Wednesday, January 7, 2009

Sudah Mengajar, Pulang Menganggur


Nasib guru di tanah air masih berupa cerita sedih. Termasuk guru yang mengajar anak-anak TKI di Sabah, Malaysia. Sekolah tak punya fasilitas memadai, seperti kamar mandi atau alat penerangan. Belum lagi gaji yang tak seberapa dipotong untuk alasan administrasi. Reporter KBR68H Regie Situmorang berbincang dengan guru-guru TKI yang menuntut perbaikan hak mereka.

Audio: Kau masih sekolah? Tidak? Kenapa tidak? Karena Kerja. Berapa kamu dapet? Lumayan. Jadi kau pilih bantu orang tua? Iya.

Rekaman video memperlihatkan Fikri yang sedang berbincang dengan Syahrizal. Fikri adalah anak seorang TKI di Distrik Sandakan, Sabah, Malaysia. Sementara Syahrizal adalah gurunya. Persisnya, guru tak tetap yang dikirim pemerintah Indonesia untuk mengajar di Sabah.

Fikri sekarang sudah tak sekolah lagi. Orangtuanya menyuruh ia bekerja di kebun sawit, sebagai tukang angkat biji sawit. Bayarannya 5 ringgit atau sekitar 14 ribu rupiah sehari. Di distrik ini, kata Syahrizal, ada sekitar 10 ribu anak TKI. Semuanya putus sekolah.

Audio: Kebetulan saya ditugaskan di daerah Sabah, tepatnya di Distrik Sandakan, di Melankin Plantation. Kami di sini mengajar jumlah anaknya bervariasi, tapi sekarang ini tidak lebih dari 25 orang saja.

Sebagian besar anak-anak TKI di Sabah tak bisa membaca. Selain karena banyak yang putus sekolah, banyak juga yang mesti belajar dengan fasilitas seadanya. Syahrizal menggambarkan kelasnya sebagai ruang gelap. Tak ada listrik.

Audio: Jadi pasokan listrik itu baru hidup mulai jam 11, nanti jam 4 sore mati. Nanti malam hidup lagi, jadi aktivitas itu lancar hanya ketika listrik nyala saja.

Selain listrik, air juga jadi masalah. Setiap hari, para guru harus menunggu pasokan air yang diantar perusahaan pengelola sawit di Sabah. Kalau air tak ada, ya tidak mandi, kata Afri Dewinta, salah satu guru TKI di Sabah.

Audio: Masalah air, di sini sangat susah air. Di sini tidak ada PAM. Jadi kalo air itu diantar, jadi kami juga tidak mandi hingga 3 hari, hanya dilap saja badan ini. Karena air itu harus kita pakai untuk MCK, dan wudu .

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


Rekaman di video ini menggambarkan anak-anak yang belajar mengaji dan bernyanyi di Sabah, Malaysia. Rekaman ini diambil oleh salah satu guru.

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi

Sebelum dikirim ke Sabah, Malaysia, para guru ini mengajar di daerah masing-masing. Demi menguatkan solidaritas, para guru ini lantas membentuk Forum Guru Tidak Tetap Sabah. Total ada 109 guru tergabung di sana, mengajar 80 ribuan anak TKI, yang sebagian besar dipaksa kerja sebagai buruh kebun sawit.

Di Malaysia, para guru ini diurus oleh LSM Pendidikan Humana Child Aid Society, yang pernah memberikan gratis bagi tujuh ribuan anak-anak TKI di Sabah. Namun para guru justru kecewa. Sahar Hamzah dan Thamri Arsyad mengeluh, mereka tak punya fasilitas belajar yang memadai. Kadang mereka malah dimintai iuran.

Audio: Dari Humana itu banyak kekurangna dalam pelayanan. Misalnya logistik untuk belajar. Saya sudah satu tahun di Malaysia, tapi buku tidak diberikan oleh manajemen Humana

Audio: Ada iuran juga yang diwajibkan Humana sebensar 100 ringgit satu bulan. Ada juga manajemen Humana yang menggelapkan uang yang dikutip dari para guru. Jumlahnya sangat besar, tapi tidak ada penyelesaiannya hingga sekarang.


Para guru dikirim ke Malaysia untuk memastikan pendidikan nasionalisme bagi anak-anak TKI. Sayang, tugas tersebut tak bisa dituntaskan. Sebab mereka wajib menggunakan kurikulum Malaysia. Sehingga hanya 20 persen pelajaran yang bisa dipakai untuk mengajarkan pelajaran Indoensia.

Audio: Apa yang kamu tahu tentang Indonesia? Tidak tahu, tahunya Malaysia. Lalu Indonesia? Itu Indon. Kok Indon? Karena orang Malaysia cakap Indonesia, Indon.

Alhasil, anak-anak TKI ini lebih merasa sebagai orang Malaysia. Rasa nasionalisme sungguh sulit ditumbuhkan. Lagu kebangsaan yang dinyanyikan di sekolah adalah Negaraku, lagu kebangsaan nasional Malaysia, bukannya Indonesia Raya.

Audio: Mereka memasukan atau menyelipkan prinsip kenegaraan Malaysia dalam seetiap pelajaran. Kami sebagai guru menjadi dilematis karena kami harus memperdalam nasionalisme tapi justru disisipkan tentang kemalayasiaan.

Lantaran prihatin dengan kondisi anak-anak TKI, para guru membawa sebagian murid ke Nunukan, Kalimantan Timur. Siswa yang dipilih adalah yang berprestasi. Tujuannya supaya rasa nasionalisme bisa diasah, sekaligus membuka pintu untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Penyelia guru-guru TKI di Sabah dari Depdiknas, Kamal Fikri mengatakan, ini adalah inisiatif para guru.

Audio: Anak-anak yang tidak mampu dan mempunyai prestasi dikirim ke Nunukan untuk sekolah di sana. Biayannya dicari oleh guru itu sendiri. Pemerintah sampai saat ini belum membeirkan alokasi dana setelah anak-anak ini sudah ada yang lulus dari Nunukan.

Sebagian guru tidak tetap ini dikirim pada 2006. Akhir 2008 lalu, kontrak mereka habis. Bagaimana nasib mereka sekembalinya ke tanah air?

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi

Kini para guru TKI sudah kembali ke tanah air. Meninggalkan murid mereka di Sabah, Malaysia, yang selama ini mereka didik. Kontrak habis, kini mereka jadi pengangguran.

Tetep Drajad, salah seorang guru untuk anak TKI di Sabah

Audio: Sampai saat ini kami diterlantarkan dan tidak ada satu pun dari pejabat Depdiknas yang memanggil kawan-kawan. Padahal kita tidak memiliki pekerjaan lagi. Kami ditelantarkan.

Sesuai kontrak, mereka harusnya dapat gaji 6 juta rupiah perbulan. Uang sebesar itu untuk honor mengajar, biaya makan, transport dan akomodasi. Tapi gaji di atas kertas tak sesuai gaji yang masuk kantong.

Khoirul Wajid, anggota Forum Guru tidak Tetap Sabah mengaku hanya menerima kurang dari 5 juta rupiah. Itu pun sering tidak tepat waktu. Yang lebih parah, ada yang gajinya ditahan, lalu baru dibayarkan setelah tiba di tanah air.

Audio: Selama ini gaji guru Indonesia hampir tidak ada masalah, walaupun ada yang masalah, tidak dibayar sampai 6 bulan. Tapi ternyata kita punya potongan sampai 1 juta per bulan, kita tahu dari kontrak gaji dan gaji yang kita terima. Bahkan kalau kita hitung, total potongan gaji ini mencapai 2,7 milar rupiah.

Khoirul berharap, dia dan guru-guru lain bisa diangkat jadi PNS.

Audio: Setelah kami pulang dari Malaysia tidak ada karir. Kami 2 tahun di sana, itu standar minimum untuk meminta penghargaan pemerintah. Kami dan anak-anak TKI ini merasa di terlantarkan.

Departemen Pendidikan Nasional merasa tuntutan para guru berlebihan. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Baedhowi mengatakan, dalam kontrak sudah jelas disebut, mereka tak bisa jadi Calon PNS.

Audio: Ketika dia berangkat kan ada perjanjiannya mereka tidak menuntut untuk menjadi CPNS karena CPNS adalah kewenangan pemerintah Kabupaten Kota, Pusat kan gak bisa. Jadi itu masalahnya sekarang tuntutannya mereka menjadi CPNS, lha itu ya kita gak bisa karena itu bukan kewenangan kita tapi kewenanganya pemerintah Kabupaten Kota. Dia dikontrak dua tahun, dalam kontrak ada kalimat bahwa tidak menuntut untuk menjadi CPNS.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Heri Achmadi setuju, guru harus patuh pada kontrak. Apalagi, selain guru-guru kontrak untuk ke Sabah ini, masih banyak guru dengan pengabdian lebih lama yang belum diangkat jadi CPNS. Heri meminta agar guru kontrak bersabar.

Audio: Pada hemat saya kalau kontraknya selesai ya selesai dua tahun. Nah itu kalau memang bisa dikontrak lagi ya diperpanjang lagi, kalau memang bisa dikontrak ya diperpanjang lagi yang memenuhi kualifikasi sambil kemudian menunggu masuk pada urutan penyelesaian. Kalau semua di pegawai negeri kan tidak mungkin pada saat sekarang.

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


Guru TKI berharap, pemerintah segera memperbaiki kondisi pendidikan bagi anak-anak TKI. Misalnya dengan membangun gedung sekolah, jika diizinkan pemerintah Malaysia. Jika fasilitas belajar baik, maka guru pun bisa menjalankan tugasnya dengan lebih baik.

Audio: Karena tanpa itu, sepertinya mustahil anak-anak itu bisa mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan standar kita di sini. Selama ini pemerintah Malaysia sepertinya tidak mau membuka peluang bagi anak-anak TKI untuk belajar di sekolah Malaysia.

Meski sempat merasa ditelantarkan, Khoirul merasa tak kapok. Ia siap kembali mengajar ke Sabah.

Audio: Saya mau kembali asalkan semua fasilitas belajar diperbaiki, jangan sampai kita sia-sia mengajar di sana karena tidak ada dukungan fasilitas. Tapi untuk sementara, saya mau di sini dulu, istirahat, bertemu keluarga. Mencari pekerjaan sebagai pengajar di sini

Audio: suasana belajar dan mengaji dan bernyanyi


[Regie Situmorang | KBR68H]


foto: http://humanasandau.blogspot.com/

4 comments:

  1. INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_ 4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT





    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_ 4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT





    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_ 4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

    ReplyDelete
  2. SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

    ReplyDelete
  3. SAYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG
    PALING MISKIN
    DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA .ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN
    DAN 10 TAHUN ITU
    KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN
    TULANG BERSAMA,SUAMI SAYA
    UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP
    KELUARGA SAYA..AKHIRNYA
    AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMAL YANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU
    SEMUA TIDAK PERNAH
    MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG
    MEMBERIKAN NOMOR,
    (MBAH JOYO RATMO) ,, SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI,
    (MBAH JOYO RATMO). DAN
    AKHIRNYA,(MBAH JOYO RATMO , MEMBERIKAN ANGKA GHOIBNYA, ,4D... DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI
    SAYA SANGAT
    BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA
    TERIMAH KASIH SAYA KEPADA
    MBAH SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN.(MBAH JOYO RATMO) BAGI ANDA YANG
    INGIN MERUBA NASIB
    SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI (MBAH JOYO RATMO) DI NO 085-242-474-478-
    DEMI ALLAH LANGIT DAN BUMI PASTI TEMBUS 100% .

    ReplyDelete
  4. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan Mbah Suro yg telah membantu dia menjadi sukses. dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini. dan ini semua berkat bantuan Mbah Suro,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang. dan alhamdulillah kini sekarang saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada Mbah Suro atas bantuan nomer togel Nya.
    Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi Mbah Suro di hendpone (+6282354640471) & ( 082354640471) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...

    ReplyDelete