Bersepeda ke kantor kini tak lagi hanya dilakukan banyak pegawai swasta di Ibukota. Di Kelurahan Kramat Pela, Jakarta Selatan, para PNS sudah dikerahkan untuk menggunakan sepeda ontel ke kantor, sesuai perintah Walikota. Gegap gempita bersepeda juga diteruskan sampai ke lingkungan warga, karena di sana akan disiapkan jalur khusus sepeda. Reporter KBR68H Irvan Imamsyah ikut bersepeda bersama para PNS di Kramat Pela.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Audio: Kalau saja setiap orang setiap hari mau menggunakan sepeda. Adengan catatan dia tidak jalan jauh, mau ke tetangga, ke Pasar, ke Kelurahan atau ke RT. Kan bisa menggunakan sepeda. Ini sudah bisa anda bayangkan. Berapa polusi yang kita minimalkan, berapa bbm yang bisa kita hemat, apakah tak mau itu. Ini khan juga gak gengsi kok. Khan enak naik sepeda.
Lurah Kramat Pela, Jakarta Selatan, Suparman, terkenal rajin bersepeda kala bertugas. Sepeda bukan barang baru buat Suparman, yang usianya sudah memasuki masa pensiun PNS. Sejak kecil, Suparman akrab dengan sepeda ontel. Untuk ke sawah, juga untuk ke sekolah.
Suparman yang gila sepeda ini punya empat unit sepeda ontel, dipakai bergantian untuk dikayuh ke kantor. Sepeda ontel milik Suparman merknya Gazelle (baca: gezel), buatan 1917 dan 1934, asli dari Belanda.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Sudah lima tahun ini Suparman bertugas sebagai Lurah Kramat Pela. Ia mulai rajin menggunakan sepeda ontelnya untuk bekerja sejak 2 tahun silam. Ini sebagai bentuk kampanye Suparman jelang Konferensi Perubahan Iklim di Bali akhir 2007 kemarin.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Kini tak hanya Suparman dari Kelurahan Kramat Pela yang mengayuh sepeda ke kantor. Kegiatan bersepeda ini meluas sampai ke puluhan warga di kelurahan tersebut. Suparman pun membentuk Komunitas Ontel Kramat Pela dan Kebayoran Baru. Anggotanya 75 orang, semua warga setempat.
Audio: Kalau saya sejak bentuk komunitas. Sejak enam bulan ke belakang. Kalau bicara sepeda yaa karena memang kecilnya hidupnya orang di desa. Kalau sepeda bukan dari dulu. Dari kecil hobi bersepeda.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Kebiasaan bersepeda juga dibawa Suparman ke kantor Kelurahan Kramat Pela. Ada delapan sepeda ontel yang diparkir di halaman, bisa digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan pelayanan masyarkaat. Mulai dari mengantar surat, hingga patroli di lingkungan RT dan RW. Sepeda-sepeda itu didatangkan dari Solo, Kutoardjo dan Purworedjo, Jawa Tengah.
Jumlah sepeda memang masih terbatas, karenanya harus dipakai bergantian. Mulai dari Lurah, Wakil Lurah sampai Satuan Polisi Pamong Praja, semua boleh pakai.
Audio: Terutama kepala-kepala urusan. Kita punya sepeda tujuh. Kami persilakan sepeda yang ada untuk bergantian sementara. Yang penting bukan show pakai sepeda itu, tapi bagaimana mau mengajak masyarakat untuk berbuat yang sama mau menggunakan sepeda.
Hansip Kelurahan Kramat Pela Ali Mustofa termasuk pengguna setia sepeda ontel yang tersedia. Untuk patroli, ia memilih pakai sepeda ketimbang motor.
Audio: Tujuh sepeda ini dipakai untuk apa? Yaa masing-masing staffnya , kadang ke kecamatan, ambil surat dan segala macem. Kalau di wilayah kramat pela kita sering pakai sepeda. Soalnya ribet dengan kendaraan lainnya, kalau ada keperluan kramat pela, ke rw atau ke rt atau ngontrol banjir.
Tapi Ali mengaku ngeri juga bersepeda di antara rimba raya motor dan mobil.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Setelah sukses mengerahkan pegawai Kelurahan Kramat Pela memakai sepeda sebagai kendaraan dinas, himbauan pun diperluas sampai ke RT-RW. Kalau ada keperluan ke Kelurahan, pakailah sepeda, kata Suparman.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Gayung pun bersambut. Di RW 08 Kelurahan Kramat Pela sudah ada lima Ketua RT yang menggunakan sepeda ontel kalau ada urusan surat menyurat ke Kelurahan. Ketua RW 08 Sutrisno mengatakan, nanti akan disediakan sepeda bagi keperluan kerja Juru Pemeriksa Jentik dan Sarang Nyamuk.
Audio: Saya dengan adanya sepeda ontel yaa. Saya merasa termotivasi. Karena selain untuk mengurangi polusi udara dengan adanya global warming, saya himbau semua jajaran RT apabila mengurus surat menyurat di kelurahan saya minta menggunakan sepeda. Dan pak wali sendiri bilang orang yang bersepeda yang mesti dilayani terlebih dulu. Memang ada beberapa rt yang sudah mempunyai bahkan saban selasa ikut dengan pak wali. Juga para jumantik nanti akan saya kerahkan. Nanti kalau mereka pantau wilayah pakai sepeda.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Cita-cita Suparman, lingkungan RT-RW di Kelurahan Kramat Pela akan punya jalur khusus sepeda. Dibangun tahun depan, kata Suparman optimistis.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Kayuhan sepeda Suparman di Kelurahan Kramat Pela ternyata bergaung sampai ke Walikota Jakarta Selatan. Kalau dulu Suparman mengerahkan RT-RW bersepeda, kini Walikota memerintahkan camat sampai lurah se-Jakarta Selatan untuk giat bersepeda.
Walikota Jakarta Selatan Syahrul Effendi.
Audio: Saya sudah intruksikan seluruh lurah wajib bersepeda. Untuk rapat rt dan rw bersepeda saja lah. Dan ini bukti nyata kita peduli dengan perubahan lingkungan. Ini baru satu bulan. Dan saya saban selasa dan jumat ke kantor pakai sepeda.
Semangat bersepeda boleh tinggi. Tapi kalau tak disertai dengan prasarana yang aman dan memadai bagi pesepeda, sama juga bohong. Tak banyak yang bakal terpancing ikutan bersepeda ke kantor. Jalur bersepeda belum tersedia di Jakarta Selatan, dan Walikota Syahrul Effendi masih menunggu perintah dari bosnya.
Audio: Yaa saya kira kita akan dukung itu dan tergantung pada pelaksana kota nanti. Yaa jadi akan tunggu gubernur. Kegiatan sepeda sering juga. Saya waktu tertentu keliling dengan menggunakan sepeda.
Audio: suasana rombongan PNS bersepeda
Kalau Walikota menanti perintah, Lurah Suparman jalan terus. Ia ingin mewujudkan cita-citanya akan jalur bersepeda di RT-RW di Kramat Pela. Jalur ini, kata Suparman, seperti jalur bus Transjakarta alias busway. Tentu lebih kecil, dengan lebar satu meter saja. Jalur ini pun tak akan dilapis beton, tapi hanya dicat khusus. Nantinya dilengkapi dengan rambu-rambu penanda jalur khusus sepeda.
Cita-cita ini memang belum kesampaian. Tapi Suparman sudah merancang, jalur bersepeda ini kelak ditiru se-Jakarta.
Audio: Dengan harapan ke belakang, kita mintayaa dibuatkan jalur khusus sepeda. Saya juga sedang berusaha dengan para pengurus RT dan RW, barangkali tak ada salahnya kita, kita ingin ciptakan jalur khusus sepeda lingkungan RW. Hanya dengan cat supaya ada tanda dan semoga masyarakat mau ikutan. Tapi kalau saya sendiri yang berbuat tak ada artinya.
Suparman tak sendirian dengan cita-cita ini. Ada tiga ribuan pekerja bersepeda di Jakarta yang ngebet dengan adanya jalur khusus sepeda. Juru bicara Bike To Work, komunitas pekerja bersepeda, Ripto Gatut mengatakan, jalur ini kebutuhan mutlak para pesepeda kalau ingin mengarungi rimba jalan raya.
Audio: Kita ingin penyepeda di jalan dianggap sebagai salah satu moda transportasi. Kalau ada bike line kita dianggap sebagai moda transportasi. Kalau sekarang kita serba salah. Kadang kita dianggap marjinal. Jalan kaki bukan, kendaraan transportasi juga bukan. Supaya lebih aman di jalan. Yaa lebih safety laah pertimbangannya.
Jalan raya belum jadi tempat yang aman bagi pesepeda. Buktinya, kata Ripto, tiap bulan ada saja laporan kecelakaan yang dialami pesepeda.
Audio: Sekarang orang kalau mau bersepeda mikir, aman gak dijalan. Bagaimana dengan kendaraan roda dua dan roda tiga. Roda empat. Apakah mereka bisa menganggap kita bawa kendaraan. Kita percaya kalau ada bike line, orang akan tertarik untuk bersepeda. Itu memang infrastruktur yang harus ada untuk orang dibuat tertarik.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Desember tahun lalu sebetulnya sempat ada angin segar berhembus. Kabarnya, Pemda Jakarta akan mengoperasikan jalur khusus sepeda dari Blok M menuju Jl Sudirman dan Jl MH Thamrin, dua jalan protokol di ibukota. Namun rencana itu menguap begitu saja, kata juru bicara komunitas Bike To Work, Ripto Gatut.
Audio: Untuk rencana bike line dari selatan ke utara yang akan dilaksanakan memang ada penundaan. Kita juga belum tahu sampai kapan penundaan ini. Cuma memang rencananya bike line pertamanya selatan ke utara.
Kepala Sub Dinas Teknik Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengatakan penyediaan jalur sepeda khusus pada Desember 2008 lalu dibatalkan karena perencanaan pemerintah DKI Jakarta belum matang. Pemerintah kata Muhammad Akbar ingin jalur sepeda yang dibuat menyatu dan terkait dengan moda transportasi massal yang kini dikembangkan pemerintah. Seperti bus way dan kereta listrik.
Audio: Suasana kendaraan bermotor
Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi Jakarta berencana membuat rancangan besar jalur transportasi kendaraan tak bermotor. Muhammad Akbar menjelaskan, nantinya jalur sepeda akan jadi penghubung warga ke terminal bus, halte Transjakarta serta stasiun kereta api.
Audio: Iya cuma kita lihatnya bukan busway aja. Dia nanti jadi feader angkutan umum. Nanti disitu ada busway, kereta api, MRT juga akan ada lagi. Kemudian juga ada lintasan Jabodetabek. Lintasan sepeda dari rumah ke stasiun atau halte2 lainnya.
Di stasiun, halte dan sebagainya kelak akan disediakan parkir khusus sepeda, kata Akbar.
Audio: Kita harapkan dia naik sepeda dari rumah. Sukur2 pakai sepeda lipet. Jadi naik busway bawa sepeda. Terus naik kereta api bawa sepeda. Nanti di stasiun tuhkereta api bawa sepeda lipet. Nanti sampai di halte tujuannya, dia naik sepeda lagi untuk tujuan akhirnya.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Audio: Untuk jalur sepeda tak harus esklusif bisa saja tanda yaa dijalan bahwa ini lintasan sepeda. Bisa saja dia mix. Bisa kalau memang memungkinkan bisa khusus akan dibuat seperti itu. Karena keterbatasan lahan gabung dengan lalu lintas. Mungkin tiap ruas akan berbeda pengaturannya.
Nanti, kata Akbar, proyek ini akan ditenderkan ke perusahan konsultan. Anggaran dana yang disiapkan sampai 300 juta rupiah. Pelaksanaannya masih tahun depan, kata dia.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Jalur khusus sepeda di ibukota makin lama menjadi kebutuhan besar bagi warganya. Kian hari, makin banyak orang yang sumpek dengan polusi akibat kendaraan bermotor dan melirik ke sepeda. Pakar tata kota Nirwono Yoga mengatakan, pembuatan jalur sepeda harus berdampak positif bagi masyarakat. Selain jalur sepeda, pemerintah juga wajib menyediakan rambu penanda, juga rak parkir sepeda.
Audio: Dengan pembangunan jalur sepeda nanti akan mendorong sebagian besar warga kota untuk bersepeda, entah ke sekolah, ke pasar atau ke tempat-tempat kerja. Dengan begitu, kalau itu menjadi sebuah kebudayaan baru, tentu akan menguntungkan,. Pertama untuk pengurangan pencemaran udara, pengurangan kemacetan, dan kemudian penghematan bbm yang lumayan besar. Di sini kalau saya lihat justru peran besar ada di masyarakat.
Yang juga bisa dilakukan, kata Nirwono, adalah mendampingkan jalur khusus sepeda dengan 15 koridor bus Transjakarta. Tapi untuk itu, pedestrian alias jalur pejalan kaki harus diperiksa dulu, mana yang cocok sebagai proyek percontohan.
Audio: Dari 15 koridor tadi, koridor mana yang paling memungkinkan untuk dijadikan pilot project. Disini tentu akan dilibatkan komunitas pengguna sepeda, komunitas pejalan kaki dan pengelola gedung perkantoran yang ada di sepanjang jalur koridor busway. Penting karena mereka pengguna. Sedang para pengelola bangunan di sepanjang koridor adalah tempat-tempat yang akan dikembangkan untuk tempat pemberhantian seperti tempat parkir sepeda dan pertemuan komunitas tersebut.
Yang direkomendasikan, kata Nirwono, adalah pedestrian di ruas Dukuh Atas, Thamrin hingga Monas, juga di Lapangan Banteng dan Menteng. Syarat pedestrian yang layak dijadikan jalur khusus sepeda adalah lebarnya minimal 5 meter. Di area itu lantas dibagi dua lagi; 1,5 meter untuk sepeda, sisanya untuk pejalan kaki.
Audio: Kalau lihat rute pengguna sepeda, dan dari bintaro dan dari depok, tentu jalur yang paling banyak adalah jalur Blok M Sudirman menuju Thamrin. Tapi kenyataan di lapangan trotoar yang ada di sepanjang Sudirman – Blok M belum memenuhi syarat. Itu artinya kalau harus dikembangkan perlu effort baru artinya mesti membuat pelebaran pedestrian.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
Sampai jalur khusus sepeda itu jadi, maka para pesepeda mesti ekstra hati-hati kalau melintas di jalan raya.
Audio: Suasana bersepeda dan bel
[Irvan Imamsyah | KBR68H]
No comments:
Post a Comment