Wednesday, March 18, 2009

Home Care Bagi Lansia

Seperti apa masa depan lansia Indonesia? Sebagian besar menyahut, ingin tetap bersama keluarga. Tapi tinggal bersama keluarga pun tak menjamin lansia merasa tenang dan bahagia menghabiskan masa senjanya. Program home care alias perawatan lansia di rumah pun hadir sebagai jalan tengah. Lansia tetap hidup di tengah keluarga, tapi tak kekurangan perhatian atau bantuan kebutuhan sehari-hari. Reporter KBR68H Citra Prastuti berkunjung ke Kelurahan Tegal Alur Jakarta Barat, tempat percontohan program home care di Jakarta.

Audio: (Suasana jalan kaki) Asalamualaikum.. Nek...Main Nek.. Ada tamu, mau wawancara..

Senyum Marhamah mengembang menerima kedatangan kami. Saya ditemani dua relawan pendamping lansia dari Yayasan Emong Lansia. Rumah Marhamah terhitung bagus dengan dinding tembok dan lantai keramik.

Di sini, Marhamah tinggal bersama anak cucunya. Anaknya bekerja sebagai supir merangkap kenek angkutan dengan penghasilan kecil. Karena usia, Marhamah tak lagi bekerja. Sebagai lansia yang didampingi Yayasan Emong Lansia dan Kelurahan Tegal Alur Jakarta Barat, ia kerap mendapat bantuan sembako.

Audio: Kayak kemarin ada pembagian beras bakal orang lansia. Ada pemeriksaan dari kantor-kantor nggak tau tuh. Pada ngomong cas cis cus. Hahaha. Udah pulangnya, dapat duit. Berapa ya nggak tau itu, gak diitung. Dapat beras. Nih Nek bawa pulang ya. Kalo ada apa-apa, nggak ketinggalan.

Ia senang kami datang. Meski tinggal bersama anak cucu, ia sering kesepian di rumah karena tak ada teman berbincang.

Audio: Udah ya Nek ya, makasih banyak. Udah nggak usah nganter, Nenek masuk saja. Jangan bosen-bosen datang. Sering-sering datang ke mari, enak ngobrol.

Total ada 900-an lansia yang tinggal di Kelurahan Tegal Alur. Baru 52 lansia yang didampingi Yayasan dan Kelurahan dalam program home care alias pendampingan lansia di rumah. Jumlah relawan masih sangat terbatas. Kondisi perekonomian para lansia yang masuk program home care beragam. Ada yang lumayan seperti Ibu Marhamah, ada juga yang sangat miskin.

Audio: Di jalan ini ada sederetan rumah yang dindingnnya dari tripleks. Di sini tertulis RT 03 RW 011 Kelurahan Tegal Alur. Kami tengah mencari rumah Pak Buang, lansia yang akan kita kunjungi bersama relawan dari Yayasan Emong Lansia.

Audio: Suasana di rumah Bapak Buang

Audio: Ibu Ain dan Pak Buang tinggal berdua, juga dengan anak dan cucu. Mereka tinggal di sebuah rumah berukuran 4x4 meter. Dindingnya dari tripleks, ada juga sebagian yang dari gedeg atau bambu. Mereka tinggal persis di pinggir Kali Manyar. Dan karena ini dekat dengan Bandara Soekarno Hatta sesekali terdengar suara pesawat seperti yang barusan terdengar. Jarak rumah ini dengan kali tidak sampai 2 meter, dan sangat kotor. Kalinya pun berwarna hitam dan bau.

Pak Buang Hidup tak bisa bicara, juga tak kuat berdiri, hanya bisa duduk di tempat tidur. Sementara Ibu Ain mengaku matanya tak lagi awas. Keduanya sudah sepuh.

Audio: (Ibu namanya?) Ain. (usianya?) Katanya 80. (Bapak?) 85 kali atau 80, nggak tau saya. (udah berapa lama tinggal di sini?) Lama banget. Lama.

Kedua lansia ini tinggal bersama anak dan cucu mereka. Anaknya bekerja sebagai kuli panggul. Bayarannya paling besar 50 ribu rupiah sekali angkut, itu pun tak tentu. Ibu Ain mengaku senang kalau dikunjungi seperti ini.

Audio: Maunya sih lebih sering, orang saya orang nggak punya. Dikasih lagi, saya kan girang bu. Kalo ada kunjungan kan enak. Orang kagak bisa nyari, diempanin. Yang ngempanin nggak ada.

Audio: Ini ada sedikit ya Bu. Tapi shalat jangan ditinggal. Cuma itu buat kita berangkat ke sana. Bapak salat nggak? Udah gini gimana bisa salat. Sambil duduk bisa Nek. Selonjor aja. Jangan ditinggal ya Nek salatnya. Nenek soalnya udah tua, nggak bawa bekal apa-apa. Yang kita bawa solat, amal ibadah kita. Kita pulang dulu ya.

Audio: Suasana Jalanan Tegal Alur

Dari rumah Pak Buang, saya dan Suci, salah satu relawan pendamping lansia, kembali ke kantor Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat. Sudah empat tahun, Suci menjadi relawan. Setiap pekan, ia rajin mendatangi rumah dua lansia yang menjadi tanggungjawabnya.

Audio: Saya punya dua lansia, dulu 6. Nggak boleh terlalu banyak, takut nggak mencapai. Nggak efektif. Yang kita bina takutnya nggak .. dalam keseriusan juga enggak. Karena sebentar, sharingnya gak bisa lama. Kalau dua kan focus, kita tau kesehatan dan perkembangan dia seperti apa. Sakitnya apa kita perhatiin.

Audio: Suasana Jalanan Tegal Alur

Sampai sekarang, program home care ini sudah diuji coba di 6 provinsi, dengan Kelurahan Tegal Alur sebagai proyek percontohan. Tegal Alur dipilih karena wilayah ini menjadi salah satu daerah miskin di Jakarta. Apa sebetulnya inti dari pelayanan lansia di rumah alias home care ini?

Audio: Suasana Jalanan Tegal Alur

Audio: Saat ini saya berada di salah satu ruangan di Kelurahan Tegal Alur.Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Di sini ada 15-an perempuan yang sedang mengantri untuk proses wawancara.Mereka akan mengajukan diri sebagai relawan pendamping lansia di kelurahan ini dalam program Home Care yang diadakan Yayasan Emong Lansia. Mereka maju satu per satu, ditanyakan motivasinya, keinginannya, lalu apa yang mendorong mereka untuk jadi relawan pendamping lansia.

Audio: Ibu Salmun. Ibu punya anak berapa?Anak 4, laki dua perempuan dua. Yang paling kecil umur berapa? Umur 9 tahun, paling besar sudah menikah. Bapak kerja di mana? Udah nggak kerja. Nggak kerja? Iya, udah di PHK.

Para relawan adalah tulang punggung berhasilnya program home care alias pendampingan lansia di rumah. Yang jadi relawan adalah warga yang tinggal di lingkungan tersebut, kebanyakan ibu rumah tangga. Meski peminatnya cukup banyak, tak semua pendaftar lolos seleksi. Supaya tak ada lansia yang kecewa kalau relawannya bandel, kata Eva Sabdono dari Yayasan Emong Lansia.

Audio: Jangan sampai seorang pendamping kunjungi lansia, dia bilang mau, lalu besoknya dia tidak mau lagi. Kasian si lansia kan. Jadi kita tetap seleksi. Sebetulnya pertanyaan utama kami dalam menseleksi.. udah volunteer kok pakai seleksi segala, ibu kelewatan. Pertanyaan utama dalam seleksi adalah kenapa Anda mau jadi volunteer untuk lansia?

Sofyan Manurung, Koordinator Pelatih Relawan Pendamping Lansia, serta Eva Sabdono dari Yayasan Emong Lansia kerap turun langsung mewawancarai para kandidat relawan.

Audio: Untuk seleksi yang pertama kita lihat dari status sosial ekonominya. Kalau pas-pasan, barangkali kita mau liat, kalau kita bicara relawan tidak ada dana. Full pengabdian. Karena ini untuk mendapatkan pahala ya. Kita coba liat itu. Kalau memang mapan, kenapa tidak. Kedua, masalah keikutsertaannya. Apakah ini karena ingin coba-coba, juga perlu waktu luang, dari segi keadaan anaknya berapa, kecil atau besar. Kalau anak masih bayi, apa mungkin mendampingi orang lain.

Audio: Ada yang bilang, saya nggak sempet kenal nenek saya. Biarlah nenek itu saya anggap nenek saya. Ada yang bilang panggilan hati nurani. Tapi ada yang bilang, oh cari pengalaman. Coret.

Karena bekerja tanpa bayaran, motivasi kuat adalah kunci utama diterimanya seseorang sebagai relawan pendamping lansia.

Audio: Ibu Suryati..

Suryati sudah diwawancarai pekan lalu. Hari ini dia datang untuk mengetahui diterima atau tidak sebagai relawan.

Audio: Rasanya hati ini terpanggil. Sejak saya ikut kegiatan Posyandu, kader jentik, setelah itu kan banyak pertemuan di sini. Hati saya terpanggil. Ah coba saya ingin mengabdikan yang tentang relawan seperti ini. Saya ingin tahu, untuk menambah ilmu saya.

Audio: Saya udah wawancara. Ibu, mungkin ada perubahan? Ibu masih puyna tekad untuk ikut? Masih. Nggak mbatalin? Nggak. Nggak Pak aku ingin menambah ilmu, wawasan. ..
(Ibu Suryati diterima nggak?) Iya, diterima.

Suci, yang sudah 4 tahun bekerja sebagai relawan, mengingatkan, tugas ini sangat berat.

Audio: Kita tahu kesehatan dan perkembangan dia seperti apa. Sakitnya apa, kita perhatiin. Nenek udah makan belum? Sehat Nek? Hari ini Nenek sudah jalan ke mana? Olahraga. Kan setiap datang kita pesan, Nenek kalau pagi jalan ya, kalo bisa sama cucunya. Atau sama anaknya, biar sehat.

Kalau diterima jadi relawan, maka langkah selanjutnya adalah ikut pelatihan, kata Sofyan Manurung, koordinator pelatih relawan pendamping lansia.

Audio: Di sana dilatih gimana mempraktikkan ilmu yang didapatkan sehingga bisa digunakan. Contoh gimana menuntun lansia yang pakai tongkat, gimana memindahkan lansia dari tempat tidur untuk duduk ke kursi roda, dari kursi roda ke tempat tidur. Relawan juga dilatih berbagai penyakit dan tanda penyakit untuk memudahkan mereka ke puskesmas setempat.

Sebagai relawan, mereka juga dibekali sebuah buku kecil. Mereka menyebutnya ‘buku kuning’, mengacu ke warna sampul buku. Ini adalah panduan merawat lansia, juga catatan hasil pertemuan mingguan antara relawan dengan lansia.

Audio: Saya sedang membaca buku panduan Home Care dan catatan kunjungan dari seorang lansia bernama Ibu Turmi. Tercatat ada kunjungan dilakukan pada 4 September 2006. Catatannya begini,”Ibu Darmi cerita, katanya lagi pusing, tapi sudah minum obat, sekarang tinggal lemesnya. Saya ke situ, Mbah Darmi lagi tidur-tiduran.” Lalu kunjungan berikutnya dilakukan 11 September 2006, berarti selang sekitar seminggu. “Hari ini saya ke rumah Mbah Darmi. Beliau sehat dan segar sekali. Katanya tadi habis ke rumah anaknya, kangen sama cucunya.”

Audio: Udah ya Nek ya, makasih banyak. Udah nggak usah nganter, Nenek masuk saja. Jangan bosen-bosen datang. Sering-sering datang ke mari, enak ngobrol.

Program pendampingan lansia di rumah ini memang menitikberatkan pada lingkungan di sekitar lansia. Bisa keluarga, bisa juga tetangga sekitar. Eva Sabdono, Ketua Yayasan Emong Lansia, percaya, nilai gotong royong masih hidup kuat di tengah masyarakat Indonesia.

Audio: Di Indonesia kan ada budaya yang sangat bagus yaitu gotong royong. Kalau kita membangkitkan perhatian dari masyarkaat, pasti itu bisa untuk menangani melalui yang kita sebut home care, pendampingan lanjut usia di rumah. Kalau ada anaknya ya kita kasih bimbingan. Kalau tidak anaknya ya tetangga-tetangganya. Memberi pendampingan bagi lansia di rumah. Budaya gotong royong itu masih ada di Indonesia.

Penghalang justru kerap datang dari keluarga, kata Eva. Ada saja keluarga yang tak mau orangtua mereka ikut program home care. Gengsi.

Audio: Tidak semua membutuhkan home care. Dan itu juga harus ada persetujuan dari lansia dan keluarga, bahwa dia setuju untuk diberikan pendampingan. Ada prosesnya. Ada yang tidak setuju. Alasannya? Itu sebetulnya hanya pride yang salah. Malu. Tapi itu kan salah. Kita tidak boleh memaksa. Jadi ada keluarga yang tidak setuju.

Dengan kondisi kesehatan yang makin baik di Indonesia, angka harapan hidup makin panjang. Kalau Indonesia sekarang masih dipandang sebagai negara muda, dengan jumlah penduduk usia produktif yang paling besar dibandingkan kelompok usia lainnya. Tapi, kondisi akan berubah.

Tahun 2050, satu dari empat orang Indonesia adalah lansia. Kalau sudah begini, sulit rasanya berharap pada Panti Werdha yang jumlahnya terbatas. Karenanya, bagi Sofyan Manurung, program pendampingan lansia di rumah atau home care adalah paduan sempurna kebahagiaan lansia dan tanggung jawab sosial.

Audio: Artinya lansia yang kita tangani bisa hidup ceria dan mandiri. Lansia ini kan sebenarnya tinggal menunggu panggilan. Nah apa salahnya dalam hari-hari tuanya ini diisi dengan kesenangan-kesenangan dia, tanpa satu beban dan juga dipersiapkan gimana bisa bertemu Khaliknya.

Audio: Ini ada sedikit ya Bu. Tapi shalat jangan ditinggal. Cuma itu buat kita berangkat ke sana. Bapak salat nggak? Udah gini gimana bisa salat. Sambil duduk bisa Nek. Selonjor aja. Jangan ditinggal ya Nek salatnya. Nenek soalnya udah tua, nggak bawa bekal apa-apa. Yang kita bawa solat, amal ibadah kita. Kita pulang dulu ya.

Audio: Udah ya Nek ya, makasih banyak. Udah nggak usah nganter, Nenek masuk saja. Jangan bosen-bosen datang. Sering-sering datang ke mari, enak ngobrol.


[Citra Prastuti | KBR68H]

2 comments:

  1. http://markonzo.edu really great sites, thank you, ashley furniture [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536072]ashley furniture[/url], ihepcx, allegiant air [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536075]allegiant air[/url], ojlhhk, pressure washers [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536078]pressure washers[/url], cpauy, dishnetwork [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536080]dishnetwork[/url], 2072, adt security [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536076]adt security[/url], :(,

    ReplyDelete
  2. http://lumerkoz.edu Technologies list, http://soundcloud.com/acyclovir neededa honouring http://soundcloud.com/prevacid wajcman ploughshares http://www.comicspace.com/paxil/ vegetarian http://www.ecometro.com/Community/members/Buy-Zoloft.aspx clorox banko http://www.comicspace.com/aciphex/ momsthe putnamsocial

    ReplyDelete