik tertentu, mereka pingin atribut tertentu. Nah itukan melebar lagi bisnisnya. Dari musik, appareal, baju, sepatu, tas, asesoris, industri musiknya nyambung lagi kemana, viedo klip, adalagi kostum dan sebagainya. Jadi semuanya akan nyambung. Keuntungannya tuh di BCCF, kita bisa dengan mudah ketemu orang-orang ini.

Audio: Suasana Jalan Bandung

Yayasan Common Room ada di belakang pembentukan Forum Kota Kreatif Bandung, BCCF. Yayasan ini menghuni sebuah rumah asri di belakang Rumah Sakit Borromeus, Bandung. Sejak berdiri pada 2001, Common Room berambisi mewadahi segala bentuk kreativitas anak muda.

Setelah tujuh tahun bergerilya, Direktur Yayasan Common Room Gustaff Harriman mengaku berhasil memetakan pusat-pusat kreatifitas yang terserak.

Audio: Potensi-potensi yang berkembang di Bandung itu sudah bisa terpetakan secara masif. Kalo misalkan dulu tuh kita gak kenal profesi web desainer, hacker tuh apaan sih? Musisi tuh kerjanya kaya gimana sih? Sekarang kaya gimana potensinya seperti apa? Terlihat bahwa ternyata selama ini kontribusi ekonomi dari komunitas ini sangat besar. Sehingga sangat perlu diciptakan situasi-situasi yang bisa menunjang perkembangannya

Pusat-pusat kreativitas yang tersebar itu lantas dihubungkan satu per satu, oleh Gustaff dari Common Room dan BCCF. Dengan cara itu, mereka bisa saling menopang, dan harapannya, berumur panjang.

Audio: Beberapa waktu terakhir, common room secara intens, memfasilitasi pembentukan bandung creative forum dan kemudian BCCF nya jadi sebuah lembaga resmi yang mewadahi kegiatan komunitas industri kreatif untuk kemudian bernegosiasi dengan pemerintah atau sektor private, dan komuitas-komunitas. Dan ini yang saya pikir merupakan satu langkah awal mengembangkan ekonomi kreatif secara sistem ya. Karena selama ini sporadis dan tidak terpetakan dengan baik

Jika antar titik sudah saling terhubung, maka terciptalah industry kreatif yang lebih kuat. Ini bisa menggerakkan roda perekonomian. Ini bukan sekadar teori. Adi Handi, vokalis band ‘Forgotten’ membuktikan keuntungan dari teori jaringan kreativitas. Laki-laki yang disapa Adi Gembel ini menjadi saksi bangkitnya ekonomi masyarakat sekitar Ujung Berung, Bandung, tempat Adi meniti karir sebagai vokalis band metal underground.

Audio: Ide untuk jualan merchandise bandnya seperti apa? Muncul ide untuk buat tempat sablon. Muncul untuk buat studio latihan, temoat rekaman dan sebagainya. Kalo secara jumlah pastinya sih saya gak tahu pasti. Tapi yang pasti kalo dihitung dari 90-an sudah ada 30-an band yang terlibat dikomunitas itu dan menghasilkan banyak karya. Jadi kalo mau dihitung rata-rata satu band rata-rata ada 5 crew misalnya, beberapa band bikin usaha sablon juga. Si eben itu sablonya sekitar 20 pekerja.
Jumlah itu kata Adi baru untuk band dan pernak-pernik bagi para fans. Ini belum termasuk saat para band underground itu melakukan konser. Saat konser dihelat, giliran tempat penyewaan perangkat sistem pegeras suara dan panggung yang kebagian rejeki.

Audio: Lagu ‘Rock Your’ dari Forgotten

Tapi belakangan, order manggung banyak band underground jauh berkurang. Akibatnya banyak industri sampingan ikutan merana.
Audio: Lagu ‘666’ dari Forgotten

Meski punya segudang potensi kreatif, untuk menampilkan kreativitas anak-anak Bandung, jalan yang harus ditempuh tak selalu mudah. Band metal kini kesulitan manggung. Bukan hanya karena dana cekak, tapi juga karena urusan perizinan menghadang.

Audio: Lagu ‘666’ dari Forgotten

Pemicunya sebuah konser di tanggal 9 Februari 2008. Konser yang digelar band metal Beside berakhir dengan melayangnya nyawa 11 fans akibat berdesak-desakan keluar dari tempat konser, gedung AACC. Bandung mengenangnya sebagai ‘Insiden Sabtu Kelabu’. Pasca insiden itu, izin makin sulit didapat. Band Forgotten, kata vokalis Adi Gembel, ketempuhan. Kalau di tahun 2007 mereka bisa konser tiga kali seminggu, tahun lalu, jumlah konser yang mereka lakukan dalam setahun bisa dihitung dengan jari tangan.

Audio: Ada sih yang sampai 5000 (kapasitas_red) Cuma akses kesananya kan susah. Mahal, kemudian birokrasi yang mesti ditembus juga lumayan sulit, seperti itulah. Jadi memang ruang-ruang yang layak itu memang hanya mampu diakses oleh orang-orang yang punya kemampuan kapital yang besar. Sementara buat komunitasnya sendiri, sulit untuk bisa akses kesana

Efek dominonya ikut terasa sampai ke pengusaha penyewaan sistem pengeras suara dan panggung, serta pengusaha pernak-pernik band. Sebab, kata Adi, fans baru akan membeli pernak-pernik band kesayangan mereka jika bisa menyaksikan bandnya beraksi diatas panggung.

Audio: Suasana jalan Bandung

Izin yang sulit bukan satu-satunya kendala. Direktur Yayasan Common Room Gustaff Hariman menyorot soal minimnya dukungan pemerintah untuk industri kreatif. ‘Insiden Sabtu Kelabu’ yang terjadi hamper setahun silam, kata Gustaff, membuktikan pemerintah tak berpihak kepada kreativitas anak muda Bandung.

Audio: Pas diliat-liat itu memang kondisi gedung tidak layak. terus itu kan jadi pertanyaan bagaimana mungkin Bandung yang selama ini terkenal sebagai gudangnya musisi tak punya gedung konser yang layak. itu disisi infrastruktur. Dan itu diluar jangkauan masyarakat. Kita kan masyarakat biasa, bagaimana mungkin, dan kalau saya lihat itu kan masalah bagaimana kita menghargai individu juga, hak azazi

Tempat yang sudah ada pun terancam digusur.

Audio: Terus seniman-seniman misalnya, tempat pameran, bikin pameran buat seniman teh mahal gitu. Eh ini ada tempat yang biasa dibuat bikin karya di Bandung, di Babakan Siliwangi, eh Babakan Siliwanginya mau dijadikan restoran. Inikan secara perlahan-lahan sistem ini membunuh kreatifitas gitu

Supaya kreativitas tetap punya rumah, Common Room menjadikan markasnya sebagai ruang public bagi seniman. Di saat yang sama, mereka terus mendesak pemerintah menyediakan ruang memadai untuk menampung kreativitas yang berdenyut di sana. Misalnya, gedung konser yang layak.

Permintaan Gustaff dan kawan-kawannya langsung ditanggapi pemerintah kota Bandung. Juru bicara pemerintah kota Bandung, Bulgan Alamin mengatakan sudah ada lokasi khusus yang disiapkan untuk pameran dan konser.
Audio: Nah pada posisi itu pemerintah juga mengambil kebijakan merencanakan untuk membuat sebuah gedung musik misalnya, mungkin juga untuk display pameran dan sebagainya, meskipun sudah ada yang kecil-kecil. Ya kita tahu kan kalau setiap ingin langsung begitu ada kan? Bahkan untuk para seniman didaerah bandung timur sudah ada empat hektar yang rencananya 10 hektar untuk menampung para seniman itu ada kampung senilah. Model semacam itu. Nah ini untuk mendorong kreatifitas kebutuhan yang datangnya dari masyarakat

Soal modal, kata Bulgan, ditanggung pemerintah.

Audio: Bawako makmur, artinya memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat, permodalan dari mulai 500 ribu sampai 15 juta. Apakah itu perorangan atau pemula atau yang sudah jalan, nah pada posisi itu pemerintah mengharapkan adanya kreatifitas dari masyarakat sendiri sehingga punya nilai ekonomis. Contoh kasus misalnya kalau pak Wali bilang ada seseorang pak saya butuh modal untuk jualan surabi. Dulunya cuma asin aja rasanya, dengan bantuan 500 ribu ditambahin deh rasanya ada coklatnya, ada kejunya, ada strawbery dan macam-macam

Tapi proposal program kreativitas tak melulu dikabulkan pemerintah kota Bandung. Pegiat Forum Kota Kreatif Bandung BCCF Dwinita Larasati pernah mengusulkan sederet perbaikan yang perlu dilakukan pemerintah untuk menyemangati industri kreatif Bandung. Tapi yang ada, mereka harus menelan kecewa.

Audio: BCCF udah punya usulan nih untuk pemkot, yang harus diperbaiki apa saja, misalnya pentas umum ini, gedung ini, dan sebagainya. Kita sudah sebut nih, usulan-usulan ini. Mereka bilang, sebenarnya yang diusulkan ini sudah ada didalam program kita, terus kita heran, kenapa gak jalan? Karena mereka gak tahu eksekusinya gimana? Ya tolong dong kita. Nah tolong dong kitanya itu mereka maunya dalam bentuk kita masukin proposal, mereka ajukan dananya, dananya turun tapi kita tahu apa yang terjadi setelah dana turun. Yang sampai ke kita kan Cuma berapa? 40 persen. Itu gak akan mungkin berjalan

Pilihannya, pemerintah campur tangan atau tidak sama sekali. Kata Tita, lebih baik pemerintah ada di luar arena saja, membiarkan kreativitas masyarakat tumbuh tanpa berhadapan dengan birokrasi yang berbelit dan cenderung koruptif. Seperti kata Teh Nicky Astria, uang bisa bikin mabuk kepayang.

Audio: Lagu ‘Uang’ Nicky Astria


[Sutami | KBR68H]


foto: www.helarfest.com

Tuesday, January 20, 2009

Berebut Babakan Siliwangi


Luasnya cuma tiga setengah hektar, tapi ribuan warga Bandung mati-matian merebutnya dari tangan Pemerintah Kota Bandung. Hutan kota bernama Babakan Siliwangi ini hendak digusur dengan alasan menambal kas daerah. Padahal tempat ini jadi andalan warga yang mencari udara segar di tengah kota. Warga Kota Kembang pun bahu membahu melawan, dari demo sampai menggalang petisi online. Reporter KBR68H Laban Abraham ikut menjaga Babakan Siliwangi di kampungnya dengan menulis laporan berikut.

Audio: (Suara teriakan) Justru kawasan ini yang namanya babakan siliwangi! Tidak! bukan! Teu bisa! Paduli, aing kaluar! Sok Kaluar siah! … Baik, bapak ibu mudah mudahan pertemuan malam ini jadi hikmah.. Maaf kalau saya emosi. Tapi minimal semua sudah terangkum. dan saya tidak menghalangi.

Pertemuan tengah malam itu berakhir dengan cekcok mulut antara Acil Bimbo, Koordinator Jaga Lembur, dengan Herman Ibrahim, bekas pejabat Kodam Siliwangi. Mereka meributkan soal Babakan Siliwangi, kawasan ruang terbuka hijau yang hendak dilego Pemerintah Kota Bandung kepada pengembang untuk dibangun rumah makan. Ini pertemuan istimewa karena untuk kali pertama dihadiri puluhan tokoh dan Walikota Bandung Dada Rosada.

Audio: Suara di sekitar Babakan Siliwangi

Babakan Siliwangi adalah satu-satunya hutan kota yang tersisa di tengah kota Bandung. Letaknya strategis, dekat area wisata belanja Jalan Cihampelas dan bersebelahan dengan kampus Institut Teknologi Bandung, ITB.

Sudah lima tahun ini, kawasan Babakan Siliwangi menjadi rebutan antara warga dengan Pemerintah. Warga protes, tak rela Babakan Siliwangi disulap jadi rumah makan. Lahan seluas 3.8 hektar ini adalah area resapan air, sanggup memasok oksigen untuk 15 ribu orang dalam sehari.

Total luas kawasan ini adalah 11 hektar, tapi yang tersisa tinggal 3.8 hektar saja. Lainnya sudah disewa ITB. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Bandung Cece Hidayat mengatakan, di sana terdapat 12 mata air andalan warga kota.

Audio: Luas areal keseluruhan di Babakan Siliwangi beradasarkan data dari kami adalah 11 ribu meter pesregi. kurang lebih 7,2 hektar dikelola ITB. Nah disitu sebetulnya sudah dibangun antara lain Sasana Budaya Ganesha, kolam renang, tutupan parkir, kantor kelurahan, rumah makan dan galeri. Di kawasan itu terdapat 12 mata air. dan tidak tertatanya kawasan sebagai fungsi lindung setempat dan banyak pohon yang mati dimakan usia.

Meski sudah jelas betapa Babakan Siliwangi ini penting bagi kehidupan, toh Pemerintah Kota Bandung keukeuh hendak menggusur hutan dan membangun di sana. Alasannya, supaya kawasan tersebut lebih terurus, ujung-ujungnya menjadi masukan bagi kantong kas daerah.

Rencana pembangunan di Babakan Siliwangi simpang siur. Ada yang menyebut akan dibangun apartemen, tapi belakangan Pemerintah Kota memastikan, di sana hanya akan dibangun rumah makan. Diam-diam Pemkot Bandung sudah menandatangani perjanjian sewa lahan dengan PT Esa Gemilang Indah selama 20 tahun, terhitung tahun 2006 lalu. Kepala Dinas dan Tata Ruang Kota Bandung Juniarso memastikan, pengembang akan menyisakan ruang terbuka hijau.

Audio: RTHnya tetap 37 ribu meter persegi. dan dari konsep pengembang luas tapak bangunan 6000 meter persegi dan RTH 32 ribu meter persegi. kalau dalam perjanjian kerjasama luas tapak bangunan 2000 meter persegi

Warga protes. Mengapa hutan kota yang tersisa harus dilego dan mengorbankan kawasan resapan air?

Walikota Bandung Dada Rosada berkelit. Ia emoh dituding tak adil, karena sebagian kawasan Babakan Siliwangi sudah terlebih dahulu disewakan kepada Institut Tekonologi Bandung, ITB. Sejak 1993 di sana memang berdiri Sasana Budaya Ganesha, Sabuga, berisi sarana olahraga dan gedung pertunjukan. Masa sewanya sampai 2013 mendatang.

Walikota Dada Rosada balik menantang warga. Kalau Babakan Siliwangi tak boleh dibangun, berarti Sabuga harus dibongkar.

Audio: Apakah saya ini arogan? apakah saya ini otoriter? kalau saja semua kembali ke asal. Saya masih ingat dulu babakan siliwangi ada sawah pinggirnya pohon. apakah akan kembali ke situ? kalau memang kembali ke situ yang ada disitu, jangankan Sabuga, bangunan. yang namanya lapangan sepak bola kita gali kembali jadi sawah. Kemudian kolam renang. oleh karena itu kita bongkar saja Sabuga, lapangan sepak bola dan kolam renang. Tidak ada satupun, kecuali sawah dan pohon. sehingga kita melihat keindahan.

Tantangan Pak Walikota langsung disambut Acil Bimbo, koordinator Jaga Lembur, perkumpulan warga Bandung yang menolak rencana pembangunan Babakan Siliwangi. Jaga Lembur, dalam bahasa Indonesia, berarti ‘jaga kampung’.
Audio: Oleh karena itu, ini menambah motovasi untuk saya. Bahwa saya sama sekali tidak setuju kalau diprivatisasi oleh swasta. boleh yang lain setuju. Saya tidak! Apalagi imagenya sekarang babakan siliwangi jadi baksil. Kuman! sudah saja kalau hutan ya hutan. atuh kalau kitumah Sabuga runtuhkan? saya setuju. karena ieu Sabuga bukan simbol inteletual ITB tapi kesalahan fatal.

Bagi Ridwan Kamil dari Forum Kota Kreatif Bandung, masalahnya bukan membongkar Sabuga atau tidak. Yang jauh lebih penting, kata Ridwan, adalah menyelamatkan lahan Babakan Siliwangi yang tersisa.
Audio: Sabuga itu sendiri memang kontroversial ya. Jadi waktu pembangunannya itu tidak diinformasikan dan disosialisasikan. Jadi waktu masyarakat mau bergerak sudah keburu terlanjur. Nah sekarang apakah masalahnya kita akan menjadi bangsa yang mubazir ya. Sudah terbangun malah dibongkar. Sebenarnya ga masalah tapi itu akan menunjukan itu kita akan lebih bodoh lagi. kita mesti fokus, jangan isu babakan siliwangi ini dimelencengkan ke Sabuganya. Sekarang kita hanya punya sisa ruang segitu gitunya. Kenapa sih ga mau mendengar masyarakat umum?

Masyarakat, yang disebut Ridwan Kamil, sudah melakukan banyak hal untuk melawan penggusuran Babakan Siliwangi. Aksi di jalanan sampai lewat dunia maya dijalani, demi menghalangi rencana pembangunan di ruang terbuka hijau. Apa saja langkah mereka?

Audio: Suasana di Babakan Siliwangi (jangkrik dan air sungai mengalir)

Susentono tengah menyelesaikan lukisannya. Ia mengoles kanvas dengan cat. Goresannya sudah mulai jelas, ia menggambar sesosok wajah berkumis, dengan bandana. Tono tengah berada di Sanggar Olah Seni, SOS, di Babakan Siliwangi. Luasnya 4x6 meter, dengan dinding kayu. Tono tak sendirian, ada beberapa orang yang menonton Tono melukis.

Audio: Di sini tempat untuk siapa saja, bukan untuk seniman saja. Mangkanya disebut ruang publik walaupun ini sanggar olah seni dalam ati komunitas seniman, tapi bukan Cuma seniman yang datang ke sini, dari jurnalis, pemerhati atau samapi yangs ekedar lihat atau numpang sitirahat. kalau pameran sering.

SOS adalah wadah bagi Susentono dan ratusan seniman Bandung lainnya. Sanggar ini diresmikan pada 1982 oleh Joop Ave, yang kala itu menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Ini adalah sanggar seni pertama di Kota Bandung. Kini, menjadi satu-satunya bangunan yang ada tepat di tengah kawasan Babakan Siliwangi yang tersisa 3.8 hektar saja. Hutan kota itu tengah menanti nasib.

Audio: Suasana lalu lintas di sekitar Babakan Siliwangi

Kawasan sekitar hutan Babakan Siliwangi ini adalah daerah ramai. Dekat tempat wisata belanja Cihampelas, juga dekat kampus Institut Teknologi Bandung ITB. Masih tampak sederetan pohon besar. Ada juga bekas bangunan rumah makan yang terbakar lima tahun lalu. Sisa-sisa gosong masih terlihat di sana. Di sekelilingnya dipagari kawat berduri.

Audio: Suasana lalu lintas di sekitar Babakan Siliwangi

Tampak selembar spanduk yang terpasang sejak 3 bulan lalu. ‘Tolak Pembangunan di Hutan Kota Babakan Siliwangi’, begitu tulisannya, digores dengan cat warna hitam.

Spanduk itu dipasang warga yang menjaga Babakan Siliwangi, seperti Susentono, mahasiswa dan ratusan warga yang sempat berdemo. Penolakan ini sudah menahun. Tak terhitung sudah berapa kali demo dilakukan sejak isu pembabatan hutan kota ini berhembus lima tahun silam. Tapi demo tak mempan. Walikota sudah berganti, rencana pembabatan hutan tetap bertahan.

Perlawanan sempat digalang kelompok seniman. Perupa Tisna Senjaya membuat karya instalasi sebagai bentuk protes pembangunan di Babakan Siliwangi. Akibatnya, karya seni berbentuk perahu dan patung tentara di pelataran hutan ini dibakar.

Audio: Sejak awal 2003 kita melakukan advokasi dengan kang Harry Rusli dan teman teman.. bikin instalasi dan sampai karya saya dibakar. Saya kan merespon supaya tidak dijadikan kondomunium.. jadi karya seni sebagai simbol untuk perlawanan.. dan sampai setahun di pengadilan. bukan cuma memperjuangkan fisiknya, seninya .. tapi juga penyadaran hubungannya ruang publik dengan seni dan kebudayaan. Jadi pembangunan disini ya begitu, Jojol (tiba tiba) jleg wae muncul.

Audio: Enough! cukup! .. Sudah cukup jangan dibangun lagi sudah banyak tempat makanan di Bandung. sekarang kita tanamin aja berbagai tanaman. Kita jaga .. kita baguskan tempatnya, kita pelakan burung burung. Ga usah ada bangunan di situ. Wah keren pasti. Jadi mereka itu paranoid. Kalau saja Dada Rosada Walikota datang ke sana dan press rilis .. “yah saya stuju dengan kalian” dan itu keren betul. Kalau saya walikota saya akan pilih itu. Blo’on sekali dia itu, pasti adalah banyak juga investor yang bagus.. yang mau bangun dengan pohon.. pohon dari Papua dan Aceh jadi pohon nusantara. Dasyat itu.

Paris van Java ini terancam kehilangan rindangnya pohon-pohon besar. Gagal berdemo, perlawanan warga Bandung bergeser ke dunia maya. Berbagai informasi seputar rencana pembangunan hutan kota disajikan lewat blog dengan alamat savebabakansiliwangi.wordpress.com. Jejaring sosial macam Facebook juga disambangi, demi menggalang dukungan menjaga Babakan Siliwangi.

Langkah lain adalah membuat petisi online, digagas Forum Kota Kreatif Bandung. Baru tiga bulan petisi dibuka, lima ribu lebih orang sudah mendukung. Tak hanya warga Bandung, tapi suara penolakan juga datang dari Eropa, Amerika, Jepang, Bali dan Jakarta. Semua bersuara sama, menolak pembangunan hutan kota di Babakan Siliwangi. Ketua Forum Kota Kreatif Bandung, Ridwan Kamil.

Audio: Petisi itu akan kita bukukan dan kita sebarkan ke DPR dan REI, real esatate Indonesia tempat pengembang itu bernaung supaya mereka menegur anggotanya supaya jangan mencari nafkah tapi melukai perasaan warga. adakan dibawa ke Media juga untuk menunjukan dukungannya itu real, jadi jangan dise;ewangkan seolah hanya kepentingan segelintir orang. Jadi itu membuktikan bahwa ini concern ribuan orang.

Kelompok seniman ikut merapatkan barisan. Pelukis Susentono dan perupa Tisna Senjaya mengumpulkan lukisan dari 20 seniman untuk dilelang. Uang lelang akan diberikan kepada Walikota Bandung Dada Rosada sebagai uang sewa hutan kota.

Audio: Secara uang belum ada. tapi seniman sudah mengumpulkan. jadi sudah terkumpul lukisan karya saya .(nyebutin nama seniman) yang assetnya sudah mencapai 250 juta. tapi itu spontan, nanti akan kita galang lebih profesional lagi dari seniman Indonesia seperti Agus Suwage dan… kalau perlu duitnya kita belikan tanah itu dan dijadikan untuk hutan saja.

Melihat kuatnya perlawanan, Walikota Bandung Dada Rosada sempat gentar. Di tengah forum tengah malam yang dihadiri puluhan tokoh masyarakat yang menolak pembangunan di Babakan Siliwangi, Pak Walikota berucap,

Audio: Kalau sebesar besarnya merugikan rakayat dan rakyat juga yang dilayani oleh pemerintah. kenapa mesti diteruskan? Ini sangat keberphakan ekpada rakyat. Teu Baleg siah… Saya moal percaya ka pamarentah. Moal siah, Gagal Siah…

Tapi jangan lupa. Perjanjian sewa lahan selama 20 tahun sudah ditandatangani Pemerintah Kota Bandung, memberi izin pemanfaatan kepada PT Esa Gemilang. Bisakah perjanjian tersebut dianggap tak ada seiring ucapan Walikota Bandung Dada Rosada?

Audio: Suasana lalu lintas di sekitar Babakan Siliwangi

Warga Bandung akan terus melawan, menjaga hutan kota Babakan Siliwangi supaya tak kalah dengan pembangunan gedung. Spanduk penolakan penggusuran hutan kota masih terbentang. Ucapan walikota tak lekas dipercaya, sampai pemerintah turun menanam pohon bersama warga di sana.

Audio: Suasana lalu lintas di sekitar Babakan Siliwangi


[Laban Abraham | KBR68H]


foto: www.sobirin-xyz.blogspot.com