Tuesday, April 26, 2011

Istriku Lelaki

Kata pepatah, cinta itu buta. Artian harafiah itulah yang berlaku untuk Muhammad Umar, 32 tahun. Ia jatuh cinta kepada Fransiska Anastasia, alias Icha. Mereka lantas menikah September lalu. Setengah tahun berselang, Umar baru tahu kalau perempuan yang dinikahinya ternyata laki-laki. Reporter KBR68H Johana Purba mengulik kisah cinta mereka.









Istriku Lelaki by sagakbr68h

BLOK 1

KBR68H: Perasaan masih tersisa gak? UMAR: Ngapain disisain mending kita buang jauh jauh.

Muhammad Umar tak pernah menyangka, harus mendapati istrinya adalah lelaki. Sementara ini adalah pernikahan pertamanya.

Musik: Lagu Naif –Karena Kamu Cuma Satu-

Perkenalan Icha dan Umar berawal dari telepon salah sambung. Mendengar suara merdu si penelepon, Umar jatuh hati. Dari telepon, Umar masuk situs jejaring sosial Facebook. Di situ ia menemukan wajah sang penelfon, Fransiska Anastasia atau Icha. Satu pekan berselang, mereka memutuskan untuk berhubungan serius.

UMAR : Dia yang ngasih (alamat Facebook), dia yang nelpon salah sambung. Tidak dua bulan, enggak pake bulanan, cuma seminggu.

Di laman Facebooknya, Icha terlihat sebagai perempuan berkulit putih, dengan mata besar, rambut hitam berponi dan mengenakan bandana. Oji, teman sekantor Umar, sempat cemburu begitu melihaf foto Icha.

OJI: Cemburu banget mah wajar, enggak pernah lihat Facebooknya Icha? Lu pokoknya cari facebooknya dia, pasti ada foto fotonya, bagus bener

Setelah bertemu di sebuah mal, Icha dan Umar merasa cocok. Icha seringkali mendatangi Umar di rumah, sampai menginap.

Umar tertarik dengan Icha karena sifatnya yang riang, ramah dan mudah bergaul, berbeda dengan Umar yang cenderung pemalu. Icha yang pandai mengaji dan rajin shalat pun langsung pakai jilbab begitu berhubungan serius dengan Umar.

Tetangga-tetangga Umar sempat jengah, melihat perempuan tinggal di rumah Umar, mengingat keduanya belum menikah. Apalagi saat itu bulan Ramadhan. Karena itulah, mereka memutuskan untuk segera menikah.
Atmo lagu Gambus

19 September 2010 adalah hari bahagia itu. Diiringi lantunan irama gambus, Umar dan Icha menikah. Orangtua Umar yang petani menghabiskan 10 juta rupiah demi pernikahan putra tunggal mereka. Rumah sederhana di Kampung Bojong, Jatiasih dicat merah muda, warna kesukaan Icha. Sejak itu Umar dan Icha punya nama panggilan baru: ayah dan mama.

Minah, ibunda Umar mengaku senang melihat menantunya itu.

MINAH: Bisa itu ngajinya. Yang mengerti banget soal ngaji, mereka bilang bagusan Icha. Tetapi kan karena lelaki kasar. Kalau ngobrol mah akrab. Kan disangka begitu. Kalau tahu begitu, kabur saya, saya kan takut. Ngobrol masalah kita dalam rumah, perusahaan, kebaikan aja dah.

Minah dan menantunya sering ngobrol dan masak bersama. Akrab. Meski sesekali terselip rasa curiga.

MINAH: Saya mah biar begitu biar mantu saya takut. Memang tampangnya lelaki, stereg gitu. Tetapi ngomongnya bagus, halus, ramah tamah, sopan sama orang tua, dari mana mana beli ikan yang enak enak.

Minah juga mengaku heran, Icha tak pernah bermanja dengan suaminya.

Tapi curiga segera terhapus dengan tutur kata Icha yang lembut dan sifatnya yang periang. Icha mudah bergaul. Tapi, Ketua RT, Akku mengaku Icha beberapa kali jadi omongan orang kampung. Ada yang melihat janggut tumbuh di dagu Icha. Karena itulah lantas Akku minta Icha memeriksakan diri ke bidan, memastikan jenis kelaminnya. Dua kali diajak, Icha memutuskan pergi sendiri ke klinik. Icha lantas menyodorkan surat keterangan yang menyebutkan dia perempuan.

AKKU: Ke Bidan Yani periksa enggak mau, malah sumpah, demi Allah Rasullah, kan ustad kalau sudah sumpah enggak berani tanya lagi. Sehari kemudian tanya lagi, katanya udah periksa. Ternyata saya diajak kagak wawancara atau apa, kata dia sudah periksa.

Akku percaya saja dengan surat ini. Tapi warga tidak. Mereka memilih beramai-ramai mendatangi rumah Icha dan Umar untuk memeriksa Icha secara langsung. Ada 200-an orang waktu itu.

Warga membawa serta Bidan Yani dari klinik setempat. Bidan inilah yang masuk ke kamar Umar dan Icha, untuk memeriksa Icha. Merasa terdesak, Icha akhirnya mengaku.

AKKU: Kan maksudnya biar dia ngaku, kalau dia ngaku laki laki kan selamat. Lah dia enggak ngaku. Polisi datang, soalnya kita ngeri kalau masa kebanyakan, ngerinya udah mukul satu nanti keturutan. Nanti lain lagi perkaranya. Nah masih bagus masih dengar, Pak Ismail bilang jangan mukul, pada ngerti dan enggak ada yang mukul.

Seorang warga tiba-tiba mencari dan membuka bagasi motor. Di situ ditemukan KTP Icha. Nama yang tertera di sana: Rahmat Sulistyo. Warga gempar. Umar keluar dari rumah dengan wajah tertunduk. Tak lama, polisi datang, kata Akku.

AKKU: Saya waktu di Kapolsek lihat, waktu kita diombang ambing, sampai kesel. Saya kan nemenin dia control ke dokter ini, dia bilang nanti saja. Tetapi dia pergi sendiri, kalau ingat itu, dia bikinkan stempel. Masya Allah Icha bohongin kita kebangetan amat.

Polisi mendakwa Icha dengan pasal pemalsuan dokumen. Dari balik tahanan, Icha mengaku melakukan semuanya karena cinta pada Umar. Betulkah?

BLOK II

Lagu Naif..Posesif

Dari balik jeruji, Icha mengaku cinta dan ingin berkeluarga dengan Umar.
ICHA: Motifnya dalam hal ini saya cinta dan sayang dia sehingga saya ingin bersama dia dan apa ya… (berkeluarga)

Begitu juga yang diungkapkan Icha alias Rahmat Sulistyo kepada Kepala Polsek Jatiasih, Darmawan Karosekali.

KAROSEKALI: Motifnya sejauh kita dapat keterangan, dia ingin berumah tangga dan ingin hidup bersama Umar.

Penyidik dari Kapolsek Jatiasih Sentot Trihandoko sempat meminta Icha bercerita soal pernikahannya dengan Umar. Icha mengaku sangat posesif, ingin selalu diajak ke mana pun Umar pergi. Sentot memperdengarkan rekaman percakapannya dengan Icha soal ini.

SENTOT: Ayo yo, saya mau dengar dari rekaman.. ma’ ayah mau maulid di bogor, mamah dirumah enggak usah ikut ya? ICHA : Mama kan pengen ikut ya, masa enggak boleh, intinya aku baik, mau ikut maulid mau tahu, ayah kok gitu sih sama mama SENTOT: Enggak usah, ayah sendiri berangkat ICHA: Ayah kok gitu banget sih sama mamah SENTOT: Udah ayah aja yang berangkat ICHA: Ya udah dah terserah ayah aja

Icha mengaku senang terkesan dengan Umar. Kata dia, Umar adalah pria yang baik dan mengayomi. Seperti abang sendiri. Pria macam ini yang dia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya, meski harus berbohong

Dalam proses penyidikan kasus ini, Icha dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan psikologi. Hasilnya, Icha memang memiliki kelainan seksual. Kepala Polsek Jatiasih, Darmawan Karosekali.

KAROSEKALI: Untuk kecenderungan suka kepada lelaki. Jadi orientasi seks berubah. Jadi motifnya selama kita meminta keterangan selama pemeriksaan, memang dia pengen menjadi ibu rumah tangga, ingin hidup bersama saudara Umar. Ya Umar jelas cinta sama Icha, dia cinta sama Icha bukan sama Rahmat. Ketika dia lihat Rahmat mau muntah pun dia.

Jika Icha disebut memiliki orientasi seksual sejenis, Umar mengaku lelaki tulen.

Kanit Reskrim Kapolsek Jatiasih Sentot Trihandoko mengatakan, dalam pengakuan Icha, Umar bukanlah kekasih pertamanya. Mengaku sebagai perempuan, Icha juga pernah memacari Toni. Icha ingin menjadi perempuan, katanya kepada penyidik Sentot.
SENTOT: Kenapa melakukan itu? Karena saya ingin menjadi wanita, karena saya ingin menjadi ibu rumah tangga, menjadi istri Umar. Kamu tahu enggak kodrat kamu lelaki? Saya tahu, saya sudah menyalahi kodrat dan hukum.

Ia menyalahi hukum, karena demi bersama Umar, Icha berbohong. Mulai dari berpakaian seperti perempuan, sampai memalsukan KTP dan Kartu Keluarga sebagai modal mengurus surat nikah.

Sentot bercerita, Icha menempel sendiri Kartu Keluarga asli dengan nama palsunya, kemudian difoto kopi. Dokumen inilah yang dibawa ke Kantor Urusan Agama Jatiasih sebagai persyaratan pernikahan. Di sana Icha-Umar bertemu Abdul Gofur, pensiunan KUA yang mengurus pernikahan mereka.

Kepala KUA Jatiasiah Ahmad Sumroni memastikan, surat nikah Icha-Umar aspal, asli tapi palsu. Nomer buku nikah yang dipakai Umar-Icha bekas orang lain

AGUS: Memang itu buku nikah atas nama Hidayatulah dan Juwita. Dan oknum itu merubah atas nama Icha dan Umar. Ya dia mengakui.

Bukan cuma dokumen yang dipalsukan, tapi juga orangtua yang menjadi wali nikah Icha. Dia menyewa tukang ojek Supriyono dan istrinya Wagirah untuk menjadi orangtua wali. Ketika menemui calon orangtua bohongan ini, Icha berganti baju lelaki dan mengaku sebagai Andri, adik Icha. Andri membujuk Supriyono untuk menjadi wali nikah, karena Icha sudah hamil dua bulan.

Di hadapan polisi, Icha mengaku menyesali perbuatannya. Icha alias Rahmat Sulistyo, pria yang berpostur pendek dan agak gemuk.Saat bertemu dengan reporter KBR68H dia tampak segar, tersenyum dan menyapa ramah..

Saat ini Icha didampingi pengacara Naufal. Kata Naufal, dalam kasus Icha ini akan dibawa ke ranah perdata, karena urusannya soal pernikahan.
NAUFAL : Lebih cenderung melihat ini tidak pidana, cenderung lihat dari ranah perdata, karena cenderung kompetensi UU perkawinan no1 tahun 1974. Maka kami mengatakan alangkah baiknya langkah rana perdata yang ditempuh keluarga Icha dan Umar. Karena nyata nyatanya Icha kan laki laki, dalam hukum perkawinan tidak bisa, batal. Maka langkah baiknya tidak dibawa ke langkah pidana.

Menurut Naufal, kasus ini bisa diselesaikan secara perdata. Yaitu dengan membatalkan pernikahan Icha dan Umar. Tapi, pernikahan mereka sebetulnya tak bisa dianggap ada, mengingat surat nikah pun palsu. Jadi tak bisa ada tuntutan perdata yang diajukan. Karena itulah, polisi terus mendalami tuntutan pidana, yaitu pemalsuan dokumen negara.

Kapolsek Jatiasih, Darmawan Karosekali menegaskan kasus Icha ini bisa dibawa ke pengadilan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi kasus ini masih bisa dilanjutkan, jadi untuk pemeriksannya. Kita dalam pemeriksaan tidak butuh pengakuan dari tersangka, kita akan melakukan penyidikan dengan mengumpulkan bukti, keterangan dan saksi ahli.

Ketika masuk ranah hukum, masalah cinta bukan lagi perkara. Tetapi penipuan.

Sampai saat ini kepolisian sudah memeriksa saksi yaitu ketua RT tempat umar tinggal, pasangan orang tua palsu yang disewa Icha untuk menikah, pejabat KUA Jatiasih, calo KUA Abdul Gofur, orang tua Umar dan tentunya Umar sendiri.

Umar tidak ingin bertemu dengan Icha. Biar masing masing melanjutkan hidupnya.

UMAR: Ini musibah, Insya Allah ke depannya lebih baik. Cukup saya dan keluarga yang mengalami seperti ini, masyarakat luas tidak akan terulang lagi. Kita harus semangat, orang hidup harus semangat. Insya allah ada hikmahnya, kita bisa belajar dari pengalaman, bisa lebih dewasa lagi dengan adanya musibah ini.

Seraya berkelakar, Umar mengatakan dirinya masih perjaka dan siap mencari pengganti Icha.

Pakar seksologi Boyke Nugraha justru mempertanyakan kecenderungan seksual Umar.

BOYKE: Saya pikir dia memiliki kecenderungan untuk menyukai sesama jenis. Tetapi yang saya tahu meski dia suka, ada konflik dia di situ. Karena enggak mungkin, secara kasat mata saja, lelaki ototnya, jakunnya, kita masih bisa bedakan. Tetapi dalam kasus ini sampai enam bulan itu bohong lah. Sebenarnya dia sudah tahu diawal. Masa tidur pertama dia belum tahu.

Dari balik jeruji, Icha menanti kelanjutan proses hukumnya. Pemalsuan dokumen bisa berujung pada 6 tahun penjara. Sementara Umar mengutarakan niatnya untuk menikah lagi, tahun ini juga.

Demikian SAGA yang disusun Reporter KBR68H Johana Purba.

No comments:

Post a Comment