Untuk ketiga kalinya Pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla menurunkan harga BBM. Mulai 15 Januari 2009 ini turun menjadi 4.500 rupiah. Bagi para pendukung Yudhoyono, penurunan ini dianggap prestasi karena dalam sejarah republik berdiri, baru kali ini ada penurunan BBM. Namun di mata lawan politiknya, penurunan BBM tidak istimewa karena harga minyak dunia yang menjadi patokan harga BBM juga telah turun. Apalagi, penurunan BBM tidak diikuti penurunan harga kebutuhan lainnya. Bagaimana sikap masyarakat soal turunnya harga BBM ini? Berikut laporan yang disusun Reporter KBR68H Budhi Kurniawan.
Audio: Suasana terminal
Pagi-pagi sekali, Ambar Supriyadi sudah tiba di Terminal Bus Rawamangun, Jakarta. Ini hari pertama pasca pengumuman pemerintah yang menurunkan harga BBM di bulan Januari 2009. Berarti, kali ketiga dalam dua bulan belakangan. Ambar hendak berangkat ke Solo, menumpang bus Rosalia Indah.
Karena sudah ada pengumuman resmi dari pemerintah, Ambar berharap, tariff angkutan umum sudah turun. Tapi Ambar keliru. Harga tiket bus tetap sama dengan harga tiket dua pekan sebelumnya. Padahal menurut logika Ambar, jika harga BBM turun, sudah semestinya tariff angkutan ikut turun.
Audio: Seharusnya kan premium turun kalau premium turun ya tarif turun. itu konsekuensinya. kalau ngga begitu apa artinya penurunan BBM.
Kalau versi pengemudi angkutan umum, tarif angkutan tak turun karena tidak ada penurunan target setoan. Suyanto, supir angkutan di Rembang, Jawa Tengah.
Audio: Seperti biasa saja. Tak ada pengaruh. kalau seperti dulu, kenaikan 100 persen, itu penumpang langsung kurang
Di Maluku Utara, supir angkot juga tidak langsung menurunkan tarif angkutan begitu harga BBM turun. Alasan mereka, belum ada instruksi dari Pemerintah Kota soal ini. Kepala Dinas Perhubungan Maluku Utara Syarif Mopeng mengaku belum menerima Surat Keputusan Menteri Perhubungan untuk menurunka tarif.
Audio: Diturunkan 5000 ribu kemudian diturunkan lagi 4500 itu keputusan pemerintah. Persoalan sekarang setiap langkah yang turun bukan semaunya dinas perhubungan menurunkan. Tapi harus berdasar aturan yang baku, baik dari pemko atau dari Departrtemen perhubugan.
Audio: Suasana metro mini, kenek manggil penumpang
Meski sudah ada woro-woro dari Pemerintah, toh di lapangan tarif angkutan tak serta merta turun. Induk Organisasi Angkutan Darat ORGANDA beralasan, masih berhitung prosentase ideal penurunan tarif. Cara menghitungnya, kata Ketua Umum DPP ORGANDA Murphy Hutagalung, misalnya dengan mempertimbangkan mahalnya harga suku cadang dan komponen lainnya. Karenanya, ORGANA baru akan memberlakukan tarif baru angkutan umum akhir bulan ini.
Audio: Kalau kita ambil dari BBM saja itu hanya bisa menurunkan 5 persen. Tapi di dalam operasional, BBM itu hanya salah satu komponen. Sedang komponen lain banyak yang terkait seperti spare part. spare part sekarang kondisnya dengan kurs yang cukup tinggi juga melambungnya cukup besar.
Tambahin suara metro mini, kenek manggil penumpang
Lambannya kebijakan penurunan tarif dari ORGANDA itu tak sejalan dengan permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat mengumumkan penurunan BBM 12 Januari silam, Presiden Yudhoyono meminta tarif angkutan umum bisa turun sampai 10 persen. Kata Yudhoyono, penurunan tarif angkutan umum diperlukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Audio: Penurunan harga BBM dihitung dapat menurunkan hingga 10 persen tarif angkutan kita. Kebiajakn ditangan pemerintah pusat akan berlaku mulai 15 januari 209 bertepatan penurunan harga bbm.
Audio: Suasana kereta api
Yang harganya justru turun adalah tarif kereta api. PT Kereta Api Indonesia menurunkan tarif angkutan kereta api luar kota untuk kelas ekonomi sebesar 8 persen. Juru bicara PT Kereta Api Indonesia Ahmad Sujadi mengatakan, besaran penurunan tarif itu sekitar 4 ribu rupiah.
Audio: Ini kan kelas ekonomi keputusan dari pemerintah, penurunan harga BBM yaitu solar tentunya berpengaruh terhadap biaya opeasi khususnya kereta api ekonomi karena kan menggunakan lokomotif. Keputusan pemerinta menurunkan tarif ekonomi 8 persen lah sekita 4 ribu rupiah
Dengan tarif baru itu, kata Ahmad Sujadi, tarif kereta api ekonomi untuk jurusan Pasar Senen ke Malang, misalnya, turun dari 55 ribu rupiah menjadi 51 rupiah. Kata Ahmad, penurunan tarif ini hanya untuk kelas ekonomi untuk jarak menengah dan jauh. Tarif kereta api ekonomi untuk jarak dekat tidak ikut turun karena harganya sudah murah.
Yang masih berharap bisa turun adalah harga bahan baku produk makanan dan minuman. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia GAPMI Thomas Darmawan mengatakan, secara bertahap, makanan dan minuman akan turun 5-10 persen.
Audio: Saya memperkirankan trend kedepan produk makanan akan turun 5-10%. Mungkin setekah BBM tanggal 15, setelah imlek akan ada penurunan. Mungkin tidak seragam tapi ada yang turun 5%, 12% atau ada yang tidak turun, tapi ukurannya lebih besar.
Tidak ikut turunnya harga berbagai barang kebutuhan, meski harga BBM sudah turun tiga kali, sudah bisa diduga sejak awal. Pengamat ekonomi dari Indef, Aviliani, mengatakan harga sulit diturunkan karena ketika pemerintah pertama kali menaikan harga BBM lalu, harga-harga barang telah terlanjur naik. Dan barang-barang inilah, kata Aviliani, yang kini tersedia di pasaran.
Audio: Tidak akan berdampak pada penurunan. dan itu kan sudah terlihat, penurunan pertama inflasi tetap ada. harusnya dfelasi. dan desember ternyatac deflasinya hanya 0,0 sekian. padah penurunan BBMnya cukup lumayan. jadi itu saya lihat kurag ada signifikasi terhadap penurunan.
Audio: Iklan Partai Demokrat
Tapi lihatlah iklan di media. Partai Demokrat sudah beriklan, mengklaim tiga kali harga BBM turun sebagai suatu prestasi pemerintahan Presiden Yudhoyono. Apakah ini betul-betul bisa dianggap sebagai suatu prestasi? Bukankah harga minyak dunia memang tengah merosot turun?
Audio: Iklan Partai Demokrat
Iklan ini kerap diputar di berbagai media. Iklan bikinan Partai Demokrat ini mengklaim penurunan BBM sebagai salah satu bukti keberhasilan Pemerintahan Yudhoyono. Iklan ini merambah di radio, juga koran dan televisi.
Padahal turunnya harga BBM tak bisa seenaknya diklaim sebagai hasil kebijakan Presiden Yudhoyono. Pengamat ekonomi Indef Aviliani menambahkan, faktor luar negeri justru yang paling berperan dalam turunnya harga BBM. Harga minyak mentah dunia yang pada pertengahan tahun lalu di atas angka 100 dollar per barel, kini sudah di bawah 50 dollar per barel. Saat itu, pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri untuk mengimbangi dengan harga minyak dunia. Premium sempat mencapai harga Rp 6.000,-/liter dari sebelumnya Rp 4.500,-/liter. Solar yang semula Rp 4.300/liter naik menjadi Rp 5.500,-/liter. Dengan begitu, logika yang sama harusnya berlaku di sini, kata Aviliani, pemerintah menurunkan harga BBM dalam negeri karena harga minyak dunia sudah turun.
Audio: Karena ini kan lebih disebabkan faktor eksternal penurunan harga ini sehingga memang kalau pemerintah tidak menurunkan harga itu artinya pemerintah sudah disubsidi tapi tetap harganya tinggi. Dalam ssejarah baru sekarang turun karena memang dalam sejarah BBM baru sekarang naiknya signifikan, turunnya signifikan. Bukan kerja SBY. Kerjanya SBY dalam menurnkannya, tapi kenapa diturunkan karen faktior eksternal.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Efendi Simbolon. Menurut dia, penurunan harga BBM tak bisa diklaim sebagai prestasi Presiden Yudhoyono. Pemerintah, kata Efendi, terlalu mendramatisir penurunan harga BBM.
Audio: Tidak perlu dibawa-bawa ke sidang kabinet apalagi yang mengumumkan presiden. Saya kira tak perlulah, kecuali karena upayanya pemerintah. Kita harus sampaikan kepada masyarakat bahwa ini bukan upaya. Ini memang secara otomatis akan menyesuaikian harga keekonomiannya yang selama ini oleh pemrintah diatur-atur. Pada waktu naik, alasannya karena kenaikan harga bahan baku. Nah sekarang kalau sekarang bahan bakunya turun masa tak ikut turun ?
Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Golkar Airlangga Hartanto berpendapat serupa. Turunnya harga BBM, kata Airlanga, tak bisa dibandingkan dengan Tarif Dasar Listrik yang masih disubsidi.
Audio: Kalau harga BBM memang sudah sewajarnya turun karena memang harga minyak dunia sudah sewajarnya turun. (Tapi kalau bicara TDL sekarang kan harga jual listrik lebh rendah dari pada harga produksi. kaitannya dengan subsidi yang masih tinggi di sektor kelistrikan
Kesimpulannya, turunnya harga BBM adalah suatu keniscayaan, karena harga minyak dunia sudah turun.
Dan tren penurunan harga minyak dunia itu dimanfaatkan secara cerdas oleh Presiden Yudhoyono untuk mendongkrak popularitas jelang pemilu presiden 2009. Pengamat politik dari Charta Politica, Burhanudin Muhtadi, mengatakan salah satunya dengan menurunkan harga bbm dalam negeri secara berkala, tidak sekaligus. Kata Burhan, ini berdampak pada hasil survei sejumlh lembaga yang menunjukkan pamor Yudhoyono meningkat jika dibandingkan pertengahan tahun lalu ketika pemerintah menaikkan harga bbm.
Audio: Pada saat itu Megawati, popularitas dan elektabilitasnya di atas SBY pada Juni 2008. Tapi ketika September-Oktober-Vovember-Desember,dan Januari ini, SBY sudah 3 kali menurunkan BBM, konstalasi politik menurut survey berubah. SBY sekarang leading di kisaran 42-43 persen, jauh melampaui Megawati yang sempat meminpin perolehan poling pada Juni 2008.
Apalagi, Presiden selalu berada di depan setiap kali kebijakan penurunan harga BBM diumumkan kepada masyarakat. Berbeda dengan saat pengumuman naiknya harga BBM. Presiden menugaskan menterinya untuk mengumumkan.
Audio: Dan ada hal-hal yang kurang etis, beberapa sumber saya di Partai Golkar merasa marah, kurang setuju karena solah-olah penurunan harga BBM, diambil kreditnya oleh SBY dan Demokrat. Ketika hal-hal yang terkait dengan kebijakan yang tidak populer, JK diminta berdiri paling depan. Tapi ketika terkait kebijakan populis seperti penurunan BBM, SBY yang tampil di depan. Akhirnya SBY mendapat keridir dari kebhijakan yang populis itu
Di saat yang sama, iklan Partai Demokrat langsung membanjir begitu pengumuman turunnya harga BBM.
Audio: Iklan Partai Demokrat
Pemerintah membantah penurunan BBM terkait Pemilu 2009. Di hadapan 300 legiun veteran di istana negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, penurunan harga BBM tidak ada kaitannya dengan semakin dekatnya Pemilu.
Audio: Suasana terminal
Boleh saja pemerintah mengklaim penurunan harga BBM ini sebagai prestasi menjelang akhir kepemimpinan. Tapi bagi sebagian warga, harga BBM turun tak mengubah banyak hal.
Audio: Ngga pengaruh sama sekali.Semua kebutuhan malah tambah naik. Belanjaan malah tambah mahal Kayak tomat, cabe, kol, timun, semua naik. Ngga ada pengaruh. Harga-harga sembako malah naik. Timun bisanaya 2 ribu sekarang 3500 sekarang 4 ribu. Tomat bisanya 5000 sekatang 10 ribu. Minyak mau naik lagi.Gula/ Makan di warteg tetap mahal.Dulu warteg idola anak kos sekarang mahal juga.
[Budhi Kurniawan | KBR68H]
foto: www.presidensby.inf
No comments:
Post a Comment