Wednesday, January 28, 2009

Mencoba Menyelamatkan Persebaya

Klub sepakbola Persebaya Surabaya gunjang-ganjing pasca dilarang menerima dana dari pemerintah daerah untuk menopang hidupnya. Enam pemain dilepas, pelatih pun mesti diputus kontrak. Persebaya tak punya uang untuk membayar mereka. Para Bonekmania, suporter Persebaya, tak rela klub mereka terpuruk dan terancam tak masuk Liga Super Indonesia di musim kompetisi mendatang. Kontributor KBR68H Petrus Riski memotret upaya para Bonekmania yang dikenal rusuh, bergotong-royong mengumpulkan sepeser demi sepeser untuk menyelamatkan Persebaya.

Audio: Yel-yel Bonekmania

Teriakan puluhan suporter Persebaya Bonekmania memecah keheningan suasana Mess Persebaya di Jalan Karang Gayam Surabaya. Tak tampak ada pemain atau pengurus di mess ini, setelah pengurus Persebaya memutuskan untuk melepas 6 pemain mereka: Bejo Sugiantoro, I Putu Gede, Kurnia Sandi, Rustanto Sri wahono, Fahrudin, Jordi Kartoko. Persebaya juga memutus kontrak pelatih Fredy Mulli.

Para Bonekmania khawatir, dilepasnya para pemain dan pelatih Persebaya bakal merusak kekompakan tim. Padahal Persebaya tengah memimpin klasemen sementara wilayah Timur, modal besar untuk lolos ke Liga Super Indonesia musim kompetisi 2009-2010. Nur Hasyim, koordinator suporter Persebaya dari Yayasan Suporter Surabaya khawatir, langkah ini bakal membuat prestasi Persebaya merosot.

Audio: “Putaran pertama kemarin kita itu sudah apa itu, kompak dengan kondisi tim yang bagus, pelatih yang bagus yang mumpuni, itu yang kita khawatirkandengan kondisi seperti ini dengan pemecatan pemai, tidak diperpanjangnya pelati, itu nanti situasi persebaya saya khawatirkan tidak seperti putaran pertama. Kita tidak menginginkan hancurnya persebaya, persebaya bukan milik golongan tertentu, persebaya milik warga surabaya.”

Ini memang langkah terpaksa yang harus dilakukan Persebaya. Aturan Menteri Dalam Negeri menyebutkan, klub sepakbola tak boleh lagi menerima kucuran dana APBD. Kemandirian klub secara keuangan pun menjadi salah satu syarat yang ditetapkan Badan Liga Indonesia, penyelenggara Liga Super.

Pembina Yayasan Suporter Surabaya (YSS) Wastomi Suheri mengaku kecewa dengan pengurus Persebaya sehingga klub mengalami kesulitan keuangan. Padahal, kata Wastomo, sebagian besar pengurusnya adalah pengusaha.

Audio: “Intinya kita kecewa dengan sampai, kenapa sih persebaya tim sebesar in, pengusaha sebanyak initidak bisa mendanai persebaya.”

Tak rela Persebaya terpuruk, para Bonekmania muncul dengan ide menggalang dana dari sesama suporter. Salah satunya dengan berjualan stiker dan atribut klub Persebaya.

Audio: Yel-yel Bonekmania

Rudianto, suporter Persebaya asal kampung Jambangan mengatakan, meski nilainya tidak seberapa, Bonekmania ingin membantu Persebaya mengatasi masalah keuangan yang membelit klub.

Audio: “Kami bonek ini dengan pro-aktif terus melakukan penggalangan dana dengan menjual stiker-stiker bonek ke seluruh anggota bonekmania di seluruh surabaya, dan kesemuanya itu akan disampaikan secara langsung ke manajemen agar meski itupun nggak sebanyak yang dibutuhkan persebaya saat ini.”
Para bonek alias bondo nekat memang terlanjur punya cap negatif. Citra rusuh yang melekat seringkali menjegal langkah supporter Persebaya untuk menggalang dana. Tapi Agus Esi memang betul-betul nekat, meski harus dikejar-kejar polisi lantaran berjualan stiker Persebaya di perempatan jalan.

Audio: “Ya kemarin sabtu cari-cari dan di pinggi-pinggir jalan,di depan hotel sahid situ, kita cari dana disitu ternyata dibubarkan sama polisi. Habis itu kita cari dana di setiap korwil, di setiap korwil kita minta dana ke anak buah-anak buah, trus kita kumpulin, kita kasihkan ke persebaya.” Audio: Yel-yel Bonekmania

Wastomi Suheri, Pembina Yayasan Suporter Surabaya mengatakan, upaya menggalang dana buat Persebaya tak hanya berjualan stiker dan atribut, tapi juga lewat situs internet dengan alamat bonex-cyber.web.id. Para bonek menjual lagu-lagu dukungan buat Persebaya yang mereka ciptakan menjadi nada sambung telfon seluler. Ada juga yang menggandeng musisi dalam negeri untuk membuat rekaman lagu.

Audio: “Kita juga ada kerjasama dengan pihak-pihak lain, contoh yang sekarang ini lagi kerjasama dengan Telkomsel. Kita ini membuat lagu-lgu, lagu-lagu Persebaya, kita jadikan lagu nsp, kalau itu dibeli orang, dibeli Bonek, didownload, itu kita akan mendapat royalti, royalti itu kita sudah sepakati separuh dari royalti yang kita terima itu kita akan berikan pada persebaya. Kita juga membentuk namanya bonek cyber, sampeyan bisa lihat di situ di websitenya bonek, disitu apa aja kegiatan mereka ada, itu cara-cara kita penggalangan dana. Memang tdak besar, tapi itu adalah sebagai bentuk kepedulian suporter pada persebaya.”

Audio: Lagu Bonekmania

Wastomi tak mau menyebut berapa besar sumbangan para Bonekmania yang sudah diberikan kepada Persebaya. Yang jelas, kata bonek asal Kampung Jambangan Rudianto, penggalangan dana bakal terus bergulir sampai dirasa cukup.

Audio: “Untuk saat ini dari semua korwil yang ada masih terus melakukan penggalangan dana dan itu akan terus bergulir hingga persebaya keluar dari krisis pendanaan tersebut.”

Kalau para Bonekmania begitu gigih mencari dana untuk Persebaya, apa yang sudah dilakukan para pengurus klub untuk mengatasi masalah keuangan?

Audio: Lagu Bonekmania

Di masa jayanya Persebaya adalah klub yang disegani di jagat persepakbolaan Indonesia. Klub ini sempat dua kali menjadi Juara Liga Indonesia Divisi Utama. Klub ini juga rajin menyumbang pemain untuk tim nasional, yunior maupun senior. Tapi prestasi klub berjuluk buaya hijau ini mulai menurun sejak 2006. Ketika itu Persebaya mendapat sanksi dari PSSI untuk turun kasta ke Divisi Satu karena menolak melanjutkan pertandingan di babak 8 besar.

Setelah itu Persebaya berubah menjadi tim guram, sampai kemudian musim kompetisi lalu gagal melaju ke Liga Super karena hanya menduduki posisi 14 di klasmen Divisi Utama.

Audio: Yel-yel Bonekmania

Prestasi Persebaya saat ini cukup meyakinkan. Klub ini menjadi pimpinan klasemen sementara wilayah Timur, modal besar untuk melaju ke musim kompetisi 2009-2010 Liga Super Indonesia.

Tapi begitu keluar aturan Menteri Dalam Negeri, kondisi keuangan klub langsung morat-marit. Aturan tersebut melarang klub menerima kucuran dana APBD. Pemutusan kontrak pemain dianggap jadi solusi terbaik, mengingat keuangan Persebaya yang lebih besar pasak daripada tiang.

Audio: Yel-yel Bonekmania

Pengeluaran Persebaya per bulan mencapai 850 juta rupiah. Ini untuk gaji pemain, operasional, sewa stadion dan lain-lain. Sementara pemasukan, kurang dari separuhnya, sekitar 450 juta rupiah, dari sponsor dan penjualan tiket. Setelah dipotong biaya operasional, maka kas Persebaya minus 400 juta rupiah lebih. Belum lagi biaya untuk satu musim kompetisi yang bisa mencapai 20 miliar rupiah.

Ketika masih disuntik dana APBD Surabaya, setiap tahun Persebaya menerima uang 10-17 miliar rupiah, kata Muhammad Alyas, anggota Komisi D DPRD Surabaya.

Audio: “Fluktuatif ya, pernah mendapatkan 15 milyar, terus persebaya turun divisi dan anggarannya turun menjadi 10 milyar, ketika kembali lagi di divisi utama itu anggaran pun ditambahkan lagi menjadi 17,5 milyar. Tapi anggaran itubukan hanya untuk klub persebaya semata-mata tapi untuk juga operasional daripada pengurus cabang atau pengcab pssi surabaya.”

Karena itu, keputusan melepas 6 pemain dan tidak memperpanjang kontrak pelatih Freddy Mulli telah menghilangkan beban keuangan klub secara signifikan. Ketua Harian Persebaya Cholid Ghoromah.

Audio: “Untuk masalah dana, setelah kita melepas enam pemain dan pelatih ini, syukur alhamdulillah sekarang kita tidak ada utang dan tidak ada tunggakan lagi sama pemain dan pelatih, semua berjalan dengan lancar, semuanya beres.”

Setelah kondisi keuangan membaik, Cholid optimistis Persebaya bakal tetap solid. Target lolos ke Liga Super Indonesia 2009 diyakini bakal tercapai.

Audio: “Yang kita lepas kan enam, jadi masih ada dua puluh satu, dan dua puluh satu ini kompak, solid, gak beda jauh lah. Apalagi persebaya sekarang ini juga, manajer, pelatih, dan pengurus akan mencari pengganti pemain yang bagus-bagus. Jadi pengurus, manajer dan pelatih ini konsisten akan membawa persebaya lolos ke liga super.”

Bila Persebaya betul-betul bisa masuk Liga Super, maka dana tak lagi jadi masalah. Akan lebih mudah menggandeng sponsor dengan status peserta liga bergengsi ini, kata Cholid.

Audio: “Kalau ke liga super, saya rasa sponsor mudah, sedikit mudah kita untuk mencari daripada di divisi utama.”

Audio: Yel-yel Bonekmania

Muhammad Alyas dari Komisi D DPRD Surabaya, sekaligus bekas pengurus Persebaya dan PSSI pada 2005-2008 menambahkan, meski tak lagi menikmati uang APBD, Persebaya diharapkan tetap mampu berprestasi.

Audio: “Yang jelas sepak bola itu kan memang uang atau anggaran itu cukup dominan, tapi kan bukan satu-satunya faktor penentu kemenangan sebuah tim. Besarnya nilai anggaran bagi sebuah tim itu tidak berbanding lurus dengan prestasi yang dimiliki. Oleh karena itu persebaya ini harus tetap menjadi ikon persepakbolaan nasional, untuk itu persebaya harus meraih prestasi.”

Para bonek macam Nur Hasyim dan Wastomi Suheri, meminta pemain dan pengurus Persebaya berjuang total dalam mewujudkan prestasi tertinggi. Supaya suporter yang juga telah bekerja keras demi Persebaya, tak kecewa.

Audio: Kita ingin supaya pengurus bisa mengembalikan kekompakan tim, soalnya apa, tim tanpa kekompakan, siapapunmulai pemain yang apa,gaji besar, pemain bintang apapun gak mungkin bisa tanpa ada kekompakan tim.”

Audio: “Apapun yang terjadi, suporter minta manajemen, pengurus ini tidak setengah hati untuk urusi tim ini, harus fight. Pemain juga gitu, harus fight, karena suporter juga fight.”

Audio: Lagu Persebaya


[Petrus Riski |KBR68H]


foto: muizemo.wordpress.com

No comments:

Post a Comment