Tuesday, January 13, 2009

Tangkal Flu Burung ala Pedagang Pasar


Indonesia diperkirakan baru akan bebas flu burung pada 2014. Data tahun ini menggembirakan, kalau dilihat dari penurunan jumlah unggas atau manusia yang meninggal akibat flu burung. Tapi kalau dilihat dari penyebarannya, flu burung masih mengkhawatirkan. Pada 2003, hanya 60 kabupaten kota yang tertular virus H5N1 ini, tapi tahun 2008, melonjak menjadi lebih 290 kabupaten kota. Salah satu fokus pengendalian flu burung di 2009 adalah intervensi di pasar tradisional yang menjual unggas hidup. Reporter KBR68H Taufik Wijaya mengulas kesadaran dan antisipasi para pedagang, pemotong unggas dan pengelola pasar hingga konsumen soal penyebaran virus flu burung.

Audio: suasana di Pasar Jatinegara

Sore hari di Pasar Jatinegara masih sibuk. Sejumlah pedagang bergegas membereskan sisa dagangan. Di luar mendung sudah gelap, sebentar lagi hujan. Kesibukan yang sama terlihat di pasar unggas yang letaknya terpisah dari lokasi utama pasar, di timur Jakarta ini.

Audio: suasana di Pasar Jatinegara

Di salah satu sudut pasar unggas, tampak para pedagang asik berbincang. Aroma tak sedap kotoran ayam sudah tak lagi menggangu.

Audio: suasana kokok ayam di Pasar Jatinegara

Saya menemui Ahmad Supardi, salah satu pedagang. Saya bertanya soal dampak virus flu burung bagi usahanya. Rupanya Ahmad tak percaya pada dampak kematian dari virus flu burung. Padahal sudah 100 orang meninggal gara-gara virus ini, sejak 2005 silam.

Audio: Itu jelas sekali (mengalami kerugian). Itu sebetulnya menurut saya (virus flu burung) cuma isu. Itu ada kepentingan terselubung. Sebab ini kan menyangkut ekonomi rakyat, terutama di daerah-daerah

Dalam sehari, Supardi sanggup menjual 200 ekor ayam. Ayam kampung dan broiler miliknya antara lain dipasok dari Banjar, Subang Jawa Barat dan Semarang Jawa Tengah.

Audio: Suasana pasokan ayam dari truk

Saat truk pemasok unggas dari Semarang tiba, tiga pekerja langsung memindahkan ratusan ayam dalam sangkar bambu ke dalam pasar, tanpa sarung tangan apalagi masker. Padahal, dua benda itu penting untuk menangkal penularan virus flu burung.

Audio: Suasana pasokan ayam dari truk

Pasokan unggas dikirim tiap dua hari. Unggas itu kemudian dimasukkan dalam kandang-kandang besi berukuran 2 kali 1 meter. Kandang dijejali 10 sampai 15 ekor unggas.

Audio: Suasana kokok ayam di Pasar Jatinegara

Audio: Nah bisa diceritakan saat Anda terima ayam hidup itu perawatan dan kesejahteraan untuk ayam seperti apa untuk cegah flu burung? kami kan pedagang, jadi sirkulasnya rutin artinya masuk keluar. Jadi tak sampai menginap dikandangkan dan langsung di kasih makan dan minum kemudian dijual. Itu kalau ayam Jawa. Jadi gak sampai 3-4 hari (berada di pasar) itu kan resiko juga

Audio: Suasana kokok ayam di Pasar Jatinegara

Audio: (Pemerintah dan lembaga kesehatan dunia WHO merekomendasikan agar pedagang menjual ayam yang sudah dipotong tidak hidup komentar Anda?) Ini kan pasar tradisional, dan maaf nih pembelinya mayoritas Muslim. Itu kan masih fanatik. Dan ada pembeli yang minta dipotong sendiri di tempat.

Pedagang lainnya, Yulianti ikut menimpali

Audio: Jadi ayam itu gak fresh, saya kan masukin juga buat supermarket. Ayam jadi loyo kan (gak) bagus tuh. Jadi biarkan saja pasar tradisional, seperti apa adanya demikian juga dengan supermarket

Audio: (Di sini rutin ada pembersihan?) Di sini tiap sore dibersihkan disemprot. (Biasanya jam berapa?) Itu lihat tuh…

Telunjuk Supardi,mengarah kepada petugas kebersihan pasar, yang siap membersihkan lantai pasar dengan selang air dan sapu lidi. Ini langkah awal menangkal flu burung. Langkah lain yang terus disarankan pemerintah kepada para pedagang unggas adalah vaksinasi.

Audio: Jadi jelang tutup dibersihkan, Rutin dilakukan. Kalau disemprot dengan disinvektan? Pernah juga Saat mau lebaran kemarin, juga menyemprot. Sekarang masih rutin? Masih tapi tertentu saja di semprotnya. Dalam sebulan sekitar dua kali

Audio: Suasana petugas membersihkan lantai

Supardi yakin, upaya yang dilakoni bersama pengelola pasar selama ini berhasil mencegah penyebaran virus flu burung.

Itu pandangan pedagang, bagaimana konsumen menilai pengelolaan unggas di pasar ini? Begini penilaian Rosmani.

Audio: Ya baik baik saja. Masalahnya saya belum pernah (dengar) ada kejadian flu burung (di pasar Jatinegara). Ya baik baik saja. Ada keinginan dari Anda agar pasar unggas jatinegara menjual dalam bentuk karkas? Ya. Tapi kecuali untuk hari raya, sebaiknya dijual (dalam bentuk unggas hidup). Karena saya ingin yang segar

Lembaga Kesehatan PBB WHO dan Komisi Nasional flu burung merekomendasikan agar pedagang menjual unggas dalam bentuk potong atau siap masak. Tapi kenyataannya, di pasar masih ada yang menjual unggas hidup. Rosmani, warga Kampung Melayu Jakarta, yang setiap hari berbelanja daging ayam di pasar Jatinegara itu menambahkan, salah satu kiat yang dipakai untuk mencegah tertular virus mematikan H5NI adalah dengan memasaknya sesuai aturan.

Audio: Kalau flu burung kan kalau masaknya matang ya gak apa-apa. Saya sudah 5 tahun berbelanja disini dan Insya Alloh gak ada ( virus flu burung). Cuci pakai sabun usai belanja? Ya cuci tangan pakai sabun juga

Setelah cuci tangan, maka daging ayam dimasak pada suhu 80 sampai 100 derajat Celcius. Jika itu dilakukan, dijamin virus flu burung mati.

Saya lantas beralih ke pemotong unggas. Di Pasar Jatinegara, tempat pemotongan menyatu dengan pasar.

Audio: Suasana di tempat pemotongan ayam

Di salah satu tempat pemotongan, puluhan unggas siap potong digeletakkan begitu saja di lantai yang becek. Bau anyir darah dan limbah sisa kotoran unggas menusuk hidung Tiga pekerja sibuk memotong, membersihkan dan merebus ayam broiler. Mereka tak pakai masker penutup hidung, alas kaki hanya seadanya. Aturan pemerintah menyebut, pedagang seharusnya pakai masker dan sepatu boot. Lalu usai memotong unggas, cuci tangan yang bersih dengan sabun.

Audio: Suasana tempat pemotongan ayam

Salah seorang pemotong, Muhammad Nur mengaku bisa memotong 500 unggas dalam sehari.
Audio: (Semenjak ada kasus flu burung, upaya apa yang Anda lakukan untuk menjaga kebersihan?) Yang jelas masalah flu burung itu bohong bohong…kalau mau mati sih mati saja. Maaf saya sejak tahun 80. (bekerja) Sampai sekarang saya sehat-sehat saja
Audio: Suasana tempat pemotongan ayam

Nur kemudian mengajak saya menengok tempat pemotongan unggasnya

Audio: (Di sini disediakan apa saja?) Air, listrik, tong pemotongan. Setelah dipotong dan dibersihkan dimasukkan ke drum. Kalau sudah mati, direbus. Sampai sini dioper ke mesin dan diangkat ke meja. Konsumen bisa langsung melihat? Melihat langsung

Di sebelah lokasi pemotongan, karyawan Nur melepas lelah sambil menonton televisi di atas balai bambu. Di sudut lain, beberapa pakaian dan handuk milik pekerja tergantung begitu saja di atas tempat tidur.

Audio: Ini di atas tempat apa? Oh ini salinan anak buah. Mereka menginap disini? Oh gak. Ini untuk salinan aja kok. Mereka langsung pulang ke rumah. Kalau sabun alat kebersihan lainnya disediakan? Disediakan juga. Ada sabun. Abis motong mereka langsung mandi)
Audio: Suasana di Pasar Jatinegara

Kalau pengelolaan unggas di pasar tradisional Jatinegara dilakukan tanpa masker, tanpa alas kaki serta di lokasi yang becek, bagaimana dengan pengelolaan unggas di pasar modern BSD, Serpong?

Audio: Suasana di pasar modern BSD Pasar di kompleks Bumi Serpong Damai, BSD, adalah pasar modern. Jauh dari becek, kumuh dan bau. Beda jauh dengan suasana di pasar tradisional Jatinegara, misalnya. Karena itu, pengunjung jadi nyaman berbelanja. Anak-anak TK pun tak ragu datang untuk belajar di pasar.

Audio: Suasana di pasar modern BSD

Audio: Pasar modern ini awalnya pasar tradisional. Berdiri sejak 1990. 2004 kita relokasi dan Juli 2004 kita buka/opening. Jadi pasar tradisional becek, bau kumuh kita pindahkan ke lokasi yang lebih baik

Anda Saenan, Manajer Area Komersil, Pasar BSD.
Audio: Suasana di pasar modern BSD Tangerang

Karena pasar bersih adalah pasar sehat, aturan main di sini sesuai dengan aturan Departemen Kesehatan.

Audio: Untuk saat ini pasar kita ini baru pasar bersih belum jadi pasar sehat, Kalau sesuai standar departemen kesehatan bahwa di dalam pasar itu tidak boleh dijual unggas hidup, jadi dalam bentuk karkas, atau siap masak. Dikita memang masih ada yang menjual unggas hidup tapi jumlah pedagangnya sedikit. Usaha kita untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya flu burung, dalam sepekan dua kali, pasar ini kita suntik dengan disinfektan untuk pasarnya. Untuk pemotongan unggas berada diluar pasar, Di sana hampir setiap hari kami semprotkan disinfektan…

Audio: Suasana suara unggas di pasar BSD

Widya, warga Serpong, mengaku saban minggu selalu ke pasar ini.

Audio: (Kenapa ibu membeli ayam karkas di pasar ini?) Gak lah kalau di supermarket lama nunggunya. Selain itu gak terjamin. Kalau di sini kita bisa langsung ( melihat kondisi unggasnya). Nah untuk cegah penyebaran virus flu burung hal apa saja yang anda lakukan? Sebenarnya yang baik ayam kampong ya. Tapi kalau ayamnya sehat ya saya ambil…

Ayam yang sehat, kata Widya, adalah yang telrihat segar dan tidak mengeluarkan lendir di bagian hidung.

Audio: Suasana suara unggas di pasar BSD

Ada 7 pedagang unggas hidup di pasar modern BSD, sementara 20-an pedagang lainnya menjual unggas dalam bentuk siap olah atau karkas. Masing-masing menempati lapak ukuran 2 kali 2 meter

Audio: Suasana suara unggas di pasar BSD

Di pasar ini, kebersihan adalah nomor satu. Para pedagang percaya, virus flu burung bisa ditangkal dengan selalu menjaga kebersihan tubuh dan tempat penjualan, kata pedagang Enjum Marwan dan Rosikin.

Audio: Selesai kita berdagang sekitar jam 13 kita bersih-bersih. Kandang kan kotor akibat kotoran ayam. (kalau kandang bersih) konsumen juga tertarik membeli. Kalau anda dan anak untuk cegah flu burung? Cuma jaga jangan kotor. Pakai plastic supaya badan tidak kotor. Pakai sepatu boot? Ya kita paka

Audio: ya kita harus jual ayam yang fresh. Terus kita liat juga kwalitasnya. Kan kita bisa bedakan mana yang sehat dan tidak

Sambil memotong ayam, istri Rosikin, Tri, bercerita soal fasilitas kebersihan yang tersedia di pasar modern ini.

Audio: di sini apa saja yang disediakan bu,ada keran air? Ada kran air. Sabun untuk cuci tangan buat bersih-bersih untuk cuci tangan sudah ada. Kemudian siang harinya ada proses sterilisasi

Tak jauh dari pasar modern BSD, sekitar 10 meter, terdapat tempat pemotongan unggas.

Audio: Suasana suara ayam di tempat pemotongan pasar BSD

Lokasi pemotongan ada di bangunan tertutup dan bersih. Di sana ada empat lokasi pemotongan unggas. Sisa bulu unggas dan sebagian kotoran ayam berserakan di lantai. Ayam yang siap dipotong diletakkan dalam kandang plastik, di sudut bangunan. Setiap ayam yang datang, kata Hermino, pemotong unggas, pasti ke sini dulu.

Audio: Kalau proses saat ayam datang, itu masuk ke sini atau langsung ke dalam pasar? Masuk kemari. Pasti itu. Banyak jumlahnya. Kalau bos saya dipasok sekitar 300 ekor. Dipasok subuh dari Cengkareng dan Ciputat

Audio: Suasana suara ayam di tempat pemotongan pasar BSD

Begini lah mestinya langkah mengendalikan flu burung di pasar. Pemisahan unggas hidup dan siap saji, serta kebersihan lingkungan harus jadi perhatian utama. Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung Emil Agustiono

Audio: yang penting begini dipisahkan unggas hidup -dengan counter-nya. Jadi terpisah yang kedua yang bagus dibersihkan benar benar dalam sehari, kalau bisa diliburkan. Pemerintah bersama FAO dan lembaga donor sudah mengembangkan healty market, pasar tradisional agar lebih bersih dan lebih terbebas virus zoonosis sebenarnya bukan hanya flu burung..)

Emil mengakui, tak mudah menyebarkan gagasan bersih-tangkal-flu-burung ini ke 13 ribu lebih pasar tradisional di Indonesia. Pasar-pasar ini terlanjur becek, kumuh dan bau, sulit berubah menjadi bersih dan kering seperti Pasar Modern BSD.

Audio: Ini makanya ini tugas kita mendorong pemerintah supaya pemerintah daerah supaya lebih paham bahwa pasar tradisional adalah salah satu sumber penularan flu burung. Kendalanya adalah soal pemahaman yang belum merata. Kalau dana dua hal pertama dana pemerintah APBD atau APBN dan dana dari lembaga donor. Dan kita ingin menggali dana dari private sector. Industri unggas lain bisa berkontribusi bisa mengembangkan pasar tradisional yang sehat

Pasar Modern BSD siap menjadi proyek percontohan pasar sehat di Indonesia. Supaya pasar-pasar lainnya bisa meniru pasar ini, kata Manajer Area Komersial Anda Saenan

Audio: Jadi Komnas flu burung ini kan kalau bicara di atas kertas atau teori kan rada susah. Seharusnya mereka buat pilot project yang bisa jadi contoh terutama di seluruh Indonesia. Bagaimana sih penanggulangan flu burung bagaimana jadi pasar sehat. Dan pasar BSD siap jadi pilot project? INsya Alloh kalau kita liat sekarang keberadaan pasar tradisional, mungkin pasar BSD ini lebih mudah melakukan hal tersebut, bukan berarti di pasar lain lebih buruk.

Audio: Suasana suara ayam di tempat pemotongan pasar BSD

Mengubah perilaku dan pandangan soal flu burung memang bukan persoalan gampang. Mengingat Indonesia diperkirakan baru bebas flu burung pada 2014, dan kenyataan bahwa virus ini telah menyebar sampai ke 200-an kabupaten kota, semakin menunjukkan bahwa masih banyak PR yang harus dikerjakan. Bukan cuma bagi pedagang di pasar, tapi juga bagi konsumen; supaya makin waspada akan bahaya flu burung.


[Taufik Wijaya | KBR68H]

No comments:

Post a Comment